11
dasarnya hygiene adalah mengembangkan kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan.
Higiene sayuran adalah semua kondisi dan tindakan untuk menjamin keamanan dan kelayakan sayuran pada semua tahap dalam rantai makanan
Deptan, 2009; CAC, 2003.
2.3.2. Sanitasi
Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dibidang kesehatan terutama kesehatan masyarakat Departemen
Pendidikan Nasional, 2001. Sedangkan menurut Budioro.B. 1997, sanitasi pengawasan terhadap berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Jadi lebih baik mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat
dihindari. Terkait makanan, sanitasi didefinisikan sebagai penerapan atau
pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya pencemaran kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan
foodborne illness atau foodborne disease Prabu, 2008. Keamanan pangan food safety adalah jaminan agar makanan tidak membahayakan konsumen pada
saat disiapkan dan atau dimakan menurut penggunaannya. Sedangkan kelayakan pangan food suitability adalah jaminan agar makanan dapat diterima untuk
konsumsi manusia menurut penggunaannya Deptan, 2009.
2.4. Pasar
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519MenkesSKVI2008, kesehatan suatu populasi masyarakat ditentukan oleh ketersediaan layanan
masyarakat, salah satu contohnya ialah pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan sarana penting untuk pemenuhan kebutuhan hidup, bagi kalangan
masyarakat menengah ke bawah. Pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar
tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan
dan penawaran dapat berupa barang atau jasa. Sedangkan secara umum pasar
12
merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pasar tradisional, pasar modern, bursa kerja, bursa efek adalah contoh pasar Lilananda, 2009; Arobaya,
2010. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los
dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa
ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Beberapa pasar tradisional yang legendaris antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang Arifin, 2007; Setiawan et
al, 2008. Pasar modern bangunan pasar swalayan dan hypermarket, supermarket,
dan minimarket Arifin, 2007; Setiawan et al, 2008. tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang barcode, berada dalam dan pelayanannya dilakukan secara mandiri
swalayan atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti, buah, sayuran, daging; sebagian besar barang
lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket
Arifin, 2007; Setiawan et al, 2008. Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis
barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud. Pasar menurut wujud Lilananda, 2009:
a Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata. Misalnya
ada los-los, toko-toko. Di pasar konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat