commit to user
diambil dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada. Sampel yang diperoleh dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas
eksperimen pada kelas VII A dan kelas kontrol pada kelas VII F 3.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple random sampling.
Menurut Budiyono 2004:7 Simple random sampling adalah sampling random yang dikenakan terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Populasi dari simple random
sampling ini adalah seluruh siswa kelas VII semester II SMP Negeri I Gatak tahun pelajaran 20092010. Unit-unit atau sub-sub populasi penelitian ini adalah kelas VIIA.
VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF, VIIG. Untuk menentukan sampel penelitian dari unit- unit ini dilakukan dengan cara mengambil 2 unit yang akan dijadikan sebagai sampel
dari 7 unit yang ada. Undian tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua kali pengambilan. Kelas yang keluar pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelas yang
keluar berikutnya sebagai kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengambilan secara simple random sampling, terpilih kelas VII A untuk kelas eksperimen dan kelas VII F
untuk kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu :
a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yaitu metode
Quantum Teaching dan metode Ceramah. Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yanga ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Semua unsur yang menopang kesuksesan belajar harus diramu menjadi sebuah akumulasi yang benar-benar menciptakan suasana belajar DePorter,2000:89.
Sedangkan metode Ceramah adalah salah satu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan Roestiyah. 1991:137 b. Variabel Terikat
Variabel Terikat pada penelitan ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dalam menjawab
commit to user
soal-soal pada kompetensi dasar keragaman bentuk muka bumi dalam bentuk pilihan ganda.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini jenis instrumen yang digunakan adalah metode tes. Suharsimi 2002:127 menyatakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Metode tes ini umumnya digunakan untuk mengukur hasil belajar terutama kompetensi kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi kognitif siswa. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian adalah tes bentuk obyektif multiple choice. Tes ini diberikan sebelum proses pelaksanaan belajar mengajar pretest dan sesudah siswa
mengikuti pembelajaran posttest kompetensi dasar Keragaman Bentuk Muka Bumi. Instrumen penelitian pretest dan posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6
dan Lampiran 8.
commit to user
Langkah-langkah membuat tes terdiri dari : a
Membuat kisi-kisi soal tes Tabel 4.Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Kompetensi dasar Keragaman
Bentuk Muka Bumi
Indikator Jenjang Pemahaman Koqnitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Mendeskripsikan proses
alam endogen yang menyebabkan terjadinya
bentuk muka bumi 1,
13 12 2 5
5
Mendeskripsikan gejala diastropisme dan
vulkanisme serta sebaran tipe gunungapi
4 3, 6,
8 15
5
Mendeskripsikan faktor- faktor penyebab terjadinya
gempa bumi dan akibat yang ditimbulkannya
9, 10 7
16 4
Mengidentifikasi jenis batuan berdasarkan proses
pembentukannya 20,
28 29
3 Mendeskripsikan proses
pelapukan 17 18
27 25 4
Mendeskripsikan proses erosi, faktor-faktor
penyebabnya, dan dampaknya
19 21, 23
3
Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan
oleh proses sedimentasi 26
1 Mengidentifikasi dampak
positif dan negatif dari tenaga endogen dan
eksogen 14,
22 24
11, 30
5
Soal dihilangkan Keterangan :
Ranah Pemahaman Kognitif C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman C3 : Penerapan
C4 : Analisis C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi
commit to user
b Menyusun soal-soal tes
Soal-soal dalam penelitian ini adalah pilihan ganda sebanyak 30 soal. Aspek yang dinilai adalah aspek kognitif pada kompetensi dasar keragaman bentuk muka
bumi. soal dilampiran c
Mengadakan uji coba tes Tes yang telah tersusun, diuji cobakan terlebih dahulu terhadap siswa kelas
yang tidak termasuk dalam kelas yang dijadikan sampel. Dalam penelitian ini kelas yang menjadi uji coba tes adalah kelas VII C SMP Negeri I Gatak tahun pelajaran
20092010 berdasarkan kesamaan karakteristik antara uji coba dan sampel penelitian. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun
memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Instrumen tes yang berupa tes obyektif dengan empat alternatif jawaban terdiri dari 30 butir soal kompetensi dasar keragaman
bentuk muka bumi. a
Uji Validitas Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 160, “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut :
} {
∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑ ∑
− −
− =
2 2
2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
XY
dimana : r
XY
= koefisien korelasi suatu butir n = cacah subyek
X = skor butir nomor tertentu Y =skor total
Dengan kriteria uji : r
hitung
r
tabel
:berarti item valid r
hitung
r
tabel
:berarti item tidak valid Suharsimi, 2002:160
commit to user
Dari uji validitas butir tes hasil belajar geografi diperoleh angka validitas antara 0,120-0,689. kemudian angka tersebut dikonsultasikan dengan harga kritik r dengan n =
30 pada taraf signifikansi 5 0,361. Dari perhitungan diperoleh hasil 4 soal yang tidak valid dari 30 butir soal yaitu nomor 5, 6, 22, dan 27.sehingga soal yang dapat
digunakan untuk penelitian berjumlah 26 soal. Perhitungan uji validitas tes hasil belajar geografi dapat dilihat pada Lampiran 16
Tabel 5.Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen
No butir soal rXY
rtabel Validitas butir soal
1 0,446 0,361
valid 2 0,454
0,361 valid
3 0,486 0,361
Vaild 4 0,562
0,361 Valid
5 0,358 0,361
Invalid 6 0,140
0,361 Invalid
7 0,393 0,361
Valid 8 0,475
0,361 Valid
9 0,507 0,361
Valid 10 0,539
0,361 Valid
11 0,393 0,361
Valid 12 0,547
0,361 Valid
13 0,434 0,361
Valid 14 0,557
0,361 Valid
15 0,486 0,361
Valid 16 0,577
0,361 Valid
17 0,412 0,361
Valid 18 0,689
0,361 Valid
19 0,412 0,361
Valid 20 0,552
0,361 Valid
21 0,422 0,361
Valid 22 0,120
0,361 Invalid
23 0,393 0,361
Valid 24 0,676
0,361 Valid
25 0,404 0,361
Valid 26 0,387
0,361 valid
commit to user
27 0,357 0,361
Invalid 28 0,389
0,361 Valid
29 0,379 0,361
Valid 30 0,443
0,361 Valid
Sumber :Analisis Data Primer Tahun 2009, keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
b Uji Reliabilitas
Suharsimi Arikunto 2002 :154 mengatakan bahwa “Sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik”. Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen yang berupa tes obyektif dicari
dengan rumus KR-20 yaitu : ⎟⎟⎠
⎞ ⎜⎜⎝
⎛ − ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
∑
t t
V pq
V k
k r
1
11
Dimana : r
11
= reliabilitas instrumen k = banyaknya item soal
V
t
= variansi total P = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
Q = proporsi subyek yang menjawa dengan salah q =1-p ∑pq = jumlah perkalian antara p dan q
Suharsimi,2002 :163 Dari hasil perhitungan uji reliabilitas item soal dengan rumus KR-20 dapat
diperoleh indeks reliabilitas soal yang kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi r pada taraf signifikansi 5 dengan jumlah n = 30 yaitu 0,361. dalam
penelitian ini uji coba tes diperoleh untuk hasil pilihan ganda r11 =0,860.harga tersebut dikonsultasikan dengan nilai r tabel dapat dikategorikan tes tersebut reliabel.
Perhitungan uji reliabilitas tes hasil belajar geografi dapat dilihat pada Lampiran 16. c
Indeks Kesukaran Soal yang baik untuk alat ukur hasil belajar adalah soal yang mempunyai
indeks kesukaran yang memadai dalam arti soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
commit to user
mudah. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi cepat putus asa dan malas untuk mencoba lagi. Sedangkan soal yang terlalu mudah akan membuat siswa
terlalu menganggap enteng soal. Untuk mengetahui indeks kesukaran dari masing- masing item soal digunakan rumus :
JS B
P =
Keterangan : P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS :Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi derajat kesulitan soal tes sebagai berikut : Item dikategorikan sukar jika 0,00 P 0,30
Item dikategorikan sedang jika 0,30 P 0,70 Item dikategorikan mudah jika 0,70 P 1,00
Arikunto, Suharsimi. 2002:208 Dari hasil perhitungan taraf kesukaran soal suatu item dapat diperoleh indeks
kesukaran soal IK, yang kemudian dikonsultasikan dengan klasifikasi indeks kesukaran, hasil yang diperoleh yaitu dari 30 soal terdapat 2 butir soal yang tidak layak
diujikandrop. Perinciannya adalah sebagai berikut, untuk soal yang mempunyai tingkat kesukaran mudah Md berjumlah 6 item, yang mempunyai tingkat kesukaran sedang
Sd 23 dan yang mempunya tingkat kesukaran sukar Sk adalah 1 d
Daya Pembeda Menurut Sumadi Suryabrata 2005:201, daya pembeda soal adalah
kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Daya pembeda soal disebut juga indeks diskriminasi yang dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut : ID = KA – KB___________
NKA atau NKB x skor maksimal Dimana :
ID : Indeks deskriminasi KA : Jumlah jawaban yang benar diperoleh dari siswa yang tergolong
kelompok atas
commit to user
KB : Jumlah jawaban yang benar diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok bawah
NKA atau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah Kualifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :
0,80 -1,00 : sangat membedakan 0,60 – 0,79 : lebih membedakan
0,40 – 0, 59 : cukup membedakan 0,20 – 0,19 : sangat membedakan
negatif – 0,19 : sangat kurang membedakan Dari hasil perhitungan taraf pembeda soal item dapat diperoleh indeks daya
beda soal ID, yang kemudian dikonsultasikan dengan klasifikasi indeks diskriminasi, hasil yang diperoleh yaitu dari 30 butir soal terdapat 4 butir soal yang tidak layak
diujikan. Perinciannya dalah sebagai berikut, untuk soal yang mempunyai tingkat pembeda lebih membedakan berjumlah LM 3 item, yang mempunyai tingkat pembeda
cukup membedakan CM 12 item, tingkat pembeda kurang membedakan KM 13 item, dan sangat kurang membedakan SKM 2 item. Perhitungan daya pembeda soal
dapat dilihat pada Lampiran 16.
E. Teknik Analisis Data