Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder

akan cenderung melakukan promiskuitas, sehingga akan meningkatkan penyebaran kondiloma akuminata dalam masyarakat Irianto, 2014.

2.6 Pencegahan

Pencegahan KA dapat dilakukan dengan beberapa pencegahan, antara lain: Daili,2007

2.6.1 Pencegahan Primer

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya agar orang sehat tetap sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer merupakan hal yang paling penting, terutama dalam merubah perilaku. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain : a. Pendidikan moral, agama dan seks b. Menjaga kebersihan alat kelamin c. Tidak melakukan seks pada usia dini WHO,2005 Remaja harus menghindari melakukan hubungan seksual di usia dini karena kondisi ini sangat rentan dengan terjadinya infeksi serviks yang nantinya dapat menyebabkan PID, infertilitas, dan kehamilan ektopik. d. Melakukan vaksinasi untuk penderita HPV dengan tipe 16 dan 18. e. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual f. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal, dan oral dengan orang yang terinfeksi. g. Segera memeriksakan diri dan melakukan konseling ke dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan kepada penderita yang sudah terinfeksi KA. Cara yang dapat dilakukan ialah dengan : a. Diagnosa Kondiloma Akuminata KA 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik Ditemukannya tanda berupa kelainan kulit yang berbentuk akuminata, papul, ataupun datar didaerah perineum ataupun gland penis pada laki-laki, pada perempuan dibagian vulva dan bagian lainnya. KA dapat diketahui melalui pemeriksaan pap smear, test IVA, bahkan disaat pemeriksaan kandungan. 3. Pemeriksaan penunjang seperti sitologi, test asetat, colposcope . b. Pengobatan Pengobatan yang benar meliputi pemilihan obat yang tepat serta dosis yang adekuat dan sesuai anjuran dokter dan melakukan tindak lanjut secara teratur. Pengobatan KA dilakukan dengan WHO,2003 : 1. Secara kimia dengan pemberian gel podophyllotoxin 0.5 atau dengan pemberian krim imiquimod 5, asam trikloroasetat TCA 80 - 90 CDC,2010. 2. Secara fisik dilakukan dengan cryotherapy dengan nitrogen cair, karbon dioksida padat, atau cryoprobe. Ulangi setiap 1-2 minggu. Universitas Sumatera Utara Selain itu dapat juga melakukan tindakan electrosurgerykauterisasi pembedahan, surgical removal. Pada wanita hamil tidak semua terapi di atas dapat digunakan, pilihan terapi yang dapat diberikan antara lain krioterapi, elektrokauterisasi, terapi laser, dan asam trikloroasetat. c. Sebelum penyakit dinyatakan sembuh dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Lebih baik lagi apabila dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan seksualnya. d. Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan pencegahan karena infeksi menular seksual dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas. e. Pasien hendaknya diberikan edukasi mengenai risiko komplikasi dari infeksi KA.

2.6.3 Pencegahan Tersier