berupa adanya anjuran untuk menggunakan APD saat bekerja, pemberian sanksi maupun pemberian hadiahreward. Dukungan sosial pada pekerja juga sangat
berpengaruh dalam pemakaian APD disebabkan karena faktor bahaya yang telah diketahui. Pekerja ini dapat mengingatkan sesama temannya untuk memakai APD
guna mengurangi efek kecelakaan.
2.8 Pandai Besi
Menurut Depkes RI, 1993 seperti yang dikutip oleh Sihombing 2007 melalui usaha pandai besi dihasilkan berbagai jenis barang seperti pisau, kapak,
golok, blencong, cangkul maupun garpu tanah.
2.8.1 Bahan Baku Pandai Besi
Bahan baku pada usaha pandai besi terdiri dari bahan baku utama dan bahan bakutambahan Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh Sihombing 2007 :
1. Bahan baku utama
a. Besi baja bekas rel kereta api b. Besi baja bekas per mobil
c. Besi baja bulat d. Besi baja bekas plat kapal
e. Besi baja tulangan 2.
Bahan baku tambahan a. Kayu
b. Arang c. Pernis
d. Ampelas kayu
Universitas Sumatera Utara
e. Spritus f. Cat
2.8.2 Peralatan Pandai Besi
Untuk mengolah bahan baku dipergunakan peralatan kerja seperti tersebut dibawah
ini Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh Sihombing 2007 : 1.
Tungku pembakar dan tungku tempa 2.
Penghembus udara 3.
Landasan martil penempa, penjepit, catok angker, pahat pelubang, kikir tangan
4. Mesin gerinda
5. Pisau pengukir dalam berbagai bentuk dan ukuran
6. Seperangkat las listrik atau karbit
7. Bak pendingin
2.8.3 Proses Kerja Pandai Besi
Pada usaha pandai besi proses produksi terdiri dari pengolahan besi baja dan kayu melalui tahapan-tahapan berikut Depkes RI, 1993 yang dikutip oleh
Sihombing 2007 : a.
Pemotongan besi baja Pemotongan besi baja adalah merupakan kegiatan awal dari rangkaian
proses kerja. Semua bahan baku yang berupa besi baja tersebut dipotong sesuai kebutuhan melalui
pemanasan pada suhu 1.000°C sampai 1.100°C kemudian dipahat atau langsung dipahat tanpa pemanasan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembentukan
Proses pembentukan dilakukan dengan cara membakar besi baja yang telah dipotong tersebut pada suhu 1.000°C sampai 1.100°C selanjutnya ditempa
dalam keadaan panas di atas landasan dengan menggunakan martil penempa. c.
Pengerasanpenyepuhan besi baja Besi hasil tempaan dikeraskan melalui pemanasan dan penajaman kembali
pada suhu sekitar 800°C sampai 900°C. Selanjutnya dilakukan proses celup
quenching ke dalam bak berisi air atau oli. d.
Penghalusanpenajaman besi baja Proses selanjutnya adalah penghalusan dan penajaman yang dilakukan
dengan cara menggerinda atau mengikir. Untuk memperkilat permukaan logam dari produk tertentu seperti pisau, golok, selanjutnya dilakukan proses
pemolesan. e.
Pengelasan besi baja Proses pengelasan merupakan penyambungan dari beberapa bagian, proses
ini hanya diperlukan untuk pembuatan cangkul atau garpu dan biasanya dilakukan dengan menggunakan las karbit.
f. Pengolahan kayu dan pemelituran
Kegiatan ini merupakan pembuatan kerangka dan pembuatan ukiran dari gagang pisau atau golok. Setelah itu kerangka tersebut dipelitur mengkilap
sesuai dengan kebutuhan. g.
Penyetelan
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan ini merupakan kegiatan perakitan komponen yang diperlukan seperti pemasangan tangkai pemegang.
2.8.4 Bahaya Potensial Usaha Pandai Besi