sehingga manifestasi klinis dan diagnosis yang didapatkan berupa KA tanpa panyakit penyerta.
5.7 Jenis Penyakit Infeksi Seksual Penyerta Pada Penderita KA
Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita KA Berdasarkan Jenis Penyakit Infeksi Seksual Penyerta di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.12 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita
KA berdasarkan jenis penyakit infeksi seksual penyerta yang tertinggi adalah tidak disertai dengan penyakit infeksi seksual penyerta yaitu 82,7, HIV 11,5,
kandidiosis vaginalis 4,8, sedangkan yang terendah adalah sifilis yaitu 1,0. Penelitian yang dilakukan oleh Stella 2012 di Manado, menunjukkan
bahwa proporsi tertinggi penderita KA tidak disertai dengan penyakit seksual penyerta sebesar 62,96. Diikuti dengan HIV 11,11, KVV 7,41. Kedua
penyakit ini saling berhubungan antara lain KA merupakan faktor resiko dari HIV. Pada pasien HIV, KA atau IMS lain yang sudah diderita dapat menjadi
82,7 11,5
4,8 1
Tidak Ada HIV
Kandidiosis Vaginalis Sifilis
Universitas Sumatera Utara
lebih berat, berulang atau dapat resisten karna terjadi ketidakmampuan sistem imunitas penderita untuk melawan masuknya kuman patogen Ketut,2009.
Infeksi menular seksual lainnya seperti herpes genitalia, gonorrhea, trichomoniasis, syphilis, infeksi jamur dan lainnya dapat mengurangi kemampuan
untuk melawan infeksi HPV. Penyakit ini juga dapat membuat lingkungan lokal di sekitar kelamin lebih lembab sehingga kondusif bagi penyebaran dan
pertumbuhan HPV. Berbagai penyakit menular seksual dan infeksi virus atau jamur lain secara signifikan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit,
sehingga morbiditas dan risiko kekambuhan dari kondiloma ini menjadi dua kali lipat Murtiastutik,2007 dan Stanley,2009.
5.8 Penatalaksanaan Medis Penderita KA
Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita KA Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar 5.13 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita
KA berdasarkan penatalaksanaan medis yang tertinggi adalah menggunakan asam trikloroasetat TCA sebesar 90,4, sedangkan kauterisasi sebesar 9,6.
90,4 9,6
Asam Trikloroasetat TCA
Kauterisasi
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stella 2012 di Manado dengan hasil penelitian penatalaksanaan medis dengan menggunakan
asam trikloroasetat TCA sebesar 29,63, kauterisasi sebesar 7,41. Sementara hasil berbalik hasil penelitian oleh Murtiastutik dkk.2011 di Surabaya
menyatakan bahwa penatalaksanaan medis kauterisasi sebesar 46,1 dan asam trikloroasetat TCA sebesar 44,4.
Dalam pemilihan penatalaksanaan
terapi ini hendaknya selain memperhatikan kondisi penderita dan kemampuan tenaga kesehatan. Tujuan
terapi pada KA adalah untuk menghilangkan lesi yang tampak, sehingga menurunkan daya penularan penyakit ini. Selain itu tujuan terapi juga untuk
mengurangi keluhan dan gejala yang ada tetapi hingga saat ini belum ada obat yang mampu mengeradikasi HPV dan mencegah replikasi virus atau dengan kata
lain akan dapat menyebabkan rekuren Murtiastutik,2009. Untuk penatalaksanaan elektrokauterisasi dipilih, kemungkinan dengan
pertimbangan bahwa kauterisasi merupakan terapi yang cukup efektif bagi pasien, hasil terapi yang memuaskan, mudah dan cepat cara pengerjaannya, ukuran dan
lokasi KA yang masih memungkinkan untuk dilakukan terapi elektrokauterisasi serta biaya yang cukup terjangkau oleh pasien Kevin,2006
Terapi TCA banyak dipakai karena memiliki efek kaustik dengan menimbulkan koagulasi dan nekrosis pada jaringan tetapi jarang menimbulkan
iritasi dan aman dipakai pada wanita hamil serta jarang mengakibatkan toksisitas sistemik. Penatalaksanaan medis penderita KA mempertimbangkan kondisi
penderita, bentuksifat lesi, besarukuran serta lokasi lesi. Kondiloma pada
Universitas Sumatera Utara
kehamilan membutuhkan dapat berkembang dengan
sehingga dapat menutup persalinan. Banyaknya pengobata
terjadinya penularan kepada s kerja TCA adalah dengan
kekeringan sel dan jaringan.. dengan lidikapas aplikator
pertimbangan tingkat keama lebih murah.
5.9 Analisa Statistik