nyaman dalam menggunakan alat pelindung diri dengan alasan APD tersebut memperlambat pekerjaan para pekerja.
Dalam suasana kerja, kenyamanan tempat kerja dan kenyamana fasilitas akan meningkatkan prestasi kerja dari setisp tenaga kerja. Sehingga dengan
demikian, diharapkan setiap fasilitas atau perlengkapan kerja menimbulkan kenyamanan dalam pemakaiannya akan dapat digunakan oleh pekerja secara
optimal. Sebaliknya, penelitian ini tidak selaras denan penelitian Sumarna 2013
bahwa ada hubungan kenyamanan APD dengan pemakaian APD pada karyawan percetakan dengan nilai p=0,016 p0,05.
Hasil penelitian juga telah menunjukkan bahwa pada pekerja pandai besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab.Tapanuli Utara telah
menggunakan APD dalam kondisi baik, hanya saja ada juga pekerja yang tidak memakai APD dikarenakan mereka kurang nyaman menggunakan APD karena
mereka merasa menggunakan APD memperlambat pekerjaan mereka.
5.4 Hubungan Pemantauan APD dengan Penggunaan APD
Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh bahwa dari 11 responden yang menyatakan pemantauan APD oleh mandor baik, sebanyak 8 orang 72,7
menggunakan APD sedangkan sebanyak 3 orang 27,3 tidak menggunakan APD dan dari 9 responden yang menyatakan pemantauan APD oleh mandor tidak
baik sebanyak 4 orang 44,4 menggunakan APD sedangkan sisanya yaitu sebanyak 5 orang 55,6 tidak menggunakan APD. Dengan menggunakan uji
exact fisher karena terdapat 20 nilai expected kurang dari 5 diperoleh nilai
Universitas Sumatera Utara
p=0,362 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemantauan APD dengan penggunaan APD.
Penelitian ini sejalan dengan Febryanti 2014 bahwa tidak ada hubungan pemantauan dengan penggunaan APD dengan nilai p=0,397 p0,05.
Pada penelitian ini juga, pekerja merasa tidak perlu dipantau dalam hal penggunaan APD saat bekerja dikarenakan mereka lebih nyaman ketika mereka
bekerja sendiri dan memakai APD sesuai keperluan mereka saja, tanpa harus dipantau.
Menurut Notoadmojo 1991 pemantauan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang diterapkan. Tujuan dilaksanakan pemantauan adalah agar target unit dapat tercapai dan untuk
meningkatkan disiplin pekerja khususnya dalam penggunaan APD .
5.5 Hubungan Dukungan Sosial dengan Penggunaan APD
Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh bahwa dari 16 responden yang menyatakan dukungan sosial baik antara sesama teman pekerja sebanyak 10 orang
62,5 menggunakan APD sedangkan sebanyak 6 orang 37,5 tidak menggunakan APD dan dari 4 responden yang menyatakan dukungan sosial
antara sesama teman pekerja tidak baik sebanyak 2 orang 50 atau setengah dari responden menggunakan APD sedangkan sisanya yaitu sebanyak 2 orang
50 atau setengah responden tidak menggunakan APD. Dengan menggunakan uji exact fisher karena terdapat 20 nilai expected kurang dari 5 diperoleh nilai
p=1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan
Universitas Sumatera Utara
sosial dengan penggunaan APD. Penelitian ini juga selaras dengan penelitian Febriyanti 2014 bahwa dari hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya
hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan penggunaan APD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p=1,000 p=0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial antar teman pekerja pandai besi sudah baik, hanya saja ada teman yang tidak menghiraukan temannya dalam
hal penggunaan APD. Berdasarkan hasil uji regresi tersebut dapat dibuat persamaan logistic berganda
yaitu : Y Penggunaan APD = 1,833-3,351pengetahuan+2,647sikap
Variabel yang mempunyai pengaruh paling kuat untuk memengaruhi penggunaan APD pada pekerja pandai besi di Desa Sitampurung, Kecamatan
Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara adalah variabel sikap dengan nilai signifikan 0,054 dan OR sebesar 14,105 yang berarti responden yang mempunyai
sikap baik memiliki kemungkinan dapat memengaruhi penggunaan APD 14 kali dibandingkan responden yang mempunyai sikap cukup dan memiliki pengaruh
cukup kuat untuk memengaruhi penggunaan APD pada pekerja pandai besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.
Sedangkan variabel pengetahuan dengan nilai signifikan 0,029 dengan OR sebesar 0,035 yang artinya responden berpengetahuan cukup mempunyai kemungkinan
dapat memengaruhi penggunaan APD 0,035 kali dibandingkan responden yang berpengetahuan baik.
Universitas Sumatera Utara
Maka dari hasil ini, kondisi APD, pemantauan, dan dukungan sosial sama sekali tidak berhubungan dengan pekerja dalam hal penggunaan APD. Karena
tanpa mereka dipantau, pekerja sendiri sudah mengetahui bahaya apa yang akan dialami selama bekerja. Dalam hal dukungan sosial juga, karena setiap pekerja
secara sendirinya pasti akan menggunakan APD lewat dukungan dari teman kerja. Selanjutnya, variabel yang berpengaruh yaitu pengetahuan dan sikap.
Menurut teori perilaku, yaitu terdapat 3 domain perilaku yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Maka dari itu, perlu pengetahuan yang mendasari sikap yang
diwujudkan melalui tindakan. Sama halnya dengan penggunaan APD, dengan pekerja dibekali pengetahuan tentang APD melalui, misalnya: mengadakan
pelatihan kerja maka sikap pekerja terbentuk melalui tindakan dalam hal penggunaan APD.
Dalam hal pembentukan sikap juga dapat didukung dengan cara member motivasi kepada pekerja dalam hal penggunaan APD, sehingga pekerja akan
menggunakan APD tanpa disuruh.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN