Persepsi petani terhadap ketersediaan modal produksi
diusahakan. Benih, pupuk, pestisida dapat diperoleh di toko pertanian, distributor, serta dari subsidi pemerintah, sedangkan tenaga kerja berasal dari tenaga luar
keluarga atau buruh. Petani dengan tingkat persepsi yang cukup baik menilai ketersediaan sarana produksi selama ini tergolong cukup dari segi jumlah dan
harga. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan akan sarana produksi yang kurang terpenuhi secara optimal, sehingga ketepatan waktu dan jumlahnya belum
sesuai dengan kebutuhan petani. Ketersediaan sarana produksi yang berkualitas, mempunyai kesesuaian jumlah, ketepatan waktu dengan kebutuhan, serta harga
yang sesuai bagi petani dapat menunjang keberhasilan serta peningkatan produksi. Sarana prosuksi yang dibutuhkan dalam budidaya wijen yaitu benih, pupuk,
pestisida Benih yang dibutuhkan untuk satu hektar sebanyak satu kilogram. Harga benih yaitu Rp. 15.000,00 per kilogram, dapat diperoleh di toko pertanian serta
terkadang mendapat susidi dari pemerintah. Benih yang digunakan oleh petani sebagian besar benih wijen putih, karena lebih menguntungkan. Benih juga dapat
diperoleh dari sisa panen sebelumnya. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang, pupuk urea, pupuk SP-36, serta pupuk KCl, dengan pemupukan
berimbang. Harga pupuk beragam antara Rp.45.000,0050 kg-Rp.60.000,0050 kg. Pupuk diperoleh dengan membeli di toko pertanian. Pestisida tidak begitu
banyak digunakan, hanya disaat tanaman diserang hama. Harga pestisida yaitu Rp.12.000,00 per liter, dengan membeli di pedagang pengecer. Tenaga kerja yang
digunakan antara 2-10 orang yang berasal dari luar keluarga atau tetangga desa, dengan upah Rp.25.000,00-Rp.30.000,00 per orang.