dan lingkungan sekitarnya yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tidak ada saluran pembuangan air limbah dan perilaku kebiasaan membuang sampah
sembarangan. Pemicuan STBM yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan di desa Lolowua
masih diutamakan pada pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS, tetapi pada penelitian skripsi ini peneliti juga membahas empat pilar
lainnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga serta Pengamanan Limbah
Cair Rumah Tangga. Pemantauan lima pilar ini diharapkan dapat mengetahui pencapaian keberhasilan Program STBM di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana hasil Pencapaian Pelaksanaan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat STBM di desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nias tahun
2014.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan STBM di desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui karakteristik responden pendidikan, pekejaan, dan
penghasilan di desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten
Nias.
2. Diketahui pengetahuan responden tentang pelaksanaan STBM di desa
Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias
3. Diketahui penerapan pelaksanaan STBM pilar pertama yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarangan SBS di desa Lolowua Kecamatan
Hiliserangkai Kabupaten Nias.
4. Diketahuinya penerapan pelaksanaan STBM pilar kedua yaitu Cuci
Tangan Pakai Sabun CTPS di desa Lolowua Kecamatan
Hiliserangkai Kabupaten Nias.
5. Diketahuinya penerapan pelaksanaan STBM pilar ketiga yaitu
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga PAMM RT di
desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias.
6. Diketahuinya penerapan pelaksanaan STBM pilar keempat yaitu
Pengamanan Sampah Rumah Tangga PS RT di desa Lolowua
Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias.
7. Diketahuinya penerapan pelaksanaan STBM pilar kelima yaitu
Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga PLC RT di desa Lolowua
Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM dan mendapatkan
pengalaman pribadi dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat semasa perkuliahan khususnya dalam hal metodologi penelitian.
1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Nias
Dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan cakupan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM serta meningkatkan
kualitas petugas pelaksana di lapangan.
1.4.3 Bagi Warga Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai
Menambah wawasan dan pengetahuan warga desa Lolowua kecamatan Hiliserangkai tentang program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat STBM sehingga diharapkan warga dapat meningkatkan derajat kesehatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor
lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat.
Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi lingkungan yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia WHO, menyebutkan
pengertian sanitasi lingkungankesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia,
terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia
Sedangkan menurut Chandra 2007, sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat
untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia
2.2. Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
Universitas Sumatera Utara
manusia Azwar, 1995. Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, pengelolaan sampah, dan pengelolaaan air limbah.
2.2.1. Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan
sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari Mubarak dan Chayatin, 2009.
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan, maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu
kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar
oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan
lainnya Wardhana, 2004. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas yang memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-
rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standart kehidupan, dan kebiasaan masyarakat Chandra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,
antara lain: - Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
- Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. - Tidak berasa dan tidak berbau.
- Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga. - Memenuhi standart minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI Mubarak dan Chayatin, 2009 Persyaratan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No.416 Tahun 1990 . Penyediaan air bersih harus memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas Depkes RI, 2005.
a. Syarat Kuantitas
Syarat kuantitas adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan
maka kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 literoranghari dengan perincian
yaitu untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter Slamet, 2002.
b. Syarat Kualitas