Prosedur pengambilan sampel dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yang disebut sampling frame, seperti di bawah ini:
a. Sampling frame 1
Mengabil sampel RW secara proporsional dari jumlah RW setiap sampel kelurahan secara acak. Ada 13 RW di kelurahan Pulisen, dipilih 3 RW yang
akan dijadikan sampel populasi. b.
Sampling frame 2 Mengambil sampel RT secara proporsional dari sejumlah RT setiap RW
sampel dengan acak. Dari 3 RW terpilih 7 RT yang menjadi sampel populasi. c.
Sampling frame 3 Menentukan jumlah sampel individu secara proporsional dari jumlah warga
yang menjadi populasi penelitian pada setiap RT sampel. Dari 7 RT yang terpilih, terdapat 290 kepala keluarga.
d. Sampling frame 4
Menentukan nama-nama warga sampel sesuai dengan jumlah sampel individu secara acak dari keseluruhan warga setiap sampel RT. Warga yang menjadi
sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 kepala keluarga orang tua, setelah dipilih sampel penelitian. Pengambilan sampel dikombinasi dengan teknik
proporsional random sampling. Diambil 20 jumlah kepala keluarga dari 7 RT yang terpilih, yaitu 20 dari 290 adalah 60 kepala keluarga.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Suharsimi Arikunto 2002: 129 menyebutkan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data yag dikumpulkan tersebut menurut
Syaifuddin Azwar 2009: 36 ada dua, yaitu: a
Data Primer
Merupakan subyek yang memberikan informasi secara langsung tentang permasalahan penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama melalui prosedur dan tekhnik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang
khusus dirancang sesuai dengan ukurannya. Dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah semua orang tua yang ada di Desa kebonso yang
terpilih menjadi responden. b
Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder dalam peelitian ini adalah
arsip-arsip da berkas yang ada di kelurahan mengenai keadaan social ekonomi dan pendidikan orang tua di Pulisen.
2. Variabel Penelitian
Istilah variabel itu sendiri pada dasarnya merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalan setiap penelitian. F. N. Kerlinger dalam Suharsimi
Arikunto 2002: 116 menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Sutrisno
Hadi, juga dalam Suharsimi Arikunto 2006: 116 mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin
mempunyai variasi: laki-laki-perempuan; berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah
objek penelitian yang bervariasi. Didalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas
dua variabel bebas dan satu variabel terikat. a.
Variabel bebas : Status sosial ekonomi orang tua
1
X Pendidikan orang tua
2
X b.
Variabel terikat : Kesadaran menyekolahkan anak Y
3. Teknik Pengumpulan Data