5.1.3 Tingkat Pendidikan Penderita KA
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita KA Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2011-2015 Berdasarkan gambar 5.3 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita
KA berdasarkan tingkat pendidikan yang tertinggi adalah kelompok tamat SMA sebesar 62,5, perguruan tinggi 16,3, tamat SMP 12,5, sedangkan
proporsi terendah ialah Tamat SD 8,7. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Aswar 2012 di RSUP
H.Adam Malik Medan bahwa proporsi tertinggi tingkat pendidikan pada penderita KA adalah tamat SMA 63,2. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian
Hidayat 2012 di RS M. Djamil Padang bahwa proporsi tertinggi tingkat pendidikan pada penderita KA adalah tamat SMA 100. Silitonga 2010 di
RSUP H. Adam Malik Medan menyebutkan pasien kondiloma akuminata yang paling banyak adalah pasien dengan tingkat pendidikan menengah Tamat SMA
62,5 16,3
12,5 8,7
Tamat SMA Perguruan Tinggi
Tamat SMP Tamat SD
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 85. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rucitra 2014 bahwa sebagian besar penderita KA berpendidikan menengah 61,3.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pendidikan menengah tamat SMA yang paling banyak menderita KA. Tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku seksual seseorang sehingga sangat berhubungan dengan kejadian KA. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang
semakin besar risiko menderita KA terutama dalam hal penularan dan pencegahan yang tepat. Tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko untuk
menderita KA Wahyuni,2003.
5.1.4 Pekerjaan Penderita KA
Gambar 5.4 Diagram Batang
Distribusi Proporsi
Penderita KA
Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2015
Berdasarkan gambar 5.4 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita KA berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah wiraswasta 29,8, pegawai
swasta 20,2, IRT 24, pelajar 15,4, petani 6,7, PNS 1,9, 29,8
24 20,2
15,4 6,7
1,9 1
1 10
20 30
40 50
P rop
or si
Universitas Sumatera Utara
sedangkan proporsi terendah ialah TNIPOLRI sebesar 1,0 dan tidak bekerja sebesar 1.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswar 2012 di RSUP H. Adam Malik bahwa proporsi tetinggi pekerjaan penderita KA adalah
wiraswasta 32,9. Silitonga 2010 di Medan menyebutkan bahwa penderita KA mayoritas terdapat pada penderita yang bekerja 60. Penderita yang memiliki
pekerjaan umumnya lebih memiliki akses untuk melakukan pengobatan dibanding penderita yang tidak bekerja. Sehingga yang lebih banyak tercatat adalah
penderita yang mempunyai pekerjaan.
5.1.5 Status Pernikahan Penderita KA