Pendekatan ini dibagi menjadi dua subpendekatan ; a.
Pendekatan Konflik Non-Marxis : pendekatan ini menghendaki hukum pidana ditinjau kembali menjadi lebih baik. Konsekuensinya , hukum
pidana yang bersangkutan dapat saja diubah atau diganti dengan hukum pidana yang lebih baik ;
b. Pendekatan Konflik yang Marxis : menghendaki perubahan hukum
pidana dilakukan orang yang memang benar-benar bersih, dengan kata lain adalah perubahan struktur
2. Pengertian Kejahatan dan Pencurian Secara Umum A. Pengertian Kejahatan
Kejahatan merupakan sebagian dari masalah-masala manusia dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kita harus memberi batasan tentang apa
yang dimaksud dengan kejahatan itu sendiri baru kemudian dapat dibicarakan unsur-unsur lain yang berhubungan dengan kejahatan tersebut. Misalnya siapa
yang berbuat, sebab-sebab dan sebagainya. Batasan mengenai Kejahatan menurut Bonger adalah “perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh tantangan
dengan sadar di negara berupa pemberian penderitaan hukuman atau tindakan”. Selanjutnya Bonger menyatakan :
“Kejahatan merupakan sebagian dari perbuatan immoral. Oleh sebab itu perbuatan immoral adalah perbuatan anti sosial. Namun demikian haruslah
dilihat juga tingkah lakunya dan masyarakat. Sebab perbuatan seseorang tidaklah sana dan suatu perbuatan immoral belum tentu dapat dihukum”.
25
25
Noach Simanjuntak, Kriminologi, Tarsito, Bandung, 1984, hal. 44-48.
Universitas Sumatera Utara
Secara yuridis , kejahatan diartikan sebagai suatu perbuatan melanggar hukum atau yang dilanggar oleh undang-undang. Disini diperlukan suatu kepastian
hukum, karena dengan ini orang akan tahu apa perbuatan jahat dan apa yang tidak jahat.
Hukum penting sekali mengingat apa yang dikatakan oleh Parson tentag kejahatan yaitu : “suatu aksi yang melanggar hukum dan dapat dihukum atas
perbuatannya dengan hukuman penjara, denda, hukuman mati dan lain-lain”. Berdasarkan rumusan tersebut , Parson menekankan pada pelanggaran undang-
undang sebagai setiap perbuatan yang melanggar hukum dapat disebut kejahatan. Selanjutnya Parson mengatakan bahwa kejahatan itu adalah pelanggaran daripada
kenyataan atau terhadap hukum kebiasaan atau public opinion didalam waktu
tertentu.
26
Kegagalan tingkah laku masyarakat dapat meyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang merugikan masyarakat, karena putus asa dalam kehidupannya. Hal
inilah yang menimbulkan masalah dalam masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh M. A. Elliot “ kejahatan adalah suatu problem masyarakat modern atau
tingkah laku yang gagal , yang melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman penjara, mati, denda dan lain-lain”
27
26
Ibid.
27
Ibid, hal. 50.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengertian Pencurian secara Umum
Pencurian adalah salah satu jenis kejahatan terhadap harta kekayaan manusia yang diatur dalam KUHP dimana merupakan suatu masalah yang berkembang dan
merajalela dikalangan masyarakat. Masalah pencurian banyak dijumpai di berbagai tempat baik di desa maupun dikota.
Adapun pengertian pencurian yang terdapat dalam Pasal 362 KUHP adalah sebagai berikut
28
a. Bila barang yang dicuri itu hewan dari semua jenis, hewan yang memamah
biak dan berkuku satu. :
“ Barang siapa yang mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud akan memiliki
barang itu dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.
900,“.
Sedangkan pencurian yang terjadi pada perkebunan oleh sekelompok orang atau individu yang dilakukan umumnya pada malam hari termasuk kualifikasi
pencurian dengan pemberatan dan diancam dengan hukuman yang lebih berat seperti yang tercantum pada pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara
selama-lamanya 7 tujuh tahun. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pencurian dengan pemberatan seperti yang terurai dibawah ini, disebut dengan pencurian
dan pemberatan ialah pencurian biasa yang diatur didalam Pasal 362 KUHP dengan disertai salah satu keadaan seperti berikut :
b. Pencurian dilakukan pada waktu ada kejadian macam-macam, mala petaka
seperti, gempa, banjir.
28
R.Soesilo .Log.Cit., hal. 249.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebakaran, dan lain sebagainya.
d. Apabila dilakukan pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya. e.
Pencurian dilakukan oleh dua orang atau lebih f.
Apabila dalam pencurian pencuri masuk kedalam lokasi atau mencapai barang yang dicuri dengan jalan membongkar memecah dan lain-lain.
Sedangkan jika pencurian dengan pemberatan yang diatur dalam Pasal 363 KUHP itu dikaitkan dengan Pasal 55 KUHP maka terdapat hal-hal atau unsur-
unsur , “pencurian dilakukan oleh dua orang atau lebih” , karena dalam Pasal 55 KUHP seseorang dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana bila :
a. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta
melakukan perbuatan. b.
Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan dan martabat, dengan kekerasan, ancaman,
atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan , sarana, atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan. Sedangkan jika dilihat dalam Pasal 55 KUHP
orang yang membantu melakukan kejahatan ialah jika sengaja memberi bantuan tersebut pada waktu
atau sebelum jadi tidak sesudahnya kejahatan itu dilakukan bila bantuan itu
diberikan sesudah kejahatan itu dilakukan , melakukan perbuatan “sekongkol”
atau “ tadah” helling melanggar Pasal 480 KUHP.
Universitas Sumatera Utara
Jadi dalam kasus pencurian yang terjadi di perkebunan ini, kriminologi merupakan suatu ilmu bantu bagi hukum pidana guna memudahkan penanganan
dan penanggulangan terhadap pencurian aset perkebunan, karena untuk dapat menerapkan aturan-aturan hukum pidana yang hanya melihatnya sebagai alasan
hukum saja dari suatu kejahatan , akan tetapi juga harus memahami gejala-gejala dari kehidupan manusia yang terletak dibelakang atraksi yuridis ini
E. Metode Penelitian