Pembuangan Air Limbah Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS

3. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak membahayakan pemakai, 4. Tidak memasukkan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban, 5. Tidak ada aliran masuk kedalam jamban selain untuk membilas tinja.

2.2.3. Pembuangan Air Limbah

Menurut Azwar 1995, yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk Industrialisasi. Beberapa sumber air buangan : a. Air buangan rumah tangga domestic waste water Air buangan dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta tinja dan urine, air bekas cucian, dapur dan kamar mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik. b. Air buangan kotapraja minicipal waste water Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, selokan, tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya. c. Air buangan industri industrial waste water Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat pelarut, amoniak dan lain- lain Entjang, 2000. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah sebelumnya. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga yyang dapat menjadi media transmisi penyakit seperti Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri Basiler, dan sebagainya.

2.2.4. Pengelolaan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi , atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya Notoatmodjo, 2003.

2.2.4.1 Jenis-jenis sampah

a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya Notoatmodjo, 2003: - Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya : logambesi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya. - Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya. b. Sampah berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar - Sampah yang mudah terbakar, misalnya karet, kertas, kayu, dan sebagainya. - Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng bekas, besilogam bekas, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahanpembuatan makanan yang umumnya mudah membusuk yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran, hotel, dan sebagainya. - Rabish, sampah yang berasal dari perkantoran baik yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar. - Ashes Abu, yaitu sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok. - Sampah jalanan steet sweeping, yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan. - Sampah industri. - Bangkai binatang dead animal. - Bangkai kendaraan abandoned vehicle - Sampah pembangunan construction waste

2.2.4.2 Cara Pengelolaan Sampah

Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut Notoatmodjo, 2003: a. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Pengumpulan sampah dimulai di tempat sumber dimana sampah tersebut dihasilkan. Dari lokasi sumbernya sampah tersebut diangkut dengan alat angkut sampah. Sebelum sampai ke tempat pembuangan kadang-kadang perlu adanya suatu tempat penampungan sementara. Dari sini sampah dipindahkan dari alat angkut yang lebih besar dan lebih efisien, misalnya dari gerobak ke truk atau dari gerobak ke truk pemadat. Universitas Sumatera Utara Adapun Syarat tempat sampah yg di anjurkan : - Terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, dan tidak mudah bocor. - Mempunyai tutup yg mudah di buka, dikosongkan isinya, mudah dibersihkan. - Ukurannya di atur agar dapat di angkut oleh 1 orang. Sedangkan syarat kesehatan tempat pengumpulan sampah sementara Mubarak dan Chayatin, 2009 : - Terdapat dua pintu : untuk masuk dan untuk keluar - Lamanya sampah di bak maksimal tiga hari - Tidak terletak pada daerah rawan banjir - Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung sampah untuk tiga hari. - Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat. - Harus ada kran air untuk membersihkan. - Tidak menjadi perindukan vektor. - Mudah di jangkau oleh masyarakat dan kendaraan pengangkut. b. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah - Ditaman Landfill, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. - Dibakar Inceneration, yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran incenerator. - Dijadikan pupuk Composting, yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk Mubarak dan Chayatin, 2009 Universitas Sumatera Utara

2.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan responden. Umur responden adalah usia responden yang menjadi indikator dalam setiap pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya. Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi perilaku, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggungjawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda Notoatmodjo, 2003. Karakteristik umur responden berkaitan dengan perubahan perilaku, dimana semakin tua umur responden di harapkan semakin memiliki pengalaman dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Belajar membedakan benar-salah dan mengembangkan hati nurani merupakan perkembangan manusia sejak masa bayi dan anak-anak. Sehingga dengan bertambahnya umur maka akan mencapai tingkat kematangan yang tinggi sesuai dengan perkembangannya. Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Istilah gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Dalam Women’s Studies Encylopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan distinction dalam hal peran, perilaku, metalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-norma dan adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan Universitas Sumatera Utara perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, dan gagah. Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminim seperti halus, lemah, peras, sopan, dan penakut. Perbedaan dengan pengertian seks yang lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki maleness dan perempuan femaleness. Istilah seks umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan aktivitas seksual love making activities Mubarak, 2009. Pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi usia baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik Notoatmodjo, 2005. Pendidikan secara umum merupakan salah satu upaya yang direncanakan untuk menciptakan perilaku seseorang menjadi kondusif dalam menyingkapi suatu masalah. Tingkat pendidikan berpengaruh pada perubahan sikap dan perilaku hidup sehat Atmarita, 2004. Menurut Notoatmodjo 2003, konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Dalam kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri yaitu : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri yang kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, dan bukan karena kebetulan. Menurut undang-undang sistem pendidikan Universitas Sumatera Utara nasional tahun 2003 jenjang pendidikan 2003, terdiri atas jenjang pendidikan formal dan non formal. Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas antar manusia untuk saling memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis maupun biologis http:www.seputarpendidikan.com201408. Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi http:id.wikipedia.org. Penghasilan adalah pendapatan; perolehan uang yang diterima. Pendapatan keluarga menentukan ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik. Dimana semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin baik fasilitas dan cara hidup mereka yang terjaga akan semakin baik Berg, 1986. Tingkatan pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dimana status ekonomi orang tua yang baik akan berpengaruh pada fasilitasnya yang diberikan Notoatmodjo, 2003. Apabila tingkat pendapatan baik, maka fasilitas kesehatan mereka, khususnya didalam rumahnya akan terjamin misalnya dalam penyediaan air bersih, penyediaan jamban sendiri, atau jika mempunyai ternak akan dibuatkan kandang yang baik dan terjaga kebersihannya. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau koqnitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut WHO World Health Organization, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri Wawan, A dan Dewi M, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.5 Ruang Lingkup STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan program Nasional dalam rangka percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi Dasar di Indonesia. Selain itu program ini juga erat kaitannya dengan target Millenium Developent Goals MDGs dan RPJMN. Untuk mendukung program ini, ditingkat pusat telah dibentuk Sekretarat STBM cq. Kementerian Kesehatan. Sekretariat STBM juga beranggotakan mitra-mitra yang sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan STBM dibeberapa wilayah di Indonesia sehingga keberadaan sekretariat STBM sangat strategis dalam implementasi STBM di Indonesia serta diperkayai dari berbagai pembelajaran dan pengalaman. Target program yang ada dalam STBM sendiri terdiri dari 5 pilar yaitu Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, serta Pengelolaan limbah cair rumah tangga, yang mana cakupan area pendekataan utamanya adalah tingkat rumah tangga secara kolektif, untuk menjalankan itu semua harus digerakkan dan disinergikan melalui 3 komponen pendekatan yakni Menciptakan Kebutuhan Demand creation, Ketersediaan pasokan supply improvement, dan Lingkungan yang mendukung Enabling Environment. Informasi detail tentang pendekatan STBM tersebut dapat dilihat pada buku petunjuk Pelaksanaan dan Teknis STBM Manlaknis STBM Sekretariat Nasional STBM, 2014 Universitas Sumatera Utara

2.6 Lima Pilar STBM

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Pilar STBM terdiri atas perilaku: a. Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS; b. Cuci TanganPakai Sabun CTPS; c. PengelolaanAir Minum dan MakananRumah Tangga PAMMRT; d. PengamananSampahRumah Tangga PSRT; dan e. PengamananLimbah Cair Rumah Tangga PLCRT Kemenkes RI, 2014

2.6.1 Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS

Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu: a. tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan b. dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.1 Contoh Perubahan Perilaku SBS Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan di dalam rumah atau di luar rumah yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari : a Bangunan atas jamban dinding danatau atap Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.2 Bangunan Atas Jamban Dinding danatau Atap Universitas Sumatera Utara b Bangunan tengah jamban Terdapat 2 dua bagian bangunan tengah jamban, yaitu: - Lubang tempat pembuangan kotoran tinja dan urineyang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana semi saniter, lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup. - Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah SPAL. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.3 Contoh Bangunan Tengah Jamban c Bangunan Bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotorantinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 dua macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu: - Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan limbah kotoran manusia tinja dan urine. Bagian padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidangsumur resapan.Jika tidak Universitas Sumatera Utara memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut. - Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segiempat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya Kemenkes RI, 2014. Sumber : Kemenkes RI, 2014 Gambar 2.4 Contoh Bangunan Bawah Jamban

2.6.2 Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS

Dokumen yang terkait

KAJIAN PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI DESA JELBUK KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER TAHUN 2014

4 28 150

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 17

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 14

PMK No. 3 ttg Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

0 0 40

113880861 Majalah Percik Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM 2012

0 2 64

PERBEDAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI DESA CIKUPA DAN DESA TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017

0 1 38

Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014

0 1 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan - Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014.

0 1 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014.

0 0 8

GAMBARAN PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI DESA LOLOWUA KECAMATAN HILISERANGKAI KABUPATEN NIAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14