Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200–400 nm. Pengukuran kloramfenikol pada konsentrasi 14 μgmL, sedangkan untuk prednisolon pada konsentrasi 12 μgmL. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang maksimum kloramfenikol pada 274,20 nm dan prednisolon pada 243,20 nm. Spektrum serapan maksimum kloramfenikol kons entrasi 14 μgmL dan prednisolon konsentrasi 12 μgmL masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2. nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 A bs. 1.0000 0.5000 0.0000 -0.0761 Universitas Sumatera Utara 31 n m. 2 0 0 .0 0 2 5 0 .0 0 3 0 0 .0 0 3 5 0 .0 0 4 0 0 .0 0 Ab s. 1 .0 0 0 0 0 .5 0 0 0 0 .0 0 0 0 -0 .0 7 6 1 Universitas Sumatera Utara 32 nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 A bs. 1.0000 0.5000 0.0000 -0.0761 Universitas Sumatera Utara 33 Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil tumpang tindih serapan kloramfenikol 16 µgmL dan prednisolon 8 µgmL terdapat serapan yang berimpit. Maka dilakukan derivatisasi untuk memperoleh zero crossing terhadap masing-masing komponen. 4.3 Penentuan Zero crossing pada Serapan Derivat 4.3.1 Penentuan Zero crossing pada Serapan Derivat Pertama Spektrum serapan kloramfenikol konsentrasi 16 µgmL dan prednisolon konsentrasi 8 µgmL ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dengan Δλ = 2 nm. Hasil penentuan zero crossing pada derivat pertama diperoleh dengan menumpangtindihkan spektrum serapan derivat pertama pada masing-masing zat. Zero crossing pada spektrum derivat pertama dari masing- masing zat ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan nol. Spektrum kloramfenikol dan prednisolon pada spektrum serapan derivat pertama masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan 4.8. Spektrum tumpang tindih serapan kloramfenikol dan prednisolon dapat dilihat pada Gambar 4.9 nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 A bs. 0.0400 0.0200 0.0000 -0.0200 -0.0400 -0.0478 Universitas Sumatera Utara 34 nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 A bs. 0.0400 0.0200 0.0000 -0.0200 -0.0400 -0.0478 Universitas Sumatera Utara 35 panjang gelombang 200-400 nm. Spektrum serapan yang telah diperoleh ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat kedua dengan ∆λ 2 nm. Spektrum serapan derivat kedua dari masing-masing zat tersebut ditumpangtindihkan. Spektrum kloramfenikol dan prednisolon pada serapan derivat kedua dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan 4.11. Spektrum tumpang tindih kloramfenikol dan prednisolon pada serapan derivat kedua pada Gambar 4.12. nm. 200.00 250.00 300.00 320.00 Ab s. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0100 Universitas Sumatera Utara 36 nm . 200.00 250.00 300.00 320.00 A bs. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0100 Universitas Sumatera Utara 37 spektrum derivat kedua. Untuk menentukan panjang gelombang analisis pada spektrum serapan pada masing-masing derivat dilakukan dengan mengamati panjang gelombang yang menunjukkan serapan senyawa pasangannya nol dan serapan senyawa lain dan campurannya memiliki nilai serapan sama atau hampir sama. Spektrum tumpang tindih serapan kloramfenikol 16 μgmL, prednisolon 8 μgmL dan campuran kloramfenikol 16 μgmL dan prednisolon 8 μgmL pada spektrum serapan derivat kedua dapat dilihat pada Gambar 4.13. Spektrum panjang gelombang analisis kloramfenikol dan prednisolon dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan 4.15. n m. 2 0 0 .0 0 2 5 0 .0 0 3 0 0 .0 0 3 2 0 .0 0 Ab s. 0 .0 1 0 0 0 .0 0 5 0 0 .0 0 0 0 -0 .0 0 5 0 -0 .0 1 0 0 Universitas Sumatera Utara 38 n m. 2 8 0 .0 0 2 8 5 .0 0 2 9 0 .0 0 2 9 5 .0 0 Ab s. 0 .0 0 1 2 0 0 .0 0 1 0 0 0 .0 0 0 5 0 0 .0 0 0 0 0 -0 .0 0 0 5 0 Universitas Sumatera Utara 39 Berdasarkan hasil spektrum serapan derivat kedua, diketahui bahwa zero crossing untuk kloramfenikol berada pada panjang gelombang 223,80 nm; 227,60 nm dan 256,00 nm dan prednisolon pada panjang gelombang 286,80 nm 292,80 nm dan 295.60 nm. Setelah spektrum serapan derivat kedua dari kedua zat dan campuran ditumpangtindihkan, didapatkan panjang gelombang analisis untuk kloramfenikol pada 227,60 nm dan prednisolon pada 292,80 nm. Panjang gelombang analisis dan absorbansi pada derivat kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Panjang Gelombang Analisis dan Absorbansi pada Derivat Kedua Panjang Gelombang nm Absorbansi Kloramfenikol 16 μgmL Prednisolon 8 μgmL Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon 223,80 0,0047 0,0000 0,0048 227,60 0,0033 0,0000 0,0034 256,00 0,0002 0,0000 0,0002 286,80 0,0000 0,0004 0,0003 292,80 0,0000 0,0002 0,0002 295,60 0,0000 0,0001 0,0002 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh panjang gelombang analisis kloramfenikol dan prednisolon yang digunakan masing-masing adalah 227,60 nm dan 292,80 nm. Penentuan panjang gelombang analisis didasarkan pada nilai absorbansi ketiga larutan pada panjang gelombang tersebut. Pada panjang gelombang 292,80 nm, nilai absorbansi kloramfenikol adalah nol, sedangkan nilai absorbansi untuk prednisolon dan larutan campuran kloramfenikol dan prednisolon memiliki nilai serapan sama yaitu 0,0002, sehingga untuk prednisolon panjang gelombang analisisnya adalah pada 292,80 nm. Panjang gelombang analisis kloramfenikol yang dipakai adalah Universitas Sumatera Utara 40 227,60 nm karena pada panjang gelombang tersebut, nilai absorbansi dari prednisolon adalah nol, sedangkan untuk kloramfenikol dan larutan campuran kloramfenikol dan prednisolon memiliki nilai serapan hampir sama yaitu 0,0033 untuk kloramfenikol dan 0,0034 untuk campuran. Berdasarkan Nurhidayati boleh dilakukan bila berdekatan spektrum serapan penentuan panjang gelombang analisis kloramfenikol dan prednisolon dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 68. 4.5 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 4.5.1 Kurva Kalibrasi