48
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan di Medan
Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan Kopinkra dengan Badan Hukum : No. 173BHPADKWK.297 yang berlokasi pada jalan Titi Papan Gg Pertama
No 15 K Medan. Berdiri sejak tahun ± 1970, pada saat itu anggota Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan sekitar 15-20 pengrajin, pertengahan tahun 1980
anggota meningkat hingga mencapai 80 pengrajin, dan pada tahun 2000 hingga sekarang anggota berkurang menjadi 37 pengrajin dan yang aktif hanya sekitar 30
pengrajin rotan. Visi dari Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan Medan Kopinkra
adalah: Mari kita bangun atau jaga koperasi industri dan kerajinan rotan untuk kemajuan
kita bersama, jadikanlah koperasi industri dan kerajinan rotan sebagai wadah menyatukan visi dan misi anggota pengrajin untuk mencapai tujuan kehidupan
yang lebih sejahtera. Menurut Undang-Undang No 25 tahun 1992 pasal 3 tujuan koperasi
Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
Universitas Sumatera Utara
49
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian
Analisis deskriptif dalam penellitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian.Terdapat 16 butir pertanyaan, 12 butir pertanyaan untuk variabel X dan 4 butir pertanyaan untuk variabel Y.Responden dalam penelitian
ini adalah anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di Medan. Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
No Kategori
Jumlah 1
2 3
4 5-10 Tahun
11-20 Tahun 21-30 Tahun
31-40 Tahun 1
22 2
5 Total
30 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner November 2016
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden pada kategori 5-10 tahun sebanyak 1 usaha, 11-20 tahun sebanyak 22 usaha, 21-30 tahun sebanyak 2
usaha, dan 31-40 tahun sebanyak 5 usaha. Dapat disimpulkan bahwa kategori 11-20 tahun usaha yang paling dominan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
50
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Kategori
Jumlah 1
2 3
4 5
6 15-24 Tahun
25-34 Tahun 35-44 Tahun
45-54 Tahun 55-64 Tahun
65-74 Tahun 1
3 15
6 3
2
Total 30
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner November 2016 Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan usia yang paling banyak diteliti adalah usia 35-44 tahun sebanyak 15 orang.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Kategori
Jumlah 1
2 3
4 5
6 7
SD SMP
SMA D1
D2 D3
S1 1
6 20
1 -
- 1
Total 30
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner November 2016 Pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak diteliti adalah tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 20 orang.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Terdapat 16 butir pertanyaan; 4 butir pertanyaan untuk variabel Resource- based View X
1
, 8 butir pertanyaan untuk variabel Orientasi Kewirausahaan X
2
, 4 butir pertanyaan untuk variabel Keunggulan Bersaing Y. Kuesioner disebar ke
30 orang sampel.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Semantic-Differensial untuk menanyakan pengaruh
kreativitas dan keterampilan terhadap keberhasilan usaha pada anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di Medan.
Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Variabel Y:
1. Resource-based View X
1
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Resource-based View X
1
No Item
1 2
3 4
5 F
F F
F F
1 1
3,3 24
80,0 5
16,7 2
8 26,7
16 53,3
6 20,0
3 2
6,7 16
53,3 11
36,7 1
3,3 4
4 13,3
21 70,0
5 16,7
Sumber: Hasil pengelolahan SPSS November 2016 Tabel 4.4 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel
Resource-based View X
1
yang diperoleh dari 30 responden. a.
Pada pernyataan “usaha memiliki fisik bangunan”, terdapat 16,7 responden yang menyatakan setuju di tingkat angka 5, 80 menyatakan
setuju ditingkat angka 4, dan 3,3 setuju di tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki fisik bangunan akan
memajukan usaha yang dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
52
b. Pada pernyataan “anggota usaha memiliki pengetahuan yang dapat
dikembangkan dengan baik”, terdapat 20 setuju ditingkat angka 4, 53,3 setuju ditingkat angka 3, dan 26,7 tidak setuju ditingkat angka 2.
Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki pengetahuan yang dapat dikembangkan akan memajukan usaha yang dijalankan.
c. Pada pernyataan “usaha memiliki keterampilan yang unik”, terdapat 3,3
setuju ditingkat angka 5, 36,7 setuju ditingkat angka 4, 53,3 setuju ditingkat angka 3, dan 6,7 tidak setuju ditingkat angka 2. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa memiliki keterampilan yang unik akan memajukan usaha yang dijalankan.
d. Pada pernyataan “usaha memiliki karyawan yang ahli dalam bidangnya”,
terdapat 16,7 setuju ditingkat angka 5, 70 setuju ditingkat angka 4, dan 13,3 setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden
setuju bahwa memiliki karyawan yang ahli dibidangnya akan memajukan usaha yang dijalankan.
2. Orientasi Kewirausahaan X
2
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban responden terhadap Variabel Orientasi
Kewirausahaan X
2
No Item
1 2
3 4
5 F
F F
F F
5 7
23,3 21
70,0 2
6,7 6
14 46,7
15 50
1 3,3
7 23
76,7 7
23,3 8
3 10,0
15 50,0
12 40,0
9 17
56,7 13
43,3 10
18 60,0
12 40,0
11 18
60,0 12
40,0 12
5 16,7
16 53,3
9 30,0
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 4.5 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel Orientasi Kewirausahaan X
2
yang diperoleh dari 30 responden. a.
Pada pernyataan “usaha mampu menghasilkan ide-ide baru”, terdapat 6,7 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 70
menyatakan setuju ditingkat angka 4, 23,3 menyatakan setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki
kemampuan menghasilkan ide-ide baru akan memajukan usaha yang dijalankan.
e. Pada pernyataan “usaha mampu menyusun strategi dalam bisnis yang
dijalankan”, terdapat 3,3 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 50 menyatakan setuju ditingkat angka 4, 46,7 menyatakan
setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya memiliki kemampuan menyusun strategi dalam bisnis yang
dijalankan. f.
Pada pernyataan “usaha berani dalam mengambil resiko untuk mencapai profit”, terdapat 23,3 responden yang menyatakan setuju ditingkat
angka 5, 76,7 menyatakan setuju ditingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki keberanian dalam
mengambil resiko akan bisa mencapai profit yang lebih. g.
Pada pernyataan “usaha berani mengambil resiko untuk mencoba design baru”, terdapat 40 responden yang menyatakan setuju ditingkat 5, 50
menyatakan setuju ditingkat 4, 10 menyatakan setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki keberanian
Universitas Sumatera Utara
54
mengambil resiko untuk mencoba design baru akan memajukan usaha yang dijalankan.
h. Pada pernyataan “usaha memiliki sifat ingin mengungguli pesaing”,
terdapat 43,3 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 56,7 menyatakan setuju ditingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas
responden setuju bahwa saya memiliki sifat ingin mengungguli pesaing. i.
Pada pernyataan “Usaha memiliki kemampuan dalam mencari peluang”, terdapat 40 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 60
menyatakan setuju ditingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya memiliki kemampuan dalam mencari peluang.
j. Pada pernyataan “usaha mampu bertanggung jawab atas semua
keputusan”, terdapat 40 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 60 menyatakan setuju ditingkat angka 4. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa saya mampu bertanggung jawab atas semua keputusan.
k. Pada pernyataan “usaha selalu ingin menjadi yang terbaik diantara
pesaing”, terdapat 30 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 53,3 menyatakan setuju ditingkat angka 4, 16,7 menyatakan
setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa usaha saya selalu ingin menjadi yang terbaik diantara pesaing.
Universitas Sumatera Utara
55
3. Keunggulan Bersaing Y
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keunggulan Bersaing Y
No Item
1 2
3 4
5 F
F F
F F
13 14
46,7 16
53,3 14
2 6,7
16 53,3
12 40,0
15 5
16,7 21
70,0 4
13,3 16
3 10,0
24 80,0
3 10,0
Sumber: Hasil pengelolahan SPSS November 2016
Tabel 4.6 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel keunggulan bersaing Y yang diperoleh dari 30 responden.
a. Pada pernyataan “usaha memiliki harga produk yang dapat diterima
pembeli”, terdapat 53,3 menyatakan setuju ditingkat angka 5, 46,7 menyatakan setuju ditingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas responden
setuju bahwa saya memiliki harga produk yang dapat diterima pembeli. b.
Pada pernyataan “usaha memiliki harga produk yang bersaing”, terdapat 40 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 53,3 menyatakan
setuju ditingkat angka 4, 6,7 menyatakan setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa usaha saya memiliki harga yang
bersaing diantara pesaing lainnya. c.
Pada pernyataan “usaha memiliki produk dengan kualitas yang baik”, terdapat 13,3 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 70,0
menyatakan setuju ditingkat angka 4, 16,7 menyatakan setuju ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa usaha saya
memiliki produk dengan kualitas yang baik.
Universitas Sumatera Utara
56
d. Pada pernyataan “produk bisa dipesan sesuai dengan tipe yang pembeli
inginkan”, terdapat 10 responden yang menyatakan setuju ditingkat angka 5, 80 menyatakan setuju ditingkat angka 4, 10 menyatakan setuju
ditingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa produk saya bisa dipesan sesuai dengan tipe yang pembeli inginkan.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.
Selain itu uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov- smirnov.Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 21.0 for
Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:
1. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Bentuk grafik jika tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.Sebaliknya, jika bentuk
grafik melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
57 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram
Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri ataupun ke kanan, hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.
1. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied
Residual
Titik-titik jika masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data telah berdistribusi normal.Sebaliknya jika titik tidak menyebar di sekitar garis
diagonal, maka data tidak berdistribusi normal
Dependent Variable : Keunggulan Bersaing
Universitas Sumatera Utara
58 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual
Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal.
2. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov Test
Asymp. Sig. 2-tailed jika 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
Dependent Variable : Keunggulan Bersaing
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.7 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.53381333
Most Extreme Differences
Absolute .092
Positive .092
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .503
Asymp. Sig. 2-tailed .962
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig 2-tailed sebesar 0,962 di atas tingkat signifikansi 0,05.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor.Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya.Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan
variable.bebas lainnya. Dengan nilai : a.
Tolerance value 0,1 atau VIF 5, maka terjadi multikolinieritas b.
Tolerance value 0,1 atau VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016 Pada Tabel 4.8 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki
Tolerance value 0,1 atau VIF 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
.
4.2.2.3 Uji Heteroskedostisitas
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
penyebaran atau variasi dari semua variabel yang diobservasi. Kriteria uji heteroskedostisitas yaitu apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y maka disimpulkan suatu model regresi dianggap tidak terdapat masalah
heterokedastisitas. Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
Constant 2.404
4.162 .578 .568
RBV .420
.158 .454
2.658 .013 .942
1.062 Orientasi
Kewirausahaa n
.191 .089
.367 2.148 .041
.942 1.062
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Universitas Sumatera Utara
61
1. Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Gambar 4.3 Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot
Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Gletser
Heteroskedastisitas dengan menggunakan gletser memiliki kriteria jika Nilai Sig 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dependent Variable : Keunggulan Bersaing
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas dengan Gletser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
Constant 4.461
2.262 1.972
.059 RBV
-.138 .086
-.303 -1.603
.121 Orientasi
Kewirausahaan -.037
.048 -.145
-.766 .450
b. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Pada Tabel 4.9 terlihat semua variabel bebas memiliki nilai Sig 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil uji di atas dibuktikan bahwa data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 21.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.404 4.162
.578 .568
RBV .420
.158 .454
2.658 .013
Orientasi Kewirausahaa
n .191
.089 .367
2.148 .041
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Universitas Sumatera Utara
63
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada kolom kedua Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai B
1
variabel kreativitas sebesar 0,420, nilai B
2
variabel keterampilan sebesar 0,191 dan nilai konstanta a sebesar 2,404 sehingga diperoleh persamaan regresi linear
berganda: Y= 2,404 + 0,420 X1+0,191 X2 + e.
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a.
Konstanta a = 2,404 menunjukkan RBV dan orientasi kewirausahaan bernilai konstan, maka keunggulan bersaing pada anggota koperasi industri
dan kerajinan rotan di Medan akan diperoleh sebesar 2,404. b.
Koefisien B
1
X
1
= 0,420 menunjukkan bahwa RBV memiliki hubungan terhadap keunggulan bersaing pada anggota koperasi industri dan kerajinan
rotan di Medan. Sehingga apabila RBV dinaikkan sebesar satu satuan maka keunggulan bersaing pada anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di
Medan bertambah sebesar 0,420. c.
Koefisien B
2
X
2
= 0,191 menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan memiliki hubunganterhadap keunggulan bersaing pada anggota koperasi
industri dan kerajinan rotan di Medan. Sehingga apabila orientasi kewirausahaan dinaikkan sebesar satu satuan maka keberhasilan usaha pada
anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di Medan bertambah sebesar 0,191.
Universitas Sumatera Utara
64
4.2.3.1 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas yaitu RBV X
1
, orientasi kewirausahaan X
2
, dalam menjelaskan variabel terikat yaitu keunggulan bersaing pada anggota
koperasi industri dan kerajinan rotan di Medan Y secara bersama-sama, dimana: 0
≤ R² ≤ 1. Koefisien determinasi R² jika semakin besar mendekati satu, maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat.Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.Jika Koefisien determinasi R² semakin kecil mendekati nol, maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat Y.Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Pengujian analisis regresi linear berganda menggunakan program Statistical
Product and Service Solution SPSS versi 21,00 for windows. Hasil pengolahan dari analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.11
berikut ini:
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .510
a
.260 .205
1.58961 a. Predictors: Constant, RBV, Orientasi Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Universitas Sumatera Utara
65
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat nilai Adjusted R Square adalah 0.205 berada antara 0 R
2
1 yang berarti bahwa 20,5 keunggulan bersaing pada anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di Medan dipengaruhi cukup erat oleh RBV
dan orientasi kewirausahaan sedangkan 79,5 lagi sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan Uji-F
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :
H : b
1
= b
2
= 0 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent yaitu RBV X
1
, Orientasi Kewirausahaan X
2
terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing H
: b
1
≠ b
2
≠0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu yaitu RBV X
1
, Orientasi Kewirausahaan X
2
terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :
H diterima apabila F
hitung
F
tabel
pada α = 5
H ditolak apabila F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
66
Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 30 orang dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3 sehingga diperoleh:
a. Df Pembilang = k – 1 3– 1 = 2
b. Df Penyebut = n – k 30-3 = 27
Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan program SPSS 21,00 for windows. Kemudian akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada tingkat α = 5 2:27 = 3,35
Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.12:
Tabel 4.12 Uji Simultan Uji -F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
23.942 2
11.971 4.737
.017
b
Residual 68.225
27 2.527
Total 92.167
29 a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
b. Predictors: Constant, RBV, Orientasi Kewirausahaan Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai F
hitung
adalah 4,737 dengan tingkat signifikansi 0,017. Sedangkan F
tabel
adalah 3,53. Dari hal tersebut F
hitung
4,737 F
tabel
3,53 dan tingkat signifikansinya 0,0017 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel RBV X
1
, Orientasi Kewirausahaan X
2
,secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.
Universitas Sumatera Utara
67
4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji-T
Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independent yaitu RBV X
1
, Orientasi Kewirausahaan X
2
, terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu : H
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
ditolak apabila t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 30 orang dan jumlah
keseluruhan variabel k adalah 3 sehingga diperoleh: Derajat bebas Df = n – k = 30 – 3 = 27
Nilai t
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan program SPSS 21,00 for windows. Kemudian akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada tingkat α = 5 27 = 1,70
Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.13, yaitu:
Tabel 4.13 Uji Parsial Uji-T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.404 4.162
.578 .568
RBV .420
.158 .454
2.658 .013
Orientasi Kewirausahaa
n .191
.089 .367
2.148 .041
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
Universitas Sumatera Utara
68
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS November 2016 Tabel 4.13 menunjukkan nilai t
hitung
yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Variabel RBV X
1
memiliki t
hitung
sebesar 2,658 dengan tingkat signifikansi 0,013. Sedangkan t
table
adalah sebesar 1,70. Oleh karena itu t
hitung
2,658 t
table
1,70 dan tingkat signifikansinya 0,013 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel RBV secara individual atau secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. b.
Variabel Orientasi Kewirausahaan X
2
memiliki t
hitung
sebesar 2,148 dengan tingkat signifikansi 0,041. Sedangkan t
table
adalah sebesar 1,70. Oleh karena itu t
hitung
2148 t
table
1,70 dan tingkat signifikansinya 0,0410,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel orientasi kewirausahaan secara individual
atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Universitas Sumatera Utara
69
4.3 Pembahasan 4.3.1
Pengaruh Resource-based View RBV Terhadap Keunggulan Bersaing
Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel RBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.Dapat dilihat
dari sumberdaya yang berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki usaha rotan memiliki pengaruh terhadap indikator keunggulan bersaing yaitu dalam kualitas
dan time to market. Dalam hal ini penyataan indikator RBV “usaha memiliki fisik bangunan”, “usaha memiliki keterampilan yang unik”, “usaha memiliki karyawan
yang ahli dalam bidangnya”, dari pernyataan tersebut dapat dilihat hasil dari responden bahwa faktor RBV berpengaruh terhadap keunggulan bersaing pada
pengrajin rotan.RBV merupakan salah satu faktor utama untuk mempertahankan serta mengembangkan suatu usaha sehingga tercapailah keunggulan bersaing pada
usaha tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Metekohy 2013 dengan judul penelitian
“Pengaruh Strategi Resource-baseddan Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kecil dan Usaha Mikro Studi pada Usaha Jasa Etnis
Maluku”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa RBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
4.3.2 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing
Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Universitas Sumatera Utara
70
Hal ini dilihat dari usaha yang memiliki sifat inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing, dan otonomi sangat berpengaruh untuk mencapai
keunggulan bersaing dalam segi harga, kualitas, dan delivery dependability. Dalam hal ini penyataan indikator keterampilan “usaha mampu menghasilkan ide-
ide baru”, “usaha mampu menyusun strategi dalam bisnis yang dijalankan”, “usaha berani dalam mengambil resiko untuk mencapai profit”, “usaha berani
mengambil resiko untuk mencoba design baru”, “usaha memiliki sifat ingin mengungguli pesaing”, “usaha memiliki kemampuan dalam mencari peluang”,
“usaha mampu bertanggung jawab atas semua keputusan”, “usaha selalu ingin menjadi yang terbaik diantara pesaing”.Dari pernyataan tersebuat dapat dilihat
hasil dari responden bahwa faktor orirntasi kewirausahaan berpengaruh terhadap keunggulan bersaing pada pengrajin rotan.Orientasi kewirausahaan juga
merupakan salah satu modal penting bagi pengrajin rotan, dengan adanya orientasi kewirausahaan, ini membantu untuk mencapai suatu keunggulan
bersaing dari pengrajin rotan. Hal ini sejalan dengan penelitian Fadiyah 2015 dengan judul penelitian
“Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM Kuliner Kawasan Mojopahit Medan”.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan.
Berdasarkan hasil pengujian uji koefisien determinasiAdjusted R Square bahwa keunggulan bersaing pada anggota koperasi industri dan kerajinan rotan di
Medan dipengaruhi cukup erat oleh orientasi kewirausahaan.
Universitas Sumatera Utara
71
4.3.3 Pengaruh Resource-based View RBV dan Orientasi Kewirausahaan
terhadap Keunggulan Bersaing
Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi resource-based view dan orientasi kewirausahaan dapat meningkatkan daya saing pengusaha rotan. Adanya
pengaruh tidak langsung antara strategi resource-basedterhadap daya saing pengusaha rotan dimediasi oleh orientasi kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan
yang baik dalam bentuk sikap pengusaha yang inovatif, proaktif dan berani mengambil resiko merupakan mediator yang bersifat sebagai penguat keunggulan
bersaing. Hal ini sejalan dengan penelitian Avezedo 2007 yang menyimpulkan
bahwa orientasi kewirausahaan sebagai faktor yang esensial dalam menghubungkan antara sumberdaya dan kapabilitas terhadap pertumbuhan usaha
kecil.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan