Upaya Reformatif Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

merasa takut dan menahan diri untuk melakukan kejahatan. Namun “the next deterrence effect” dari ancaman secara khusus kepada seseorang ini dapat juga menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat untuk tidak melakukan kejahatan. 3. Teori Treatment : pemidanaan yang dimaksudkan oleh aliran ini adalah untuk memberi tindakan perawatan treatment dan perbaikan rehabilitation kepada pelaku kejahatan sebagai pengganti dari penghukuman. 4. Teori Social Defence : tujuan utama dari perlindungan sosial adalah mengintegrasikan individu ke dalam tertib sosial dan bukan pemidanaan terhadap perbuatannya 69

C. Upaya Reformatif

. Upaya reformatif merupakan suatu usaha untuk membina atau membentuk para narapidana menjadi anggota masyarakat yang baik kembali dan tidak mengulangi perbuatan jahatnya. Upaya reformatif ini dilakukan dengan cara membina narapidana sebagai makhluk sosial yang harus dihormati hak-hak asasinya. Usaha pembinaan narapidana sudah dimulai sejak pertama ia masuk lembaga. Di dalam lembaga mereka diberi bekal keterampilan dalam bidang pertukangan, pembekalan, pertanian serta keterampilan lainnya sebagai kesibukan yang bermanfaat bagi mereka. Selain itu usaha yang paling pokok adalah menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan. 69 Mahmud Mulyadi, Op.Cit., Hal. 88. Universitas Sumatera Utara Usaha reformatif atau pembinaan terhadap narapidana ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya peran serta langsung dari masyarakat untuk menerima kembali bekas narapidana tersebut dalam lingkungannya seperti masyarakat lainnya serta memberi kesempatan bagi mereka untuk menjadi manusia yang lebih berguna dalam menjalani kehidupannya. Upaya reformatif ini meliputi : 1. Pembinaan dalam Lembaga Pemasyarakatan yang sesuai dengan sistem pembinaan pemasyarakatan seperti : a. Pembinaan keterampilan; b. Pembinaan agama dan moral; c. Pembinaan pendidikan dan pengajaran 70 d. Pembinaan mental spiritual; ; e. Pemupukan kesegaran jasmani dan rohani; 2. Pembinaan di luar lembaga Pemasyarakatan; a. Belajar di tempat latihan kerja milik industridinas lain balai latihan kerja; b. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan; c. Diberi kesempatan beribadah di ruamh ibadah seperti Mesjid atau Gereja; d. Pemberian kesempatan berasimilasi termasuk cuti, mengunjungi keluarga; 70 Marlina, Op.Cit., Hal. 128. Universitas Sumatera Utara e. Pemberian cuti menjelang bebas f. Pemberian pembebasan bersyarat. Dalam melakukan upaya penanggulangan kejahatan ini, banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi baik dari pihak dalam maupun pihak luar. Sama halnya dengan perkebunan, dimana banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak pengamanan kebun dalam menerapkan upaya penanggulangan tindak pidana pencurian yang sering terjadi di wilayah perkebunan khususnya pada Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus-Pagar Merbau. Berikut beberapa kendala yang sering dihadapi pihak keamanan kebun dalam melaksanakan praktek upaya penanggulangan 71 1. Kekurangan jumlah personil keamanan kebun. Apabila dilakukan penambahan personil maka biaya bertambah sehingga tidak efisien bagi perusahaan. : 2. Wilayah kebun yang cukup luas sehingga sulit untuk mengontrol keamanan kebun secara keseluruhan. 3. Tidak adanya alat bantu keamanan seperti kamera pengawai, pagar listrik dan perangkap pada pos-pos yang telah disediakan baik di bagian pabrik maupun di wilayah perkebunan. 4. Topografi lahan yang berbukit-bukit sehingga sulit untuk melakukan penyergapan ketika pelaku pencuri sedang beraksi. 71 Wawancara dengan Bapak H.Harahap Bapam PTPN II Kebun TGPM Universitas Sumatera Utara 5. Adanya perlawanan dari pelaku-pelaku seperti pengeroyokan. 6. Pelaku pencurian banyak yang hanya beberapa jam saja dilakukan penahanan di Polres, setelah itu dibebaskan karena dengan keluarnya Perma No.12 Tahun 2012. Dengan keluarnya Perma adalah semakin meningkatnya pencurian karena sebagai akibat tidak adanya proses hukum yang dilakukan terhadap pelaku pencurian itu. Hal inilah yang memberikan peluang bagi pelaku untuk melakukan kembali perbuatannya dengan konsekwensi bahwa nilai barang yang dicurinya tidak lebih dari Rp2.500.000,.Dengan terbitnya PERMA No.2 Tahun 2012 itu, akan dilakukan dengan proses cepat dan terhadap pelaku tidak dilakukan penahanan. Kondisi inilah yang membuat pelaku tidak merasa malu bahkan bersalah sehingga tidak segan-segan untuk kembali melakukan aksi pencurian.

D. Kasus

Dokumen yang terkait

Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II

2 34 51

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 1 10

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 1 2

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 34

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 27

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi

0 0 2

Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian Aset Perkebunan PTPN II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau Lubuk Pakam Dalam Perpektif Kriminologi Appendix

0 0 10

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 7