71
2. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila
solusi yang dipakai atau dikenakan adalah melalui kekerasan.
1. Cara-Cara Penyelesaian Damai atau Bersahabat
Metode-metode penyelesaian sengketa-sengketa internasional secara damai atau bersahabat dapat dibagi dalam klasifikasi sebagai berikut :
96
a. Arbitrasi arbitration
b. Penyelesaian yudisial judicial settlement
c. Negoisasi, jasa-jasa baik good offices, mediasi, konsiliasi, dan
penyelidikan inquiry d.
Penyelesaian di bawah naungan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Klasifikasi ini tidak berarti bahwa proses-proses ini secara kaku terpisah
sama sekali, yang masing-masing hanya sesuai untuk memecahkan satu kelompok sengketa tertentu.
a. Arbitrasi
Biasanya arbitrasi menunjukkan prosedur yang persis sama sebagaimana dalam hukum nasiona, yaitu menyerahkan sengketa kepada orang-orang tertentu
yang dinamakan para arbitrator, yang dipilih secara bebas oleh para pihak, mereka itulah yang memutuskan tanpa terlalu terikat pada pertimbangan-pertimbangan
hukum
97
. Huala Adolf dalam bukunya menyatakan bahwa badan arbitrase
internasional publik adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga badan arbitrase yang ditunjuk dan disepakati para pihak negara secara
96
Ibid.
97
Ibid. hlm. 647
72
sukarela untuk memutus sengketa yang bukan bersifat perdata dan putusannya bersifat final dan mengikat
98
. b.
Penyelesaian Yudisial Penyelesaian yudisial berarti suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu
pengadilan yudisial internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum
99
. Ada beberapa pengadilan internasional antara lain International Court of
Justice ICJ, Permanent Court of International of Justice PCIJ, International Tribunal for the Law of the Sea, berbagai Ad hoc Tribunal, juga International
Criminal Court. ICJ yang juga merupakan suksesor PCIJ adalah pengadilan yang mengadili sengketa antarnegara di bidang hukum internasional. International
Tribunal for the Law of the Sea khusus mengadili sengketa di bidang hukum laut internasional. Adapun ICC dan beberapa ad hoc tribunal adalah pengadilan untuk
mengadili individu, terdakwa yang diduga telah melakukan kejahatan internasional international crime
100
. c.
Negoisasi, Jasa-jasa Baik, Mediasi, Konsiliasi, atau Penyelidikan Negoisasi, jasa-jasa baik, mediasi, konsiliasi, dan penyelidikan adalah
metode-metode penyelesaian yang kurang begitu formal dibanding dengan penyelesaian yudisial atau arbitrasi
101
. Pada umumnya negoisasi merupakan cara yang pertama kali dan paling
banyak digunakan pihak-pihak bersengketa dalam penyelesaian sengketa internasional mereka. Hal ini mengingat cara ini diakui sebagai cara yang paling
98
Huala Adolf, Op.Cit., hlm. 39
99
J.G. Starke, Op.Cit., hlm. 651
100
Sefriani, Op.Cit., hlm. 342
101
J.G. Starke, Op.Cit., hlm. 671
73
simple dan mudah dibandingkan cara-cara lain. Namun demikian akan sulit melakukan negoisasi bila antarpihak yang bersengketa tidak memiliki hubungan
diplomatik atau saling tidak mengakui eksistensi masing-masing sebagai subjek hukum internasional
102
. Ketika negoisasi tidak dapat menyelesaikan sengketa, pada umumnya
pihak bersengketa akan menggunakan jasaketerlibatan pihak ketiga. Keterlibatan pihak ketiga dalam good offices tidak lebih dari mengupayakan pertemuan pihak-
pihak bersengketa untuk berunding, tanpa terlibat dalam perundingan itu sendiri
103
. Apabila dibandingkan dengan good offices maka keterlibatan pihak ketiga
dalam mediasi sudah lebih besar. Dalam mediasi, mediator berperan aktif mendamaikan pihak-pihak bersengketa, memiliki kewenangan-kewenangan
tertentu memimpin jalannya perundingan, juga mendistribusikan proposal masing- masing pihak bersengketa
104
. Penyelesaian sengketa melalui cara konsiliasi menggunakan intervensi
pihak ketiga. Pihak ketiga yang melakukan intervensi ini adalah negara, tetapi bisa juga sebuah komisi yang dibentuk oleh para pihak. Komisi konsiliasi yang
dibentuk oleh para pihak dapat terlembaga atau ad hoc. Pada praktiknya proses penyelesaian sengketa melalu konsiliasi mempunyai kemiripan dengan mediasi.
Perbedaannya adalah konsiliasi memiliki hukum acara yang lebih formal jika dibandingkan mediasi
105
.
102
Sefriani, Op.Cit., hlm. 328
103
Ibid. hlm. 329
104
Ibid. hlm. 330
105
Dedi Supriyadi, Op.Cit., hlm. 201
74
Fungsi dari inquiry penyelidikan adalah untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa dengan mencari kebenaran fakta, tidak memihak, melalui
investigasi secara terus-menerus sampai fakta yang disampaikan salah satu pihak dapat diterima oleh pihak yang lain
106
. d.
Penyelesaian di bawah naungan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa, Organisasi Perserikatan Bangsa-
Bangsa, yang dibentuk tahun 1945, telah mengambil alih sebagian besar tanggung jawab untuk menyelesaikan sengketa-sengketa internasional. Salah satu dari
tujuan-tujuan Organisasi itu adalah penyelesaian perselisihan antara negara- negara, dan melalui Pasal 2 Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa, anggota-anggota
Organisasi harus berusaha untuk menyelesaikan sengketa-sengketa mereka melalui cara-cara damai dan untuk menghindarkan ancaman-ancaman perang atau
penggunaan kekerasan. Dalam kaitan ini tanggung jawab penting beralih ke tangan Majelis Umum dan Dewan Keamanan, sesuai dengan wewenang luas yang
dipercayakan kepada kedua badan tersebut
107
. Namun selain melalui organisasi PBB, para pihak yang bersengketa juga
dapat menyelesaikan sengketa internasional melalui organisasi regional. Penyelesaian melalui organisasi regional seharusnya dilakukan lebih dahulu oleh
para pihak yang bersengketa sebelum membawa sengketa tersebut ke forum yang lebih luas internasional atau dalam hal ini Dewan Keamanan PBB
108
. Di dalam penyelesaian sengketa secara damai terdapat asas-asas atau
prinsip-prinsip. Asas-asas atau prinsip-prinsip tersebut yaitu :
109
106
Sefriani, Op.Cit., hlm. 331
107
J.G. Starke, Op.Cit., hlm. 676
108
Sefriani, Op.Cit., hlm. 335
109
Dedi Supriyadi, Op.Cit., hlm. 196
75
Iktikad baik good faith;
Larangan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian sengketa;
Kebebasan memilih cara-cara penyelesaian sengketa;
Kebebasan memilih hukum yang akan diterapkan terhadap pokok
sengketa;
Kesepakatan para pihak yang bersengketa konsensus;
Penggunaan terlebih dahulu hukum nasional negara untuk menyelesaikan suatu sengketa prinsip exhaustion of local remedies;
Prinsip-prinsip hukum internasional tentang kedaulatan, kemerdekaan, dan
integritas wilayah negara-negara. Di samping ketujuh prinsip di atas, PBB memuat prinsip lain yang bersifat
tambahan, yaitu :
Larangan intervensi, baik terhadap masalah dalam maupun luar negeri para pihak;
Persamaan hak dan penentuan nasib sendiri;
Persamaan kedaulatan negara-negara;
Kemerdekaan dan hukum internasional.
2. Cara-Cara Penyelesaian Paksa atau Kekerasan