Penentuan Prioritas Supplier dengan PROMETHEE Preference

5.6. Penentuan Prioritas Supplier dengan PROMETHEE Preference

Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation PROMETHEE merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama dari PROMETHEE adalah untuk mempermudah proses pengambilan keputusan. Data yang diperlukan pada metode ini adalah nilai bobot prioritas subkriteria dan nilai bobot global dari metode ANP sebagai nilai pembobotan perbandingan antar alternatif. Matriks prioritas level alternatif untuk perhitungan PROMETHEE dapat dilihat pada Tabel 5.91. Tabel 5.91. Matriks Bobot Prioritas Level Alternatif PROMETHEE Sumber: Andrison Bagus Chandra, Model Pengambilan Keputusan…, FT-UI, 2002 Keterangan: a = Alternatif f = Kriteria yang digunakan f k a n = nilai bobot prioritas Universitas Sumatera Utara Nilai pembobotan dari metode ANP sebagai nilai pembobotan perbandingan antar alternatif dan subkriteria diambil dari Tabel 5.86. Untuk menentukan indeks preferensi alternatif maka harus dilakukan perbadingan bobot antar subkriteria untuk mendapatkan derajat preferensi atau Pd. Nilai ini diperoleh dengan cara mengevaluasi nilai deviasi antar subkriteria. Contoh perhitungan selisih nilai kriteria d antara A1 dan A2 untuk subkriteria K1: dA1, A2 = 0,1733 - 0.2093 = -0,0360 dA2, A1 = 0,2093 – 0,1733 = 0,0360 Rekapitulasi perhitungan selisih nilai kriteria d antar alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.92. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.92. Rekapitulasi Perhitungan Selisih Nilai Kriteria d antar Alternatif K1 K2 K3 P1 P2 P3 J1 J2 T1 T2 T3 T4 G1 G2 G3 G4 A1,A2 -0,036 0,049 0,054 -0,092 -0,212 -0,194 -0,080 -0,231 -0,218 -0,125 -0,184 -0,113 -0,357 -0,133 -0,283 0,177 A1,A3 0,034 0,169 0,130 0,106 0,151 0,075 0,117 0,107 0,104 0,075 0,027 0,027 0,026 0,031 0,070 0,331 A1,A4 -0,305 0,058 -0,107 -0,218 0,003 -0,236 -0,056 -0,080 -0,07 -0,295 -0,125 -0,200 -0,170 -0,395 -0,170 0,182 A2,A1 0,036 -0,049 -0,054 0,092 0,212 0,194 0,080 0,231 0,218 0,125 0,184 0,113 0,357 0,133 0,283 -0,177 A2,A3 0,070 0,120 0,076 0,198 0,364 0,269 0,197 0,339 0,3228 0,201 0,211 0,141 0,383 0,165 0,353 0,154 A2,A4 -0,269 0,009 -0,161 -0,125 0,215 -0,042 0,023 0,151 0,138 -0,169 0,059 -0,087 0,187 -0,261 0,112 0,004 A3,A1 -0,034 -0,169 -0,130 -0,106 -0,151 -0,075 -0,117 -0,107 -0,10 -0,075 -0,027 -0,027 -0,026 -0,031 -0,070 -0,331 A3,A2 -0,070 -0,120 -0,076 -0,198 -0,364 -0,269 -0,197 -0,339 -0,3228 -0,201 -0,211 -0,141 -0,383 -0,165 -0,353 -0,154 A3,A4 -0,340 -0,111 -0,237 -0,324 -0,148 -0,311 -0,173 -0,188 -0,184 -0,370 -0,152 -0,228 -0,196 -0,426 -0,240 -0,149 A4,A1 0,305 -0,058 0,107 0,218 -0,003 0,236 0,056 0,080 0,079 0,295 0,125 0,200 0,170 0,395 0,170 -0,182 A4,A2 0,138 -0,009 0,161 0,125 -0,215 0,042 -0,023 -0,151 -0,138 0,169 -0,059 0,087 -0,187 0,261 -0,112 -0,004 A4,A3 0,340 0,111 0,237 0,324 0,148 0,311 0,173 0,188 0,184 0,370 0,152 0,228 0,196 0,426 0,240 0,149 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.6.1. Perhitungan Derajat Preferensi dan Indeks Preferensi

Sebelum dilakukan perhitungan indeks preferensi, maka terlebih dahulu ditentukan nilai derajat preferensi Pd. Penentuan nilai Pd antar alternatif dilakukan dengan menggunakan tipe usual tipe preferensi ke-1 dan tipe quasi tipe preferensi ke-2 dengan ketentuan sebagai berikut 10 • Tipe Usual Tipe preferensi Ke-1 : Pd= � 0 jika d ≤ 0 1 jika d 0 Keterangan: Pd = derajat preferensi perbandingan alternatif antar supplier d = selisih nilai kriteria, dimana d = f k a n -f k-1 a n-1 , dan sebaliknya. • Tipe Quasi Tipe Preferensi Ke-2 Pd= � 0 jika d ≤ q 1 jika d q Keterangan: Pd = derajat preferensi perbandingan alternatif antar supplier d = selisih nilai kriteria, dimana d = f k a n -f k-1 a n-1 , dan sebaliknya. q = nilai parameter yang menjelaskan pengaruh yang signifikan 10 Nuria Gens Fernandes, 2014. The Management of Missing Values in PROMETHEE Methods. Universite Libre of Bruxelles dan Universite D’Europe Universitas Sumatera Utara Pembagian penggunanaan tipe preferensi pada tiap alternatif dapat dilihat pada tabel 5.93. Tabel 5.93. Pembagian Tipe Preferensi yang Digunakan No Alternatif Tipe Kriteria Kaidah MaksMin Tipe Parameter P Q 1 A1 Tipe I Maksimasi - - 2 A2 Tipe II Maksimasi 0,11 3 A3 Tipe I Maksimasi - - 4 A4 Tipe II Maksimasi 0,13 Berikut ini merupakan latar belakang penggunaan tipe preferensi dan parmeter pada masing-masing kriteria: 1. Peningkatan Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman A1 Penilaian alternatif A1 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi usual tipe I. Pemilihan tipe ini melihat data bobot prioritas antara A1 dan subkriteria memiliki angka yang rendah dan menghasilkan selisih nilai d yang kecil dan kebanyakn bernilai minus - juga. Apabila alternatif A1 selisih nilai skala lebih besar dari 0 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0 menunjukkan alternatif itu tidak lebih baik dari alternatif lainnya. 2. Perbaikan Fasilitas dan Infrastruktur Transportasi A2 Penilaian A2 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi quasi tipe II. Apabila alternatif A2 selisih nilai skala lebih besar dari 0,11 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai Universitas Sumatera Utara skala kurang atau sama dengan 0,11 menunjukkan sama baiknya dengan alternatif lainnya 3. Peningkatan Kinerja Sortasi dan Penumpukan A3 Penilaian alternatif A3 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi usual tipe I. Pemilihan tipe ini melihat data bobot prioritas antara A3 dan subkriteria memiliki angka yang rendah dan menghasilkan selisih nilai d yang kecil dan kebanyakn bernilai minus - juga. Apabila alternatif A1 selisih nilai skala lebih besar dari 0 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0 menunjukkan alternatif itu tidak lebih baik dari alternatif lainnya. 4. Optimasi Penjadwalan Transportasi dari kebun ke pabrik trip dan truk A4 Penilaian A4 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi quasi tipe II. Bagi responden apabila respon terhadap klaim selisih nilai skala lebih besar dari 0,13 hal ini menunjukkan bahwa alternatif A4 tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0,13 menunjukkan sama baiknya dengan alternatif lainnya. Contoh penentuan nilai Pd pada Alternatif A1 dengan A2 adalah sebagai berikut, Alternatif 1 menggunakan tipe preferensi ke 1, maka: dA1,A2 = -0,0360, nilai d 0 Maka nilai Pd adalah 0, yang berarti untuk subkriteria K1, alternatif A1 lebih lemah daripada supplier A2. Universitas Sumatera Utara Setelah didapat nilai derajat preferensi, maka dilanjut dengan menghitung nilai indeks preferensi. Fungsi indeks preferensi atas seluruh kriteria adalah sebagai berikut 11 11 Op.Cit., Nuria Gens Fernandes. . π x,xi = ∑ Pd.Wj. k x=1 Dimana : π x, xi = indeks preferensi Wj = Bobot Global untuk kriteria pada ANP Pd = Nilai derajat preferensi Contoh perhitungan indeks preferensi untuk semua kriteria pada Alterntif 1 A1 dan Alternatif 2 A2 dihitung sebagai berikut : π A1,A2 = 0 x 0,0985 + 1 x 0,0633 + 1 x 0,0363 + 0 x 0,1284 + 0 x 0,0591 + 0 x 0,0385 + 0 x 0,0203 + 0 x 0,0122 + 0 x 0,0481 + 0 x 0,0191 + 0 x 0,0510 + 0 x 0,0430 + 0 x 0,0695 + 0 x 0,0681 + 0 x 0,0370 + 1 x 0,0199 = 0,1195 Indeks preferensi dapat ditentukan tanpa menggunakan bobot jika semua kriteria dianggap sama tingkat kepentingannya. Namun, pada penelitian ini perhitungan indeks preferensi menggunakan bobot global yang dihitung dari ANP yang hasil perhitungannya tercantum pada Tabel 5.90. Rekapitulasi hasil perhitungan derajat preferansi dan indeks preferensi dapat dilihat pada Tabel 5.94. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.94. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Derajat Preferansi dan Indeks Preferensi K1 K2 K3 P1 P2 P3 J1 J2 T1 T2 T3 T4 G1 G2 G3 G4 Indeks Preferensi A1,A2 1 1 1 0,1195 A1,A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8123 A1,A4 1 1 1 0,1423 A2,A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,4456 A2,A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,6775 A2,A4 1 1 1 1 1 0,2259 A3,A1 0,0000 A3,A2 0,0000 A3,A4 0,0000 A4,A1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,5021 A4,A2 1 1 1 1 0,2220 A4,A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,7490 Sumber: Pengolahan Data Setelah diperoleh nilai indeks preferensi dari masing-masing Alternatif maka dibuat kemudian matriks hasil perhitungan Indeks Preferensi agar mempermudah perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow. Matriks ini dapat dilihat pada Tabel 5.95. Tabel 5.95. Matriks Perhitungan Indeks Preferensi A1 A2 A3 A4 A1 0,1195 0,8123 0,1423 A2 0,4456 0,6775 0,2259 A3 0,0000 0,0000 0,0000 A4 0,5021 0,2220 0,7490 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.6.2. PROMETHEE I

Analisis PROMETHEE I dilakukakan dengan melakukan perhitungan positive outranking flow leaving flow dan negative outranking flow entering flow berdasarkan nilai indeks peferensi yang terdapat pada Tabel 5.95. dilakukan dengan persamaan sebagai berikut: Leaving flow ∅ + � = 1 �−1 ∑ � a, x Entering flow ∅� = 1 �−1 ∑ � a, x Keterangan: π x, xi = nilai indeks preferensi n = jumlah alternatif supplier a = alternatif Contoh perhitungan leaving flow A1 adalah sebagai berikut: Leaving flow ∅ + � = 1 �−1 ∑ � a, x Leaving flow ∅ + A1= 1 4-1 ∑ 0,1195+0,8123+0,1423 = 0,3580 Contoh perhitungan entering flow A1 adalah sebagai berikut: Entering flow ∅� = 1 �−1 ∑ � a, x Universitas Sumatera Utara Entering flow ∅� = 1 4 −1 0,4456 +0,0000+0,5021 = 0,3159 Rekapitulasi hasil perhitungan leaving flow dan entering flow dapat dilihat pada Tabel 5.96. Tabel 5.96. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow Alternatif Leaving Flow Entering Flow A1 0,3580 0,3159 A2 0,4497 0,1138 A3 0,0000 0,7462 A4 0,4910 0,1227 Sumber: Pengolahan Data

5.6.3. PROMETHEE II

Setelah mendapat nilai leaving flow dan entering flow, dilanjutkan dengan melakukan analisis PROMETHEE II yaitu dengan melakukan perhitungan net flow untuk memperoleh ranking Alternatif. Net flow diperoleh dari hasil pengurangan leaving flow dan entering flow. Rekapitulasi nilai net flow dan ranking alernatif dapat dilihat pada Tabel 5.97. Tabel 5.97. Nilai Net Flow dan Ranking Supplier Alternatif NETFLOW RANKING A1 0,0421 3 A2 0,3358 2 A3 -0,7463 4 A4 0,3683 1 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Nilai leaving flow sebenarnya menggambarkan strength atau kelebihan suatu alternatif terhadap alternatif lainnya. Sedangkan nilai entering flow menggambarkan weakness atau kekurangan suatu supplier terhadap supplier lainnya 12 1. Peningkatan Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman A1 . Oleh karena itu, nilai net flow dikatakan stabil apabila bernilai positif, dikarenakan nilai leaving flow lebih besar dibandingkan nilai entering flow. Dalam arti, strength yang dimiliki supplier haruslah lebih besar dibandingkan dengan nilai weakness. Pada penelitian ini terdapat 3 tiga alternatif yang direkomendasikan untuk perusahaan, yaitu sebagai berikut: 2. Perbaikan Fasilitas dan Infrastrukur TransportasiA2 3. Optimasi Penjadwalan Transportasi dari kebun ke pabrik trip dan truk A4 12 Dzikri Arbawan Rahmatullah, dkk.2013. Usulan Prioritas Peringkat dalam Pemilihan Supplier Produk Yamato dengan Metode PROMETHEE Studi Kasus PT. Chitose Mfg.Institur Teknologi Nasional: Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Struktur Jaringan

Analytic Network Process ANP Penyusunan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria dilakukan dengan wawancara kepada pihak pakar. Pemilihan narasumber ini didasarkan kepada metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu judgement sampling dikarenakan penggunaan metode ANP yang mengharuskan penggunaan pihak ahli dan memiliki pengetahuan mendalam mengenai objek penelitian. Penentuan hubungan antar subkriteria dan kriteria dari pihak ahli menjadi dasar dibentuknya struktur jaringan network, yang merupakan bagian utama dan penting dari ANP. Terdapat dua jenis hubungan pada struktur jaringan yang terbentuk, yakni inner dependence dan outer dependence. Hubungan inner dependence menunjukkan setiap subkriteria yang ada pada masing-masing kluster kriteria saling mempengaruhi. Tidak semua kluster memiliki hubungan inner dependence, seperti kluster kebijakan klaim jaminan. Sementara itu semua subkriteria memiliki hubungan outer dependence. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Analisis Pemilihan Supplier dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Preference Ranking Organization MethodFor Enrichment Evaluation (PROMETHEE) di PT. Suryamas Lestari Prima

0 13 68

Analisis Pemilihan Supplier dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Preference Ranking Organization MethodFor Enrichment Evaluation (PROMETHEE) di PT. Suryamas Lestari Prima

0 0 23

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 0 24

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 0 1

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 1 9

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 0 30

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 0 2

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

0 0 41

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Bantuan Keluarga Miskin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process – Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation II (AHP-PROMETHEE II)

0 0 6