Kesimpulan ”Nangkih” dan Gambaran Pernikahan Dini Pada Masyarakat Etnis Karo di Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang

116 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Nangkih dan Gambaran Pernikahan Dini Pada Masyarakat Karo di Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang”, maka ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Konsep “Nangkih” pada masyarakat karo sudah ada sejak zaman dahulu kala dan menjadi sebuah budaya bagi masyarakat karo. Nangkih merupakan jalan pintas bagi mereka yang ingin menikah tetapi mendapat hambatan dari luar, biasanya dari orang tua. Nangkih dibenarkan di adat tetapi dilarang atau dianjurkan untuk dilakukan karena bermakna negatif, dimana mereka tidak meminta izin dari orang tuanya dahulu untuk menikah. 2. Sebagian besar dari mereka yang menikah dini melakukan nangkih. Hal ini membuktikan bahwa memang benar mereka yang menikah dini di tentang oleh orang tua dan dianggap tabu. Dimana sebagian besar alasan orang tua tidak menyetujui anaknya menikah dini karena masih berada di usia sekolah dan masih terlalu muda untuk menikah. Selain itu, dari sisi ekonomi dianggap tidak mapan dan belum mandiri. 3. Pernikahan usia dini yang terjadi pada masyarakat Karo di Desa Suka Dame memang di dasari keinginan dari individunya yang menikah dini, dimana hal yang menjadi penyebab baik laki-laki maupun perempuan di desa Suka Universitas Sumatera Utara 117 Dame menikah dini, yaitu: pertama, mereka ingin mandiri tetapi kebanyakan dari mereka belum mandiri karena tinggal bersama orang tua. Kedua, kebanyakan dari mereka tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi mereka sekolah sehingga banyak dari mereka putus sekolah. Ketiga, pengaruh teman dimana ada faktor ikut-ikutan. Ada makna berbeda tentang menikah bagi sebagian dari mereka yang menikah dini, dimana pernikahan dimaknai sebagai suatu yang membanggakan dan ajang pamer kepada teman, karena mereka yang cepat menikah dianggap sebagai orang yang cantik sehingga cepat laku. Keempat, faktor pacaran usia dini, dimana proses perkembangan pikiran mereka tidak sesuai dengan perkembangan fisik mereka, cinta monyet. 4. Sistem perkawinan nangkih pada masyarakat Karo sama saja dengan sistem perkawinan yang tidak nangkih, dimana yang nangkih biasanya dilakukan secara sederhana. Hal ini tergantung sesuai kesepakatan bersama dari kedua belah pihak. Mereka yang nangkih juga dapat di berkati di gereja dengan syarat mengikuti peraturan gereja. 5. Gambaran pernikahan dini di desa Suka Dame dapat dilihat dari beberapa sisi, dari sisi ekonomi, gambaran mereka yang menikah dini berada di garis kemiskinan dengan pendapatan yang rendah dan hanya pas-pasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari sisi keharmonisan, gambaran mereka yang menikah dini di desa Suka Dame sebagian besar harmonis, karena memang didasari oleh perasaan saling suka, dimana pertengkaran terjadi disebabkan kebutuhan ekonomi. Dari sisi perasaan, mereka yang menikah dini banyak merasa menyesal karena mereka tidak bisa lagi menikmati masa muda, dimana di umur mereka yang masih muda mereka masih ingin bebas. Universitas Sumatera Utara 118 6. mereka yang menikah dini sebelum menikah, mereka belum mengerti benar makna pernikahan bagi mereka sendiri bahkan sesudah mereka menikah mereka juga masih bingung saat ditanya tentang makna pernikahannya. Mereka hanya ingin menjalani pernikahannya dan menjaga pernikahannya agar tetap bertahan walaupun banyak lika-liku yang mereka jalani di dalam kehidupan keluarganya, dan anak menjadi salah satu alat untuk mempertahankan rumah tangganya dimana nilai pernikahan dianggap sebagai suatu yang berharga dan ingin dipertahankan.

6.2 Saran