variabelnya bisa dikembangkan ke dalam sub-sub yang lebih rinci, sehingga dapat ditemukan perbedaan antar variabel T. Widodo,2008 : 42-43.
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya Saifudin Anwar, 1997; 5. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2006: 168, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud yang dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk construct validity. Menurut T Widodo 2008: 77 validitas konstruk
dibatasi ketepatan item instrumen pengukuran dengan bangunan variabel batasan variabel yang bersifat abstrak. Sejauh mana item-item ini mengukur
indikator-indikator yang dihipotesiskan dalam batasan variabel yang diukur. Bukti empiris validitas konstruk ditunjukkan dengan koefisien korelasi antara
skor per item X dengan skor total Y. Untuk menguji uji validitas angket digunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
r
xy
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
Keterangan:
r
xy
= Koefisien antara variabel X dan variable Y X
= Skor subjek pada item tertentu Y
= Skor total subjek
N = Jumlah subjek
Jika r
xy
hitung
r
xy
tabel
maka instrumen dikatakan valid Jika r
xy
hitung
r
xy
tabel
maka instrumen dikatakan tidak valid Menurut Saifuddin Azwar 1997: 10, validitas pada umumnya
dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien validitas. Validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan
dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Kriteria ini dapat berupa skor tes lain yang mempunyai fungs ukur yang sama dengan tes yang
bersangkutan dan dapat pula berupa ukuran-ukuran lain yang relevan, misalnya performansi pada suatu pekerjaan, hasil rating oleh pihak ketiga dan
semacamnya. Saifuddin Azwar 1997: 10 menyatakan apabila skor pada tes diberi
lambang X dan skor pada kriterianya mempunyai lambang Y, maka koefisien korelasi antara tes an kriteria itu adalah
xy
r
. Simbol
xy
r
inilah yang digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya validitas suatu alat ukur. Koefisien
validitas hanya mempunyai makna jika mempunyai harga yang positif. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1,0 berarti suatu tes semakin valid
hasil ukurnya, namun dalam kenyataannya suatu koefisien validitas tidak akan pernah mencapai angka maksimal atau medekati angka 1,0.
2. Reliabilitas Instrumen