25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gejala heat strain
akibat paparan panas pada pekerja di Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia Tahun 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia dengan pertimbangan pabrik pembuatan tahu sumedang berisiko terkena
paparan panas dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai gejala heat strain akibat paparan panas pada pekerja di pabrik tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah semua pekerja yang bekerja di Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia yaitu berjumlah 25 orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto 2006, apabila sampelnya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total
Universitas Sumatera Utara
Population . Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah semua pekerja di
Pabrik Tahu Sumedang yang berjumlah sebanyak 25 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lapangan berupa Indek Suhu Bola Basah ISBB, suhu badan pekerja, denyut nadi
pekerja dan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada para pekerja di Pabrik Tahu Sumedang.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pemilik pabrik tahu sumedang berupa data pekerja dan gambaran umum berdirinya pabrik hingga sekarang.
3.5 Defenisi Operasional
1. Lingkungan kerja adalah keadaan
tempat kerja yang dapat mempengaruhi kondisi pekerja pabrik tahu sumedang pada saat bekerja.
2. Proses Kerja adalah kegiatan yang dilakukan selama jam kerja berlangsung oleh pekerja pabrik tahu sumedang.
3. Panas adalah kondisi dari lingkungan kerja dan proses kerja yang menghasilkan panas sehingga pekerja terkena paparan panas yang
mengakibatkan timbulnya gejala heat strain selama proses pembuatan tahu sumedang. Untuk mengetahui suhu panas menggunakan alat Questemp
Universitas Sumatera Utara
dibantu oleh tenaga laboraturium teknik industri. Cara penggunaan alat Questemp
adalah sebagai berikut : a. Tombol power ditekan
b. Tombol 0C atau 0F ditekan untuk menentukan suhu yang digunakan
c. Tombol globe ditekan untuk menentukan suhu bola d. Tombol wet bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola basah
e. Hasil akan keluar kemudian dicatat f. Tombol power ditekan kembali untuk mematikan
Adapun kategori untuk tekanan panas adalah : 1. Suhu normal yaitu suhu yang tidak melebihi 28,0 ºC
2. Suhu melebihi nilai ambang batas jika suhu melebihi 28,0 ºC 4. Physiological Strain Index adalah pengukuran tingkat kategori heat strain
untuk mengetahui tingkatan heat strain pada pekerja dengan kriteria mengukur suhu tubuh pekerja dan denyut nadi pekerja kemudian
dimasukkan dalam rumus sebagai berikut : PSI = 5 T
– 36,5 39,5 – 36,5 + 5 HR – 60 180 – 60 T dan HR merupakan suhu tubuh dan denyut nadi yang diukur pada waktu
kapan saja selama waktu paparan tekanan panas berlangsung. Sedangkan 36,5 dan 180 sebagai standar suhu tubuh denyut jantung tertinggi Wan,
2006.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran Physiological Strain Index dari suhu inti tubuh ada berbagai tingkatan, yaitu 0-2 kategori tidaksedikit, 3-4 kategori rendah, 5-6
kategori sedang, dan 7-8 kategori tinggi. Cara mengukur suhu tubuh dan denyut nadi adalah sebagai berikut :
a. Suhu tubuh pekerja diukur menggunakan termometer yang dimasukkan kedalam mulut dibawah lidah selama kurang lebih 3
sampai 4 menit, kemudian ambil termometer dan lihat angka yang muncul dibadan termometer. Berdasarkan Moran dkk 1998 suhu
yang didapat dari termometer ditambahkan 0,5º. b. Denyut nadi pekerja diukur menggunakan stopwatch dengan cara
meraba pergelangan tangan arteri radialis. Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari tengah dan
jari manis jika mengalami kesulitan menggunakan 2 jari. Temukan titik nadi, yaitu nadi radialis dipergelangan tangan di sisi ibu jari.
Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah
denyutan selama minimum 30 detik, tetapi idealnya adalah 1 menit.
5. Gejala heat strain adalah reaksi akibat paparan panas yang mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja pabrik tahu sumedang pada saat bekerja. Gejala
heat strain ada 3 tahapan, pertama gejala awal, kedua gejala ringan dan
yang ketiga gejala berat. Untuk mengetahui gejala heat strain digunakan kuesioner pada saat melakukan observasi pada pekerja pabrik tahu.
Universitas Sumatera Utara
Gejala Heat Strain Kriteria
Observasi Heat Strain
Gejala Awal Ringan
Berat Keram otot
Ya, dapat menjadi berat biasanya pada
tangan Ya, dapat menjadi
berat biasanya pada tangan dan perut
Ya, mungkin dengan gangguan
hebat atau kejang otot
Napas Berubah
Cepat Napas dalam pada
awal kemudian dangkal
Denyut nadi Berubah
Menurun Menurun cepat
Kelemahan Ya
Pada seluruh tubuh Ya berat parah
Kulit Hangat dan lembab
Dingin hingga lembab panas
Kering dan panas Keringat
Lebih banyak Banyak
Sedikit atau tidak sama sekali
Tingkat kesadaran
Performa berkurang, kadang
kadang pusing Sakit kepala,
pusing seperti ingin pingsan
Kebingungan, kekuatan menurun,
hilang kesadaran, pupil dilatasi,
kemungkinan koma atau kematian
Sumber : OSHS 1997
3.8 Analisis Data
Analisis data dilakukan secara statistik deskriptif dengan menggunakan analisis univariat untuk mengetahui Physiological Strain Index dan disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Proses Produksi Pabrik Tahu Sumedang Kecamatan Medan Polonia
Pembuatan tahu sumedang melewati beberapa tahapan. Berikut ini adalah proses-proses pembuatan pabrik tahu sumedang, yaitu :
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan tahu sumedang ini adalah kacang kedelai yang di impor dari Amerika. Dalam sehari dihabiskan 800
– 1.000 kg
kedelai. 2. Perendaman
Kedelai direndam selama satu jam agar mengembang dan
selanjutnya digiling untuk menjadi bubur kedelai. 3. Penggilingan
Kedelai yang telah direndam kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan dan proses penggilingan membutuhkan air. Bubur kedelai
yang telah digiling, ditampung dalam tong plastik untuk kemudian direbus.
4. Perebusan
Bubur kedelai hasil dari penggilingan langsung dimasukkan ke dalam kuali perebusan. Sumber panas pada proses perebusan ini berasal
dari ketel uap. Bubur kedelai direbus selama + 20 menit.
Universitas Sumatera Utara