pertanian, perkebunan dan perikananlah yang dapat menolong bangsa Indonesia keluar dari berbagai kesulitan sosial-ekonomi Anonim
c
, 2007.
7. Teori Ekonomi Basis
Teori ekonomi basis ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan
permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri- industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan
bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja Arsyad, 1999.
Perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan-kegiatan bukan basis. Kegiatan-
kegiatan basis adalah kegiatan-kegiatan yang mengekspor barang-barang atau jasa-jasa ke tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang
bersangkutan atau yang memasarkan barang-barang atau jasa-jasa mereka kepada orang-orang di luar perbatasan perekonomian masyarakat yang
bersangkutan. Kegiatan-kegiatan bukan basis adalah kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang
bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang-barang, jadi
luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar mereka yang terutama adalah bersifat lokal Glasson, 1977.
Inti dari model ekonomi basis
economic base model
adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah
tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa termasuk tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada
di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak
immobile
, seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim, peninggalan
sejarah atau daerah pariwisata dan sebagainya. Sektor industri yang bersifat seperti ini disebut sektor basis Budiharsono, 2005.
Implisit di dalam pembagian kegiatan-kegiatan ini terdapat hubungan sebab dan akibat yang membentuk teori basis ekonomi.
Bertambah banyaknya kegiatan basis di dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan,
menambah permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa di dalamnya dan menimbulkan kenaikan volume kegiatan bukan basis. Sebaliknya,
berkurangnya kegiatan basis akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan dan
turunnya permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan basis. Dengan demikian, sesuai dengan namanya kegiatan basis mempunyai peranan
penggerak pertama
prime mover role
Glasson, 1977. Sektor basis atau non basis dapat diketahui dengan menggunakan
beberapa metode pengukuran yaitu metode pengukuran langsung dan metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung
memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Sehingga sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran
tidak langsung, yang salah satunya dengan menggunakan metode
Location Quotient
LQ. Metode ini merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah terhadap
pendapatan tenaga kerja total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan tenaga
kerja total nasional Budiharsono, 2005. Menurut Suyatno 2000, kelemahan metode LQ adalah bahwa
kriteria ini bersifat statis yang hanya memberikan gambaran pada satu titik waktu. Artinya bahwa sektor basis tahun ini belum tentu akan menjadi
sektor basis di waktu yang akan datang, sebaliknya sektor non basis pada saat ini mungkin akan menjadi sektor basis di waktu yang akan datang.
Kelemahan metode LQ dapat diatasi dan dapat diketahui perubahan sektoral digunakan varians dari LQ yang disebut
Dynamic Location Quotient
DLQ, yaitu dengan mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral maupun PDRB
mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-sendiri selama kurun waktu tahun awal dan tahun berjarak.
Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasikan apakah suatu sektor atau sub sektor ekonomi tergolong kategori basis atau
non basis adalah dengan menggunakan metode
Location Quotient
LQ, yaitu dengan membandingkan antara pangsa relatif pendapatan tenaga
kerja sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap
pendapatan total nasional. Apabila nilai LQ suatu sektor ekonomi 1 maka sektor ekonomi tersebut merupakan sektor basis dalam perekonomian
daerah yang bersangkutan, sedangkan bila nilai LQ suatu sektor atau sub sektor ekonomi 1 maka sektor atau sub sektor ekonomi tersebut
merupakan sektor non basis dalam perekonomian daerah yang bersangkutan Florida State University, 2002.
8. Analisis