dan antar golongan masyarakat, pada kemiskinan dan kesenjangan antara golongan berpendapatan rendah dan tinggi Djojohadikusumo, 1994.
Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia,
grand strategy
pembangunan ekonomi nasional yang
komprehensif integrative
memang sangat diperlukan, karena sangat berguna sebagai : 1 acuan pelaksanaan
pembangunan sehingga upaya-upaya pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam mewujudkan cita-cita berbangsa kesejahteraan
yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, 2 wahana untuk memobilitasi partisipasi rakyat dalam perumusan pembangunan sehingga
sesuai dengan prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, 3 salah satu instrumen pendukung akuntabilitas, kredibilitas pemerintah karena
dapat berfungsi sebagai tolak ukur unjuk kerja pemerintah. Dengan demikian dokumen strategi pembangunan nasional dapat dijadikan
instrument
good government
Simatupang dan Nizwar Syafa’at, 2000.
3. Pembanguan Ekonomi Daerah
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi
suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan
demikian, tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun
strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang
dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas
rencana pembangunan ekonomi daerah Darwanto, 2006. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses di mana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
endogenous development
. Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan inisiatif- inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan
untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi Arsyad, 1999.
Tujuan dan sasaran pembangunan, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu daerah jika dapat diketahui maka strategi pengembangan
potensi yang ada akan lebih terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerinatah daerah atau siapa saja yang akan melaksanakan
kegiatan usaha di daerah yang bersangkutan Suparmoko, 2002. Pembangunan ekonomi daerah dalam kerangka pembangunan
ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sebagai agregasi dari ekonomi daerah,
perekonomian nasional yag tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian daerah yang kokoh. Rapuhnya perekonomian nasional
selama ini di satu sisi dan parahnya disparitas ekonomi antar daerah dan golongan di sisi lain mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia di
masa lalu tidak berakar kuat pada ekonomi daerah Syahrani, 2001. Cara yang paling efektif dan efisien untuk membangun ekonomi
daerah adalah melalui pendayagunaan berbagai sumberdaya ekonomi yang tersedia di setiap daerah. Pada saat ini sumberdaya ekonomi yang dimiliki
di setiap daerah dan siap didayagunakan untuk pembangunan ekonomi daerah adalah sumberdaya agribisnis seperti sumberdaya alam lahan, air,
keragaman hayati, agro-klimat, sumberdaya manusia di bidang agribisnis, teknologi di bidang agribisnis dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk
membangun ekonomi daerah pilihan yang paling rasional adalah melalui percepatan pembangunan agribisnis. Dengan kata lain, pembangunan
agribisnis dijadikan
pilar pembangunan
ekonomi wilayah
Anomin
b
, 2007.
4. Otonomi Daerah