tinggi, sering kali tergantung kepada pantulan pakaian yang digunakan Alpaugh,1988. Efek dari pakaian sulit untuk dikaji sejak terjadinya penurunan
kehilangan panas melalui radiasi dan konveksi. Terjadinya penurunan tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain ketebalan bahan pakaian, warna,
dan apakah pakaian tersebut longgar atau tidak.
2.1.7 Indikator Tekanan Panas
Indikator tekanan panas menurut Suma’mur 2009 terdiri dari : 1. Suhu Efektif
Suhu efektif yaitu indeks sensoris tingkat panas rasa panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu,
kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif ialah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas metabolisme tubuh. Untuk
penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuat Skala Suhu Efektif Dikoreksi Corected Effective Themperature Scale,
namun tetap saja ada kelemahan pada suhu efektif yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme tubuh.
2. Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB Indeks Suhu Basah dan Bola Wet Bulb-Globe Temperature Index, yaitu
rumus-rumus sebagai berikut : ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 x suhu kering untuk bekerja
dengan sinar matahari ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi untuk pekerjaan tanpa sinar
matahari
Universitas Sumatera Utara
3. Prediksi Kecepatan Keluarnya Keringat Selama 4 Jam Prediksi kecepatan keluarnya keringat selama 4 jam Predicted 4 Hour
Sweetrate disingkat P4SR, yaitu banyaknya prediksi keringat keluar selama 4
jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara serta panas radiasi. Nilai prediksi ini dapat pula dikoreksi untuk bekerja dengan
berpakaian dan juga menurut tingkat kegiatan dalam melakukan pekerjaan. 4.
Indeks Belding-Hacth Indeks Belding-Hacth
yaitu kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu orang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond, dalam keadaan sehat
dan memiliki kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi terhadap panas.
2.1.8 Pengukuran Tekanan Panas
Pengukuran ISBB dilakukan dengan menggunakan Questemp, dimana alat ini dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering,
dan suhu radiasi Tarwaka, 2004. Cara Kerja :
1. Tombol power ditekan 2. Tombol 0C atau 0F ditekan untuk menentukan suhu yang
digunakan 3. Tombol globe ditekan untuk menentukan suhu bola
4. Tombol wet bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola basah 5. Hasil akan keluar kemudian dicatat
6. Tombol power ditekan kembali untuk mematikan
Universitas Sumatera Utara
Adapun kategori untuk tekanan panas adalah 1. Suhu normal yaitu suhu yang tidak melebihi 28,0 ºC
2. Suhu melebihi nilai ambang batas jika suhu melebihi 28,0 ºC 2.2 Physiological Heat Strain
Metode penilaian heat strain menggunakan Physiological Strain Index PSI diperkenalkan pertama kali oleh Moran, Shitzer, dan Pandolf 1998.
Physiological Strain Index PSI yang didasarkan pada pengukuran denyut
jantung dan suhu tubuh yang kemudian dimasukkan dalam rumus berikut : PSI = 5 T - 36,5 39,5
– 36,5 + 5 HR – 60 180 – 60 T dan HR merupakan suhu tubuh dan denyut nadi yang diukur pada waktu
kapan saja selama waktu paparan tekanan panas berlangsung. Sedangkan 36,5 dan 180 sebagai standar suhu tubuh denyut jantung tertinggi Wan, 2006.
Physiological Strain Index PSI dihitung saat responden terpapar panas
tanpa harus menunggu sampai paparan berakhir untuk menilai terjadinya heat strain
. Tidak seperti metode lain yang melibatkan banyak indikator, Physiological Strain Index
PSI hanya menggunakan dua indikator untuk menghindari terjadinya kesalahan Moran, 1998.
Pengukuran heat strain pemantauan suhu inti tubuh Core Body Temperature
merupakan pengukuran utama untuk mengevaluasi heat strain. Untuk mendapatkan gambaran suhu inti tubuh, dapat dilakukan pengukuran suhu
pada daerah esofagus atau daerah rektal. Namun dalam penelitian di lapangan, dua area tersebut menjadi kendala karena alasan ketidaknyamanan, faktor keamanan,
Universitas Sumatera Utara
ketidakmauan partisipan untuk dilakukan pengukuran dan membatasi aktifitas gerak partisipan. Sehingga beberapa tahun terakhir digunakanlah pengukuran
suhu oral, yang secara luas dapat dilakukan terhadap partisipan tanpa menggangu aktifitas normal mereka Hunt, 2011. Pengukuran suhu oral menurut Bernard
2006 cukup menggambarkan suhu inti tubuh dengan menambahkan 0,5ºC. Berikut ini tingkat gejala heat strain berdasarkan Physiological Strain
Index PSI dalam ukuran suhu tubuh inti menurut Moran dkk 1998:
Tabel 2.1 Pengukuran Physiological Strain Index PSI Dari Suhu Inti Tubuh Strain
PSI tºC
NoLittle 37,12
1 37,15
2 37,35
Low 3
37,60 4
37,77 Moderate
5 37,99
6 38,27
High 7
38,60 8
38,70
Sumber : Moran dkk 1998
Evaluasi heat strain yang terakhir yaitu pemantauan keluhan subjektif yang dialami pekerja. Menurut OSHS 1997 keluhan subjektif pekerja terhadap
heat strain dimulai dengan sakit kepala. Gejala lain juga mungkin timbul yaitu
keram otot, perubahan pola napas, keringat berlebih dan bintik-bintik merah pada kulit.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Gejala Heat Strain Kriteria
Observasi Heat Strain
Gejala Awal Ringan
Berat Keram otot
Ya, dapat menjadi berat biasanya pada
tangan Ya, dapat menjadi
berat biasanya pada tangan dan perut
Ya, mungkin dengan gangguan
hebat atau kejang otot
Napas Berubah
Cepat Napas dalam pada
awal kemudian dangkal
Denyut nadi Berubah
Menurun Menurun cepat
Kelemahan Ya
Pada seluruh tubuh Ya berat parah
Kulit Hangat dan lembab
Dingin hingga lembab panas
Kering dan panas Keringat
Lebih banyak Banyak
Sedikit atau tidak sama sekali
Tingkat kesadaran
Performa berkurang, kadang
kadang pusing Sakit kepala,
pusing seperti ingin pingsan
Kebingungan, kekuatan menurun,
hilang kesadaran, pupil dilatasi,
kemungkinan koma atau kematian
Sumber : OSHS 1997
2.3 Temperatur Tubuh
2.3.1 Pengertian Temperatur Tubuh