Bahaya Potensial Usaha Pandai Besi

Kegiatan ini merupakan kegiatan perakitan komponen yang diperlukan seperti pemasangan tangkai pemegang.

2.8.4 Bahaya Potensial Usaha Pandai Besi

Bahaya potensial usaha pandai besi terhadap pekerja antara lain Depkes RI, 1993 dikutip oleh Sihombing 2007 : 1. Proses pemotongan besi baja Proses pemotongan besi baja yang dilakukan dengan pemanasan dan pemahatan besi baja akan dapat menimbulkan bahaya potensial berupa : a. Panas Pemaparan panas dalam waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti: a timbulnya biang keringat b berkurangnya cairan tubuh c kelelahan panas heat exhaustion d kelelahan mata heat cataract b. Bising Bising pada proses pemotongan besi baja dengan frekuensi yang tinggi dan tidak teratur dapat menimbulkan kerusakan permanen pada alat pendengaran berupa ketulian. c. Sikap kerja yang tidak ergonomis Universitas Sumatera Utara Masalah ergonomis pada pemotongan besi baja berupa cara memukul yang tidak benar, landasan penempah yang terlalu tinggirendah akan mengakibatkan: 1 sakit pada otot 2 gangguan fungsi dan bentuk otot d. Getaran Getaran yang ditimbulkan akibat proses pemotongan besi baja dapat mengakibatkan gangguan aliran darah pada jaringan tangan. e. Pancaran api Api yang ditimbulkan dari besibaja yang memijar dan percikan api akibat pemotongan besi baja dapat menyebabkan: 1 kerusakan mata 2 luka bakar pada kulit f. Uap logam dan polusi debu dari pembakaran Uap logam dan polusi debu yang ditimbulkan pada proses pemotongan besibaja dapat mengakibatkan iritasi saluran pernapasan. 2. Proses pembentukan besi baja Dalam proses pembentukan besi baja, bahaya potensial yang dapat ditimbulkan pada prinsipnya tidak berbeda dengan bahaya potensial yang ada pada proses pemotongan besi baja, karena bentuk kegiatannya sama yaitu penempahan besi baja dalam situasi masih panas. Universitas Sumatera Utara 3. Proses penghalusanpenajaman Kegiatan penghalusanpenajaman produk tempa dengan menggunakan kikir atau gerinda sebagai alat penghaluspenajam dapat menimbulkan bahayapotensial berupa : a. Debu Debu hasil penghalusanpenajaman dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan iritasi kulit dengan menimbulkan gangguan: a batuk, pilek, sesak nafas b gatal-gatal, kemerah-merahan pada kulit b. Bising Bising akibat penggurindaan terjadi lebih teratur dengan frekuensi yang cukup tinggi, tetapi tidak terputus-putus akan dapat menimbulkan: 1 penurunan daya dengar 2 konsentrasi menurun c. Sikap kerja yang tidak ergonomis Masalah ergonomis pada saat penghalusanpenajaman produk tempah karena cara duduk yang tidak benar atau cara mengikir yang salah dapat menimbulkan gangguan: 1 sakit pada otot 2 cepat lelah 4. Proses pengelasan Universitas Sumatera Utara Kegiatan menyambung besi baja dengan menggunakan las karbit atau las listrik dapat menimbulkan bahaya potensial berupa : a. Sinar infra merah Sinar infra merah yang ditimbulkan las karbitlas listrik dapat menimbulkan gangguan: 1 katarak 2 mata merahsakit 3 penglihatan kurang b. Sikap kerja yang tidak ergonomis Mengelas dengan membungkuk adalah merupakan sikap yang salah dan dapat menimbulkan gangguan: 1 sakit pada otot 2 gangguan fungsi dan bentuk otot c. Uap fume karbit Bahan karbit yang setelah bercampur dengan air akan menghasilkan uap karbit, dapat menimbulkan gangguan iritasisaluran pernafasan. 5. Proses pengolahan kayu dan perakitan Pada proses ini bahaya yang dapat timbul adalah : a. Tersayat benda tajam Peralatan untuk mengukir berupa pisau dan pahat akan dapat menimbulkan luka b. Sikap kerja yang tidak ergonomis Universitas Sumatera Utara Bekerja dengan cara duduk bersila secara terus-menerus dapat menimbulkan: 1 sakit pada otot 2 atrofi pada otot kaki c. Uap fume pelitur Bahan pelitur yang digunakan untuk mengkilpkan kayu dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan gangguan saluran pernafasan dengan gejala: 1 kulit dan mata kemerah-merahan, gatal-gatal 2 batuk pilek dan sesak nafas

2.8.5 Jenis Alat Pelindung Diri Bagi Pandai Besi

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL PANDAI BESI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA SITAMPURUNG KEC. SIBORONGBORONG KAB. TAPANULI UTARA.

10 48 24

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 1 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 1 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

2 7 38

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

1 11 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 0 33

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PENGELASAN INFORMAL

0 3 11