Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI A.
Pemeliharaan wijen dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang meliputi penyulaman, penyiangan, pemupukan, pembumbunan dan pengairan.
Penyulaman dilakukan jika ada benih wijen yang tidak berkecambah atau tidak tumbuh. Penyulaman dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 5-6
hari, dengan cara memasukkan lagi benih wijen ke dalam lubang tugalan dan membubuninya kembali dengan tanah lembut. Penyiangan dapat dilakukan
sewaktu-waktu, tergantung dari kondisi keberadaan gulmanya. Penyiangan juga bertujuan untuk melakukan penggemburan serta pendaringan tanah di
sekitar tanaman wijen agar aerasinya lebih baik dan merupakan persiapan bagi pemupukan. Untuk mencapai produksi wijen yang tinggi, maka unsur hara
makro yang berupa Nitrogen, Phospor, dan Kalium harus tersedia dalam tanah, sehingga budidaya wijen dianjurkan untuk menggunakan pupuk N, P,
K untuk mengatasi kekurangan unsur hara makro tersebut. Selain itu budidaya wijen juga menggunakan pupuk organik yaitu pupuk kandang ataupun
kompos. Pembumbunan dilakukan pada tanah di sekitar batang bawah dari rumpun tanamn wijen dengan menggunakan tanah yang telah digemburkan,
sehingga dapat memperkokoh tegaknya tanaman wijen. Pengairan diberikan paa saat setelah tanam sampai dengan masa puncak pembungaan sekitar 12-15
hari. Pengairan setelah tanam berfungsi untuk menunjang proses perkecambahan benih, sedangkan pengairan berikutnya sangat menentukan
tingkat produksi tanaman. h.
Panen Waktu panen yang tepat adalah pada saat daun tanaman wijen yang
belum tersisa hanya seperempat dari total daun dalam satu tanaman, polong buah berwarna hijau kekuningan, ujung polong membuka sedikit, dan
tanaman berumur sekitar 4 bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong batang tanaman wijen dalam posisi tegak, dipegang dengan hati-
hati kemudian dipotong pada jarak sekitar 10-15 cm di bawah polong buah yang tumbuh paling bawah pada batangnya. Panen yang dilakukan sebelum
polong tua akan menghasilkan biji yang berkualitas kurang baik.