30
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Proses Produksi Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia
Pembuatan tahu sumedang melewati beberapa tahapan. Berikut ini adalah proses-proses pembuatan pabrik tahu sumedang, yaitu :
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan tahu sumedang ini adalah kacang kedelai yang di impor dari Amerika. Dalam sehari dihabiskan 800
– 1.000 kg
kedelai. 2. Perendaman
Kedelai direndam selama satu jam agar mengembang dan
selanjutnya digiling untuk menjadi bubur kedelai. 3. Penggilingan
Kedelai yang telah direndam kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan dan proses penggilingan membutuhkan air. Bubur kedelai
yang telah digiling, ditampung dalam tong plastik untuk kemudian direbus.
4. Perebusan
Bubur kedelai hasil dari penggilingan langsung dimasukkan ke dalam kuali perebusan. Sumber panas pada proses perebusan ini berasal
dari ketel uap. Bubur kedelai direbus selama + 20 menit.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyaringan
Bubur kedelai yang telah selesai di rebus langsung dimasukkan ke dalam saringan kain sutra tudung, di bawah saringan diletakkan tong
plastik untuk menampung air tahu. Hasil penyaringan ini adalah air tahu, sementara ampas tidak digunakan.
6. Pemberian Larutan ObatAsam Cuka
Air tahu yang telah disaring dicampur dengan larutan obatasam cuka sambil diaduk. Setelah selesai dicampur dengan larutan obatasam
cuka, air tahu lansgung dituang ke alat pencetakan. Penambahan larutan obatasam cuka berguna agar air tahu menjadi gumpalan padat pada saat di
cetak.
7. Pencetakan
Sebelum proses pencetakan, kain tudung yang digunakan untuk mencetak harus dioleskan minyak makan agar air tahu tidak lengket dikain
dan di cetakan. Mekanisme pencetakan tahu secara berurutan, mulai dari pengambilan gumpalan pati tahu dari tong kayu, kemudian dimasukkan ke
dalam wadah pencetakan berupa tempat berbahan papan beralaskan kain tudung yang menyaring air dari gumpalan pati tahu, lalu kain tersebut
ditutup dan di tekan agar tahu menjadi padat dan tercetak.
8. Pemotongan
Tahap ini tahu dipotong bentuk persegi. Pemotongan menggunakan pisau dengan pengukuran besar tahu menggunakan kayu yang datar seperti
Universitas Sumatera Utara
penggaris. Setelah pemotongan, sebagian tahu dimasukkan ke wadah pengepakan yang berisi air kemudian direndam satu malam.
9. Penggorengan
Tahu yang telah dicetak dan direndam satu malam kemudian digoreng menggunakan kuali dengan sumber panas berasal dari kayu
bakar yang dibantu dengan alat blower agar api tetap menyala dengan besar. Proses penggorengan membutuhkan waktu + 5 menit.
4.2 Gambaran Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja pabrik dengan bangunan terbuka dengan atap seng, dibagian proses pembuatan tahu lantai basah, sedangkan di bagian
penggorengan dan penyimpanan tahu yang sudah masak kondisi lantai tanah dan kering. Awal masuk kedalam pabrik disebelah kanan ada bagian penggorengan,
disebelah kiri ada tempat penyimpanan tahu yang sudah dimasak. Masuk kedalam ada tempat proses pembuatan tahu dan di ujung kanan ada ketel uap yang
digunakan untuk merebus air tahu yang dialirkan melalui pipa. Pabrik ini memiliki beberapa perangkat kerja yaitu 4 buah kuali, 3 buah mesin giling
kedelai, 2 set pemotong tahu dan 18 pencetak tahu. Pekerja di lokasi penelitian berjumlah 25 orang. Kegiatan yang dilakukan
yaitu merendam kedelai, memasukkan kedelai ke mesin penggiling, merebus kedelai, menyaring air tahu untuk memisahkan ampas nya, memasukkan larutan
obat, mencetak dan memotong tahu dan menggoreng tahu agar siap dijual dan di konsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Pekerja di bagian proses pembuatan tahu memakai sepatu boots dan pekerja di bagian penggorengan dan penyimpanan tahu tidak memakai sepatu
boots. Pekerja di bagian proses pembuatan tahu ada yang memakai baju dan ada yang tidak memakai baju. Pekerja yang tidak memakai baju mempunyai alasan
tidak memakai baju karena panas dan agar lebih nyaman daripada memakai baju yang basah karena keringat.
Suhu panas di lingkungan kerja berasal dari dua sumber yaitu panas matahari dan panas dari proses pembuatan tahu sumedang. Suhu panas dari proses
kerja berasal dari alat-alat yang digunakan dalam pembuatan tahu sumedang seperti ketel uap dan api untuk menggoreng tahu.
Akibat terpapar langsung oleh tekanan panas di lingkungan kerja, pekerja merasa kelelahan, keringat berlebih, terkadang merasa pegal di punggung, tangan,
pinggang dan pekerja juga merasa cepat haus. Ini adalah gejala heat strain yang dirasakan oleh pekerja, oleh karena itu pekerja membawa minuman air putih
untuk menghilangkan rasa haus. Pekerja yang paling besar terkena paparan panas adalah pekerja bagian
penggorengan dan pekerja yang berada dekat dengan perebusan air tahu. Maka dari itu pekerja pada bagian proses pembuatan tahu banyak yang tidak memakai
baju dan lebih banyak mengkonsumsi air putih. 4.3 Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden yang terdiri dari umur dibagi menjadi 4 kategori yaitu 20, 20
– 30 tahun, 31 – 40 tahun dan 41 tahun. Jenis kelamin dibagi menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Maka karakteristik
Universitas Sumatera Utara
responden pada pekerja Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Pekerja Pabrik Tahu
Sumedang Kecamatan Medan Polonia Tahun 2015 Karakteristik Responden
Jumlah N
Umur 20 tahun
21 – 30 tahun
31 – 40 tahun
41 tahun 3
16 5
1 12
64 20
4 Total
25 100
Jenis kelamin Laki
– Laki Perempuan
20 5
80 20
Total 25
100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa umur pekerja pabrik tahu sumedang terbanyak adalah kelompok umur 21
– 30 tahun yaitu 16 orang 64, Pekerja jenis kelamin laki
– laki adalah yang paling banyak yaitu 20 orang 80 dan perempuan yaitu 5 orang 20.
4.4 Tekanan Panas