Perencanaan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga
102
mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara program kampung KB ini diharapkan menjadi miniatur dari program KKBPK
ditingkat terendah. Alasan dilaksanakanya program Kampung KB ini karena Presiden Joko Widodo menilai program KB yang sudah ada sejak dulu sudah
tidak terdengar lagi gaungnya seperti pada era orde baru. Untuk mendukung sebuah strategi komunikasi maka langkah langkah yang dilakukan dalam
perencanaan menginformasikan program kampung KB dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.
Langkah pertama dalam perencanaan komunikasi adalah melakukan analisis situasi. Dalam analisis situasi BKKBN Provinsi DIY melihat survei
yang dilakukan BKKBN pusat pada ruang lingkup kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pembangunan keluarga, kegiatan lintas
sektor permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. Menurut Jogiyanto 2005:46 Analis situasi merupakan
tahap pengumpulan data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan program. Berdasarkan hasil Wawancara menunjukan bahwa
Program Kampung KB dibentuk karena Bapak Presiden Joko widodo menilai program KB yang lama sudah tidak lagi efektif seperti pada era Orde Baru dan
melihat tinggiya jumlah penduduk serta rendahnya kualitas hidup masyarakat di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Di Yogyakarta menurut data SP
2010 jumlah kepadatan penduduk di Jogja mencapai 1.067,18 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 532,59 ribu jiwa dengan akses kesehatan yang
masih kurang untuk daerah terpencil. Angka kemiskinan dan kualitas hidup
103
masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam
rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Pengkritisan peneliti bahwa Program Kampung KB yang diadakan
oleh Bapak Presiden Joko Widodo ini merupakan program yang tepat untuk mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia, tidak hanya
mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk tetapi juga mengatasi tingginya angka kemiskinan dan kualitas hidup masyarakat masih jauh dari
kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara.
Tahap selanjutnya adalah menentukan komunikator Dalam proses menginformasikan program Kampung KB yang berperan sebagai komunikator
adalah BKKBN Provinsi DIY. Sebagai komunikator, BKKBN Provinsi DIY bertugas untuk menginformasikan dan menjelaskan program Kampung KB
kepada khalayak sasaran. Tetapi disini BKKBN Provinsi DIY tidak menjadi komunikator tunggal dalam menginformasikan program Kampung KB,
BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan dan narasumber lain untuk membantu menyampaikan program
Kampung KB. Menurut Onong Uchjana Effendy 2000:43 seorang komunikan harus memiliki kepercayaan pada komunikator source credibility
dan daya tarik komunikator source attractiveness.
104
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa BKKBN Provinsi DIY sudah mendapat kepercayaan dan daya tarik dimata masyarakat karena
BKKBN Provinsi DIY merupakan instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dibidang keluarga berencana dalam arti BKKBN Provinsi DIY
memiliki peran sebagai komunikator mempunyai source credibility dan daya tarik. Berdasarkan hasil wawancara pada program kampung KB ini
BKKBN tidak menjadi komunikator tunggal, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan ahli Psikologi, Sosiolognya, Dokter Ginekolog
reproduksi wanita, Bidan dari BKKBN, Departemen Sosial, Dinas Kesehatan, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
Pengkritisan Peneliti dalam tahapan menentukan komunikator yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dinilai sudah cukup baik akan tetapi
pada saat proses berlangsungnya komunikasi yang dilakukan oleh komunikator masayarat mendapat kendala dalam penyampaiyan pesan seperti
narasumber yang berbeda-beda sehingga masyarakat harus beradaptasi lagi dan ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan
menggunakan bahasa yang sulit dicerna oleh masyarakat serta kurangnya alat peraga sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan.
Tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan khalayak. Dalam menentukan khalayak dalam program Kampung
KB tentu mengacu pada konsep-konsep serta tujuan awal program ini. Dalam merancang strategi komunikasi Program Kampung KB, BKKBN Provinsi
DIY menentukan target yang spesifik berdasarkan wilayah miskin dan jumlah
105
KB dibawah rata-rata. Menurut Manase Mallo 1986:150 Menentukan khalayak adalah menetukan orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi,
baik karena memiliki kepentingan organisasi maupun karena khalayak tersebut adalah objek utama dalam proses komunikasi. Menurut hasil
wawancara dalam program Kampung KB ini yang menjadi komunikan adalah masyarakat kampung yang Jumlah Pra-KS dan KS-1 miskin di atas rata-rata
Pra KS- dan KS-1 tingkat desakelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desakelurahan. dan juga Program
Kampung KB sebenarnya bukan semata-mata program yang mengajak warga untuk ber-KB atau memiliki dua anak, namun program Kampung KB ini
mengajak seluruh warga kampung untuk membangun bersama-sama kampung mereka dengan memanfaatkan potensi yang ada dikampung tersebut, sehingga
tinggkat kemiskinan bisa dihindarkan. Berdasarkan hasil data yang dilakukan peneliti Program Kampung KB
ini memang hanya ditujukan untuk wilayah kampung yang dinilai memiliki Jumlah Pra-KS dan KS-1 miskin di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat
desakelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desakelurahan. Karena dapat dilihat disini untuk wilayah
Yogyakarta disetiap kabupaten hanya dipilih satu kampung saja sebagai program Kampung KB namun jika program kampung KB ini dinilai berhasil
maka akan diterapkan dikampung lainya. Pengkritisan yang dilakukan peneliti dalam menentukan khalayak yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah
menurut peneliti sudah cukup tepat, karena pemilihan kampung yang dinilai
106
sebagai kampung padat penduduk untuk daerah Yogyakarta sudah dipilih dan sudah ditetapkan menjadi Kampung KB.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan. Agar suatu kegiatan komunikasi dapat berjalan lebih fokus dan efektif, maka tujuan yang masih
bersifat umum perlu dipersempit untuk mempermudah dalam membuat program komunikasi, karena dengan tujuan yang lebih sempit, maka strategi
yang digunakan akan lebih fokus. Selain itu tujuan juga harus jelas, sederhana, realistis,dan ada keseimbangan antara anggaran, waktu, dan tenaga. R. Wayne
Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Onong Uchjana Effendy 1995:32 Menetukan tujuan merupakan langkah pertama dalam
membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaanya lebih terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Dari hasil wawancara peneliti
menemukan tujuan BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB yaitu BKKBN Provinsi DIY berharap masyarakat punya
kehidupan yang layak dan pengetahuan yang baik tentang program keluarga berencana, dan bersama-sama meningkatkan kualitas hidup ditingkat
kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas. Pengkritisan peneliti bahwa menentukan tujuan yang dilakukan
BKKBN Provinsi DIY cukup tepat karena sesuai dengan tujuan umum program Kampung KB yang telah menjadi acuan yaitu meningkatkan kualitas
hidup ditingkat kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas.
107
Adapun pada tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan pesan. Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan oleh
BKKBN Provinsi DIY berkaitan dengan program Kampung KB. Dalam menginformasikan program Kampung KB, pesan yang secara umum
disampaikan adalah kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas
sektor permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. Menurut Endang Lestari. G Maliki 2003:37
komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikatorsender dapat diterima dengan baik menyenangkan, aktualnyata
oleh komunikanreciever. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan pesan yang secara umum
disampaikan adalah program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga,
kegiatan lintas sektor permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. Materi yang kita sampaikan sudah dikemas
sedemikian rupa sesuai program Kampung KB dan menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal, pada intinya komunikator ingin menjalin komunikasi
yang nyaman bagi masyarakat agar dipahami oleh seluruh masyarakat. Berdasarkan data peneliti menemukan bahwa pesan yang disampaikan
sangat bermanfaat namun cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas, mungkin dengan adanya alat bantu peraga maka pesan yang disampaikan akan
lebih efektif. Pengkritikan peneliti bahwa isi pesan yang disampaikan oleh
108
komunikator sudah baik hanya saja ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sulit dicerna dan
bahwa cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas mungkin dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan dibantu alat peraga maka komunikasi
yang berlangsung akan lebih baik dan pesan yang disampaikan lebih dimengerti masyarakat.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan saluran komunikasi. BKKBN Provinsi DIY bisa menyampaikan pesan kepada khlayak atau komunikan yang
luas dan dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media yang digunakan meliputi tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali
diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan
Berwawasan Kependudukan ”, pelatihan tentang
pemahaman kampung KB yang juga baru satu kali diadakan disetiap kampung KB, sosialisasi KB, ajang
kreatifitas, media cetak printed materials seperti baliho, pembangunan gapura, spanduk, stiker, gapura kampung KB dan media elektronik televisi
dan radio, media cyber seperti website. Menurut Effendy, 2004:31 Dalam proses komunikasi terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya yaitu
Komunikasi tatap muka face-to-face-communication dan Komunikasi bermedia public media dan mass media. Dari hasil wawancara diketahui
Dalam menginformasikan program Kampung KB kita menggunakan beberapa media. salah satunya tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali
diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan
Berwawasan Kependudukan ”, ada juga
, pelatihan tentang pemahaman
109
kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, dan media elektronik yang digunakan seperti televisi dan radio, media internet melalui website resmi
BKKBN dari Pusat maupun BKKBN Provinsi DIY, media cetak seperti baliho, spanduk, stiker dan gapura kampung KB yang terpasang di Kampung
KB yang sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil data yang didapat peneliti untuk Komunikasi tatap
muka face-to-face-communication seperti Workshop baru satu kali diadakan terus untuk pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB dan sosialisasi
KB itu diadakan sebulan sekali sudah dimulai dari bulan januari sedangkan untuk ajang kreatifitas itu merupakan kegiatan keterampilan berupa seni tari,
kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual. Komunikasi bermedia public media dan mass media seperti Radio
Sonora FM dan TVRI sudah ditentukan oleh BKKBN Pusat dari Jakarta, alasan kenapa BKKBN Pusat memilih TVRI sebagai media elektronik untuk
mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran publik LPP yang dikatagorikan sebagai National Public
Service Broadcasting PSB yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. Sedangkan radio Sonora FM dipilih karena sudah tersebar
dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk
mengaksesnya. Untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker juga sudah ada dan pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB
merupakan tanda atau icon kalau kampung tersebut adalah kampung KB
110
selain itu Website sebagai media menginformasikan program Kampung KB yang berisikan berisikan informasi tentang program Kampung KB.
Pengkritikan yang dilakukan peneliti dalam menentukan saluran komunikasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah cukup dalam bidang
komunikasi tatap muka face-to-face-communication seperti workshop, pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB, sosialisasi KB dan ajang
kreatifitas karena BKKBN Provinsi DIY berkomunikasi langsung kepada masyarakat. Sedangkan untuk komunikasi bermedia public media dan mass
media seperti radio, televisi dan media internet webside kurang efektif untuk masyarakat kampung karena mereka tidak memiliki banyak waktu luang dan
aksesnya. Dan untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker, pembangunan gapura dinilai sudah cukup baik.