24
Universitas  Sumatera  Utara BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan penelitian mengenai “Konsep Diri Mahasiswi yang Menikah
di  Usia  Muda  di  Kota  Medan”,  peneliti  melaksanakan  penelitian  berdasarkan teknik  maupun  metode  penelitian  yang  telah  dijelaskan  pada  bab  III.  Untuk
mendapatkan  informasi  mengenai  penelitian  ini,  peneliti  memakai  informan utama yaitu Mahasiswi yang Menikah di Usia Muda di Kota Medan yang terpilih
oleh peneliti untuk melengkapi data penemuan pada penelitian ini. Dalam  melakukan  penelitian  mengenai  Mahasiswi  yang  menikah  di  usia
muda  di  kota  medan,  peneliti  terlebih  dahulu  mempersiapkan  materi  pertanyaan yang  akan  diajukan  saat  wawancara  dengan  informan.  Peneliti  menggunakan
metode  wawancara  untuk  memperoleh  data  atau  informasi  terkait  dengan  tujuan penelitian ini. Peneliti telah memilih terlebih dahulu Mahasiswi yang menikah di
usia  muda  di  kota  Medan  yang  akan  diwawancara  sebagai  perwakilan  untuk menjawab rasa penasaran peneliti akan  konsep diri  seorang mahasiwi  yang telah
menikah di usia muda di kota Medan. Penelitian  ini  dimulai  dari  pembuatan  surat  izin  penelitian  dari  kampus
yang ditujukan langsung kepada masing-masing Mahasiswi yang menikah di usia muda  di  kota  Medan.  Sebelumnya  peneliti  sudah  menyadari  tantangan  dan
rintangan  yang  akan  dihadapi  selama  penelitian  mengingat  informan  seorang mahasiswi  yang  telah  menikah,  sehingga  waktu  untuk  melakukan  wawancara
sangat  terjadwal  dan  harus  melalui  izin  suami  yang  bersangkutan.  Kemudian penelitian  diawali  dengan  menentukan  informan  yang  akan  diwawancara  dan
pencarian  alamat  rumah  informan.  Setelah  mengetahui  alamat  rumah  informan, peneliti  menghubungi  informan-informan  tersebut  untuk  melakukan  kesepakatan
jadwal wawancara. Peneliti  mulai  terjun  ke  lapangan  pada  hari  minggu  10  Januari  2016.
Penelitipun  berencana  menghampiri  informan  pertama  yang  alamat  rumahnya  di Jalan  Brigjen  Katamso  No.  454  51C,  Medan,  Sumatera  Utara.  Sehari  sebelum
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
penelitian ke informan pertama, peneliti sudah terlebih dahulu membuat janji dan kesepakatan kapan dan dimana peneliti bisa melangsungkan wawancara. Informan
pertama  menjawab,  dia  bisa  diwawancarai  di  rumahnya  pukul  10.00  wib. Kemudian Informan pertama memberikan alamat lengkap rumahnya kepada saya
yaitu di  Jalan Brigjen Katamso No. 454 51 C, rumahnya di belakang Klinik Alifa Diabetic. Tepatnya pada jam 9 pagi, peneliti berangkat dari rumah menuju lokasi
penelitian. Jarak antara rumah peneliti dengan lokasi penelitian, yaitu rumah Kak Karina Yusanda Putri terbilang cukup jauh. Rumah saya yang berada di Deli Tua
dan  rumah  Informan  yang  berada  di  Jalan  Brigjen  Katamso  atau  biasa  disebut kampung  baru  terbilang  daerah  rawan  kemacetan.  Tetapi  karena  saya  berangkat
hari minggu, sehingga jalanan tidak terlalu macet. Sebelum  menuju  rumah  Informan,  peneliti  membeli  cendramata  untuk
dibawa  dan  diberikan  kepada  tuan  rumah  dan  Informan  tersebut.  Toko cenderamata  yang satu  arah dengan rumah informan membuat  saya lebih mudah
untuk  sampai  kesana.  Saya  membeli  satu  buah  bolu  di  toko  roti  Bolu  Amanda yang  terletak  di  Jalan  Brigjen  Katamso  itu  juga.  Setelah  membeli  cendramata
tersebut,  saya  melanjutkan  perjalanan  menuju  lokasi  penelitian,  yaitu  rumah Informan  pertama  tersebut.  Karena  saya  belum  terlalu  tau  pasti  dimana  tepatnya
rumah  informan  tersebut,  saya  mencari  seseorang  di  pinggir  jalan  untuk  saya Tanya mengenai alamat informan pertama ini. Tidak jauh dari toko roti tadi, saya
menemukan  seseorang  untuk  ditanyai  dan  saya  langsung  memberhentikan  mobil saya.  Kemudia  saya  membuka  jendela  mobil,  dan  meminta  izin  untuk  bertanya
mengenai  alamat  tersebut.  Saya  bertanya  kepada  seseorang  yang  kebetulan  dia berprofesi sebagai tukang parkir di daerah Kampung Baru ini. Berikut percakapan
antara saya dan tukang parkir untuk menanyakan lokasi rumah informan pertama ini.
“Permisi Bang, maaf sebelumnya bang. Saya mau nanya ni bang. Di jalan  Brigjen  Katamso  ini  bang  dimana  ya  rumah  nomor  454  atau
nomor  51  C.  Rumahnya  dibelakang  Klinik  Alifa,  Kliik  Diabetes  gitu bang.”
Tukang  parkir  tersebut  seperti  diam  sejenak  untuk  berfikir,  dan  seraya berkata sambil meberi arahan jalan menggunakan gerakan tangannya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
“Oh  iya  tau  bang,  tapi  kalau  nomor  rumahnya  tadi  aku  kurang  tau bang.  Kalau  Klinik  Diabetes  tadi  setau  aku  ga  jauh  lagi  dari  sini,
dekat lagi kok bang. Ikuti aja jalan ini bang, kira-kira 100 meter gitu nanti keliatan itu sebelah kiri bangunan besar. Itu Klinik Diabetes tadi
bang, ada papan namanya kok besar. Di Kliniknya juga ada namanya besar.”
Setelah  saya  mendengarkan  perkataan  tukang  parkir  tadi  sekaligus menghafal  arahan  alamat  yang  saya  tanyakan  tadi.  Sebelum  saya  menutup  kaca
jedela  mobil,  saya  mengucapkan  terima  kasih  kepada  tukang  parkir  tersebut karena telah memberikan arahan dan petujuk untuk alamat yang sedang saya cari
ini. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju rumah informan pertama tadi. Benar  apa  yang  dikatakan  tukang  parkir  tadi,  Klinik  Diabetes  tadi  tidak  jauh.
Sayapun  sudah  berada  tepat  di  klinik  tersebut.  Tetapi  terlihat  seperti  tidak  ada rumah  di  belakang  klinik  tersebut.  Klinik  ini  pun  terlihat  sangat  sepi,  mungkin
karena  hari  Minggu  klinik  libur.  Tiba-tiba  ada  seseorang  yang  mengetuk  kaca mobil  saya,  ternyata  satpam  klinik  tersebut  yang  datang  menghampiri.  Sayapun
membuka kaca mobil dan satpam tersebut bertanya, “Selamat pagi Pak. Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu. Bapak ada
keperluan apa?”
Sayapun  menjawab  dan  berusaha  untuk  menjelaskan  bahwa  saya  sedang mencari  alamat  tersebut  serta  menjelaskan  maksud  kedatangan  kerumah  tersebut
untuk kepentingan wawancara skripsi. “Jadi  gini  Pak,  saya  lagi  nyari  alamat  rumah  informan  skripsi  saya
untuk  keperluan  wawancara.  Alamat  rumahnya  di  Jalan  Brigjen Katamso No. 454 51 C Pak. Namanya Karina Yusanda Putri, katanya
rumahnya dibe lakang klinik ini Pak.”
Kemudian  satpam  tersebut  menjelaskan  bahwa  Karina  Yusanda  Putri adalah  anak  dari  pemilik  Klinik  Alifa  Diabetes  tersebut  dan  rumahnya  benar
dibelakang  klinik  tersebut.  Satpam  tersebut  pun  mengarahkan  saya  ke  lorong tepatnya  disebelah  klinik  tersebut  menuju  belakang  klinik.  Satpam  tersebut  juga
membukakan  gerbang  besar  yang  ditutup  untuk  menuju  ke  belakang  klinik tersebut. Sesampainya saya di depan rumah informan pertama, saya pun bergegas
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
turun  dari  mobil  dan  membawa  semua  kelengakapan  wawancara  yang  telah dipersiapkan.
Terlihat dari luar, rumah informan pertama ini sangat sepi. Hanya terlihat banyak  mobil  parkir  di  depan  rumahnya.  Saya  pun  menghampiri  rumahnya  dan
mengetuk  pintu  sambil  mengucapkan  salam.  Tidak  lama  menunggu,  sekitar  5 menit kemudian pintu rumah dibuka dan saya dipersilahkan masuk. Setibanya di
dalam  rumah,  saya  menjelaskan  maksud  kedatangan  untuk  mewawancarai  Kak Karina  Yusanda  Putri.  Ternyata  yang  menerima  saya  pertama  kali  tadi  adalah
adiknya.  Adiknya  berkata  kepada  saya  untuk  menunggu  Kak  Karina  karena  dia sedang  memberi  makan  anaknya  di  kamar.  Sayapun  menunggu  di  ruang  tamu
dengan adiknya tersebut. Setelah sekitar 10 menit saya menunggu, akhirnya Kak karina  datang  menghampiri  saya  sambil  membawa  anaknya.  Dia  melanjutkan
member  makan  anaknya  ketika  proses  wawancara  sedang  berlangsung.  Sayapun berdiri  dan  bersalaman  dengannya  dan  memberikan  cenderamata  yang  telah
dibawa tadi. Sebelum  melakukan  wawancara,  saya  menjelaskan  kembali  maksud  dan
tujuan  kedatangan  untuk  keperluan  wawancara  dalam  mengumpulkan  data  dan Kak Karina merupakan Informan pertama yang saya wawancarai. Saya juga juga
menjelaskan  bahwa  judul  skripsi  saya  mengenai  “Konsep  Diri  Mahasiswi  yang Menikah di Usia Muda”. Setelah menjelaskan, saya kembali untuk meminta izin
untuk  kesediaan  Kak  Karina  untuk  menjadi  informan  skripsi  dan  bersedia  di wawancarai  dan  diteliti.  Kak  Karina  pun  menyetujui  dan  memberikan  saya  izin
untuk melakukan wawancara dan penelitian terhadap dirinya. Wawancara  dimulai  tepat  pada  Pukul  10.00  wib.  Saya  telah
mempersiapkan  pedoman  wawancara  yang  berisi  pertanyaan-pertanyaan  yang akan  ditanyakan  kepada  informan  serta  mempersiapkan  kelengkapan  lainnya
seperti  laptop,  buku  catatan,  lembar  jawaban  wawancara,  recorder,  dan  lain- lainnya. Wawancara berlangsung selama 40 Menit dan semuanya pertanyaan saya
ajukan.  Informan  pertama  menjawab  dengan  baik.  Selama  wawancara,  semua perkataan informan saya catat dan salin di lembar jawaban wawancara yang telah
saya persiapkan. Ditengah berlangsungnya wawancara, saya di jamu dengan baik oleh  tuan  rumah  informan.  Saya  diberi  minuman  dan  makanan  ringan  ketika
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
wawancara  sedang  berlangsung.  Setelah  wawancara  selesai,  lembar  jawaban wawancara  yang  sudah  saya  isi  sesuai  dengan  perkataan  informan  tadi,  saya
meminta untuk informan menandatanganinya untuk lebih memperkuat kebenaran data  hasil  wawancara  tersebut.  Setelah  semuanya  selesai,  sayapun  pamit  dengan
Kak  Karina  dan  berterima  kasih  karena  dia  telah  meluangkan  waktu  untuk diwawancarai serta kesediaannya untuk menjadi informan skrispi saya.
Kemudian, besok harinya saya juga telah membuat janji dihari sebelumnya dengan  informan  kedua  untuk  melakukan  wawancara.  Informan  kedua  bernama
Nida  Ulhaq.  Informan  kedua  ini  tinggal  di  Jalan  Bilal  Ujung,  tepatnya  di  Gang Fitri  No.  1.Sebelumnya  saya  telah  menelfon  informan  kedua  ini  untuk
menentukan tempat dan waktu dimana dia bisa diwawancarai, Informan memberi saya kesempatan wawancara di tanggal 11 Januari 2016 tepatnya hari senin pada
pukul  11.00  wib.    Berangkat  jam  09.30  dari  rumah  saya  yang  berada  jauh  dari lokasi  rumah  informan  kedua  ini.  Karena  letak  rumah  informan  kedua  ini  yang
cukup jauh, saya berangkat melalui jalur jalan tol Amplas menuju jalan tol Bandar Selamat. Dari rumah saya yang berada di Deli Tua menuju Amplas untuk masuk
jalur  tol  termasuk  daerah  rawan  kemacetan  karerna  itu  merupakan  jalan  lintas sumatera dan banyak angkutan umum yang melalui jalan tersebut.
Terminal  bus  yang  begitu  banyaknya  disepanjang  jalan  menuju  amplas juga membuat perjalanan saya sedikit terhenti karena banyaknya bus yang hendak
parkir  ke  terminal.  Berhubung  luas  jalan  yang  terbilang  sempit,  sehingga  para supir dan petugas parkir terpaksa memberhentikan kendaraan yang melewati jalan
tersebut  sampai  bus  terparkir  dengan  rapi  dan  baik.  Bukan  hanya  satu  terminal perusahaan  bus  didaerah  tersebut,  bahkan  sampai  puluhan  terminal  bus  disitu.
Sehingga  harus  sabar  menunggu  di  perjalanan  yang  yang  tiba-tiba  terhenti  oleh kelakuan  para  supir  dan  petugas  bus  tersebut.  Sekitaran  20  menit  juga  akhirnya
saya  melewati  daerah  terminal  bus  tersebut.  Setibanya  di  simpang  lampu  merah amplas,  keadaan  bukan  semakin  baik.  Angkutan  umum  yang  banyak  berhenti  di
persimpangan lampu merah dan menunggu penumpang di persimpangan tersebut membuat persimpangan macet.
Terlebih  lagi  ketika  banyaknya  angkutan  umum  menurunkan  penumpang di persimpangan lampu merah membuat rambu lalu lintas tidak berfungsi. Ketika
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
lampu rambu lalu lintas menyala hijau, para supir angkutan tersebut tidak peduli, mereka  tetap  menunggu  penumpang  dan  menurunkan  penumpang  di
persimpangan tersebut. Akibat ulah para supir angkutan tersebut, pengemudi dan pengguna  jalan  yang  melewati  daerah  tersebut  terhenti  dan  terjadilah  kemacetan
panjang. Rambu hijau yang seharusnya jalan, menjadi terhenti akibat ulah mereka. Saya  pun  harus  lebih  ekstra  sabar  dan  berhati-hati  melewati  persimpangan
tersebut.  Sekitaran  15  menit  juga  saya  berada  di  persimpangan  tersebut  dan akhirnya  bisa  melanjutkan  perjalanan  menuju  pintu  tol  Amplas.  Setibanya  di  tol
Amplas  saya  langsung  mempercepat  laju  kendaraan  saya  menuju  gerbang  tol Bandar Selamat.  Sesampainya saya di gerbang tol Bandar selamat, saya langsung
menuju ke daerah Bilal Ujung. Terlepas dari kemacetan daerah Amplas tadi, saya mendapatkan  hal  yang  serupa  di  persimpangan  lampu  merah  pajak  Aksara.
Terbilang  lebih  parah  kemacetan  disana,  karena  adanya  pajak  dan  sekaligus terminal  kecil  di  daerah  tersebut  membuat  hal  yang  sama  saya  alami  disana.
Sekitaran 15 menit, akhirnya saya melewati simpang tersebut menuju Bilal Ujung. Tibalah  saya  di  daerah  Bilal  Ujung.  Saya  terlebih  dahulu  mencari  toko
untuk  membeli  cenderamata.  Akhirnya  saya  medapatkan  toko  bolu  bernama Sweet  Buns  dan  saya  mebeli  satu  bolu  rasa  cokelat  keju  satu  buah.  Setelah
mebayar saya kembali  bergegas  masuk ke mobil  untuk  mencari alamat  informan kedua  ini.  Karena  saya  belum  mengetahui  pastinya  dimana  alamat  rumah
informan  kedua  ini,  saya  kembali  mencari  seseorang  yang  bisa  ditanyakan mengenai  alamat  informan  ini.  Setelah  menyelusuri  jalan  bilal  ujung,  akhirmya
saya menemukan seseorang yang menurut saya bisa ditanya mengenai alamat ini. Saya  menemui  seseorang  yang  berprofesi  sebagai  penjual  es  dawet  di  pinggir
jalan bilal tersebut. Saya pun bertanya kepada penjual es dawet tersebut mengenai alamat tersebut.
“Permisi  Bang,  mau  numpang  tanya  bang,  abang  tau  gang  Fitri dimana? Katanya dekat sini bang,
daerah jalan bilal ujung ini bang.” Penjual es dawet tersebut pun langsung menjawab dengan spontan.
“Tau-tau, uda kau terus aja dikit lagi, nanti di sebelah kiri gang Fitri itu. Di seberang gangnya ada masjid besar itu. Pokoknya pas di depan
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
masjid  besar  itu.  Masjidnya  sebelah  kanan  dari  sini,  gang  Fitri  itu sebelah kirinya. Uda terus aja kau dekat lagi dari sini kok”
Setelah  medengarkan  penjelasan  penjual  es  dawet  ini,  saya  bergegas menuju ke lokasi informan kedua tadi. Benar perkataan penjual es dawet tadi, Di
seberang  masjid  besar  tadi,  terlihatlah  gang  Fitri  tersebut.  Karena  jalan  masuk kedalam  tersebut  terbilang  lumayan  kecil  dan  mobil  tidak  muat  untuk  masuk  ke
dalammnya.  Saya  memarkinkan  mobil  di  depan  masjid  tersebut  dan  masuk kedalam  gang  tersebut  dengan  berjalanan  kaki.  Semua  kelengkapan  wawancara
dan  cenderamata  telah  saya  bawa.  Tetapi  karena  tidak  adanya  nomor  di  dinding rumah  yang  bernomor  satu  itu,  saya  menjadi  bingung.  Saya  menebak  pasti  di
bagian gang paling depan kalau rumah  yang nomor satu. Agar lebih memastikan alamatnya,  saya  menelepon  informan  kedua  tadi,  dan  menginformasikan  saya
sudah  berada  di  dalam  gang  fitri  dan  meminta  untuk  informan  membuka  pintu rumahnya  agar  saya  mengetahui  rumahnya  yang  mana.  Tidak  lama  kemudian
informan  pun  membuka  pintunya,  ternyata  tepat  di  depan  hadapan  saya  letak rumahnya.
Setibanya  di    dalam  rumah  informan  kedua  ini,  saya  bersalaman  dan memberikan cendera mata yang telah dibawa tadi. Sebelum memulai wawancara,
saya  menjelaskan  kembali  maksud  dan  tujuan  wawancara  ini.  Intinya  saya menjelaskan ke informan kedua ini bahwa wawancara dilakukan untuk keperluan
skripsi. Saya juga kembali meminta kesediaanya untuk dijadikan informan kedua untuk  skripsi  ini.  Informan  kedua  setuju  mengenai  permintaan  dan  permohonan
saya  untuk  menjadikan  dia  informan  skripsi.  Setelah  mempersiapkan  semua peralatan  dan  kelengkapan  untuk  melakukan  wawancara,  tepat  pukul  11.00  wib
saya  memulai  wawancara  tersebut  dengan  informan  kedua  ini.  Tetapi  baru melangsungkan  wawancara  selama  5  menit  dengan  baru  mengajukan  sedikit
pertanyaan,  anaknya  informan  tersebut  menangis  dan  terpaksa  wawancara dihentikan sebentar. Informan ini bergegas pergi ke kamar untuk melihat anaknya
dan membuatnya tidak menangis lagi. Saya  pun  menunggu  informan  tersebut  yang  sedang  bersama  dengan
anaknya.  Saya  menunggu  di  ruang  tamu  ditemani  dengan  suami  informan tersebut.  Setelah  5  menit,  informan  tersebutpun  kembali  ke  ruang  tamu.
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
Wawancara  pun  kembali  saya  langsungkan  dengan  mengajukan  pertanyaan- pertanyaan  yang  telah  dipersiapkan.  Akhirnya  wawancara  selesai  dengan  lancar
dan  baik  selama  45  menit.  Saya  pun  pamit  untuk  pulang  dengan  informan  dan suaminya  tersebut.  Saya  mengucapkan  terima  kasih  banyak  karena  telah  mau  di
wawancarai dan bersedia untuk menjadi informan skripsi. Pada  tanggal  17  Januari  2016,  peneliti  melanjutkan  wawancara  ke
informan  ketiga.  Awal  mulai  perjanjian  tempat  pertemuan  untuk  melakukan wawancara di daerah jalan Mongonsidi, tepatnya di KFC Wali Kota pada jam 11
siang.  Tetapi  tiba-tiba  informan  menelepon  saya  dan  memberitahukan bahwasannya  dia  berhalangan  hadir  untuk  diwawancarai  di  KFC  Wali  Kota
karena kondisi  fisik  yang kurang baik.  Sehingga dia memberi izin  wawancara di rumahnya pada hari itu juga jam 1 siang. Saya pun meminta alamat lengkap serta
penjelasan  mengenai  alamat  tersebut  secara  rinci.  Keberadaan  saya  waktu  itu masih di daerah setia budi dan belum bergerak menuju ke KFC Wali Kota.
Pada  pukul  11.30  wib  saya  bergerak  dari  setia  budi,  berpindah  tujuan yang  sebelumnya  ke  KFC  Wali  Kota  menjadi  ke  daerah  jalan  Bilal.  Perjalanan
yang  lumayan  jauh  dan  menghabiskan  waktu  yang  lama  dari  jalan  setia  budi  ke jalan bilal. Karena saya berada di kota sehingga tidak bisa menggunakan jasa jalan
tol. Saya berangkat dari setia budi melalui jalan sudirman dan  melewati lapangan merdeka.  Karena  hari  itu,  hari  minggu  sehingga  jalanan  lumayan  sepi  sehingga
bisa  melaju  kendaraan  lebih  cepat.  Setelah  melewati  lapangan  merdeka,  saya mendapati  persimpangan  Rumah  Sakit  Pringadi  dan  terus  menuju  pasak  aksara
melalui  jalan  Prof.  Ahmad  Yamin.  Setelah  sampai  persimpangan  pasar  aksara, saya  berbelok  ke  kiri  menuju  jalan  pancing  dan  setelah  itu  sampailah  ke  jalan
bilal. Karena  sebelumnya  rumah  informan  kedua  kemarin  berada  di  jalan  bilal
juga,  sehingga  saya  sudah  tau  mau  membeli  cenderamata  dimana.  Saya  pun membeli cenderamata berupa bolu  di  Toko Roti Sweet  Buns  kemarin juga. Saya
membeli  rasa  yang  berbeda  kali  ini,  yaitu  rasa  cokelat  dengan  taburan  kacang diatasnya. Setelah selesai membeli kue, saya melanjutkan pencarian lokasi rumah
informan ketiga ini yang bernama Adila Tunnisa. Ketika di telepon tadi, informan tersebut  menjelaskan  bahwa  rumahnya  tersebut  di  jalan  Madiosanto  Gg.  Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
No.2.  Saya  pun  menyelusuri  jalan  bilal  tersebut  hingga  ke  ujung  persimpangan jalan  bilal  tersebut  mencari  dimana  ada  papan  nama  bertulisan  jalan  madiosanto
tersbut. Sekian lama berkeliling dan mencari alamat tersebut, tetapi hasilnya saya tidak  menemukannya.  Saya  pun  berinisiatif  bertanya  kembali  kepada  seseorang
yang  bisa  ditanyakan  di  sepanjang  jalan  tersebut.  Karena  saya  juga  tidak menemukan  orang  yang  bisa  ditanyakan  tersebut,  akhirnya  berhenti  di  masjid
untuk beristirahat dan waktu juga sudah menunjukkan sholat zuhur. Selesai  sholat  zuhur,  saya  mencari  lagi  seseorang  yang  bisa  ditanyakan
mengenai  alamat  rumah  informan  ini.  Saya  melihat  ke  arah  luar  masjid,  ada seseorang  yang  duduk  di  tangga  pintu  masuk  masjid  tersebut.  Saya  pun
menghampiri dan bertanya ke seseorang tersebut. “Permisi Pak, saya mau numpang tanya Pak. Saya lagi nyari alamat
rumah , rumahnya di jalan Madiosanto. Bapak tau dimana jalan itu?”
Bapak  itu  pun  menjawab  sambil  berfikir  dimana  arah  jalanya  tersebut. Bapak itu pun berkata,
“Disitu dek, nanti dari masjid ini, adek kan ke kiri. Terus ga jauh dari sini  ada  simpang  tiga.  Adek  belok  kanan  aja  itu  uda  daerah  jalan
madiosanto, nanti tanya aja lagi sama orang situ dek alamatnya” Saya pun berterima kasih kepada bapak itu dan langsung bergegas menuju
alamat  rumah  informan  ketiga  tersebut  sesuai  araha  dari  Bapak  tadi.  Setibanya saya di jalan Madiosonto, pencarian alamat pun kembali dilakukan. Saya mencari
papan nama yang bertuliskan gang Pribadi. Setelah sekian lama saya mencarinya, akhirnya gang tersebut ketemu dan berada di sebelah kiri jalan. Saya pun masuk
ke  dalam  gang  tersebut  dan  ternyata  gang  tersebut  sempit.  Mobil  bisa  masuk, tetapi  tidak bisa parkir di  gang tersebut  karena banyak kendaraan  yang melewati
gang  tersebut.  Sayapun  memindahkan  mobil  dan  memarkirkannya  di  pinggir jalan,  tepatnya  di  depan  gang  Pribadi  tersebut.  Setelah  mobil  terparkir  dengan
rapi,  saya  berjalan  masuk  kedalam  gang  tersebut  dan  mencari  rumah  yang bernomor  dua.  Tidak  jauh  dari  depan  gang,  saya  sudah  menemukan  rumah
informan  ketiga  tersebut  dan  langsung  menghampiri  ke  depan  pintu  rumahnya. Saya  pun  mengetuk  dan  mengucapkan  salam.  Tidak  lama  kemudian  keluarlah
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
lelaki yang merupakan suami informan tersebut dan saya langsung di persilahkan masuk olehnya.
Setibanya  saya  didalam  rumah,  informan  telah  duduk  di  ruang  tamu. Sayapun  bersalaman  dan  memberikan  cenderamata  yang  telah  dibawa  tadi  .
Terlihat  raut  wajah  informan  yang  kurang  sehat.  Sebelum  memulai  wawancara, saya  kembali  menjelaskan  maksud  kedatangan  ini  untuk  melakukan  wawancara
untuk  keperluan  skripsi  dan  meminta  kesediaannya  untuk  dijadikan  informan ketiga skripsi saya ini. Setelah menjelaskan hal  tersebut,  informan ini pun setuju
dan  mempersilahkan  saya  untuk  memulai  wawancara  tersebut.  Segala  keperluan dan  kelengkapan  wawancara  telah  di  persiapkan,  dan  saya  memulai  wawancara
pada pukul 13.10 wib.  Wawancara berlangsung dengan baik dan lancar selama 40 menit.  Sebelum  beranjak  pulang  saya  berterima  kasih  kepada  informan  karena
telah  meluangkan  waktunya  dan  bersedia  untuk  diwawancarai  oleh  saya.  Saya juga  mengucapkan  doa  agar  informan  tersebut  lekas  sembuh  dari  penyakitnya
tersebut. Wawancara dilanjutkan pada tanggal 20 Januari 2016. Hal itu permintaan
dan kesepakatan  yang saya  buat  dengan informan ke empat ini.  Dia baru bisa di wawancarai  pada  tanggal  tersebut.  Setelah  sebelumnya  menanyakan  segala  hal
mengenai kesiapan informan untuk diwawancarai dan menanyakan alamat rumah informan.  Rumah  informan  terletak  di  daerah  Denai,  tepatnya  di  jalan  Tuba  3
gang syafii. Berhubung ada salah seorang teman saya yang tinggal di daerah denai tersebut,  saya  pun  menghubungi  dia  untuk  membantu  dalam  mencari  alamat
rumah informan keempat ini. Berangkat  dari  rumah  pukul  14.00  wib  menuju  denai.  Perjalanan  saya
tempuh  melalui  jalur  kota.  Jalanan  cukup  macet  karena  hari  rabu  termasuk  hari sibuk  dan  padat.    Perkiraan  saya  untuk  mencapai  daerah  denai  tersebut  dalam
waktu  1  jam.  Tidak  ada  yang  terlalu  menghambat  dalam  perjalanan  ini.  Semua lancar, karena kemacetan di  kota lebih rapi.  Saya  berhenti di  daerah halat  ketika
melihat  toko  roti  untuk  cendramata  wawancara  nanti.  Setelah  membeli  roti tersebut  saya  melanjutkan  perjalanan  dari  Halat  menuju  daerah  Denai  tersebut.
Akhirnya  saya  sampai  di  daerah  denai  tersebut.  Sesuai  perjanjian  dengan  teman saya tadi, kami berjumpa di Masjid dekat jembatan denai. Hampir 20 menit saya
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
menunggu  teman  tersebut  tidak  juga  datang.  Saya  mencoba  menghubungi  dia melalui handphone, tetapi  nomor dia tidak aktif. Saya sudah ingin  pergi  mencari
alamat sendiri karena waktu sudah hampir jam setengah empat. Akhirnya setelah menunggu 5 menit lagi, teman saya pun datang ke masjid
tersebut, dan dia memberitahu bahwa handphonenya habis baterai, jadi tidak aktif. Saya  langsung  memberi  tau  alamat  rumah  informan  keempat  ini  kepada  teman
saya tersebut. Kemudian teman saya ini langsung membawa jalan menuju alamat informan keempat tersebut. Ternyata jalan Tuba 3 dekat dari tempat kami kumpul
tadi.    Sesampainya  kami  di  jalan  Tuba  3,  kami  langsung  mencari  gang  syafii. Pencarian  pun  terhenti  sejenak  karena  sudah  beberapa  lama  kami  berputar-putar
mengelilingi  jalan  tersebut,  tidak  kami  temukan  gang  yang  bernama  syafii. Akhirnya  kami  berhenti  dipinggir  jalan  Tuba  3  tersebut  dan  saya  mencoba
menelepon  informan  keempat  tersebut  dan  terus  gagal  dan  koneksi  tidak  masuk atau  handphone  informan  tersebut  sedang  tidak  aktif.  Tiba-tiba  datang  seorang
kakak-kakak  menghampiri  kami,  dan  dia  bertanya  kepada  kami  sedang  mencari alamat rumah siapa. Kami spontan menjawab sedang mencari seseorang  bernama
Muarifah    yang  tinggal  di  gang  syafii.  Kakak  tersebut  pun  memberi  tau  gang syafii  dimana  walaupun  dia  tidak  mengenali  informan  yang  bernama  Muarifah
tersebut.  Dia  member  arahan  kepada  kami  jalan  menuju  gang  syafii.  Kami  pun berterima kasih dan bergegas menuju alamat yang telah diberi tau olehnya.
Sesampainya  kami  di  gang  yang  diberi  tau  kakak  tersebut  sebagai  gang syafii,  ternyata  setelah  kami  tanya  kembali  dengan  orang  yang  berada  di  daerah
tersebut,  itu  bukan  gang  syafii.  Gang  syafii  masih  kesananya  lagi,  Enam  rumah dari gang ini. Kami pun bergegas pergi ke gang yang tepat enam rumah dari gang
ini.  Setibanya  kami  disana,  ternyata  itu  benar  gang  syafii  karena  kami  bertanya lagi  kepada  orang  yang  berada  disitu.  Setelah  itu  karena  Informan  keempat
mengatakan  bahwa  rumahnya  tidak  memliki  nomor,  maka  saya  bertanya  kepada warga  disitu  apakah  mengetahui  rumah  Muarifah.  Warga  tersebut  langsung
menunjuk tepat di samping kami berdiri adalah rumah informan keempat tersebut. Kamipun  bergegas  menghampiri  rumah  tersebut  dan  mengetuk  pintu  tersebut
sambil  mengucapkan  salam.  Tidak  lama  kemudian,  informan  keempat  tersebut membukakan pintunya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
Setelah  kami  duduk  bersama  di  ruang  tamu,  informan  sudah  menjamu kami  dengan  berbagai  makana  ringan  dan  aneka  minuman.  Kamipun  membawa
cendramata berupa roti bolu yang saya berikan kepada informan keempat ini dan roti  bolu  tersebut  dipotong  dan  dihidangkan  untuk  bersama  oleh  informan
keempat  ini.  Seperti  biasa,  sebelum  melakukan  wawancara  saya  menjelaskan kembali  maksud  dan  tujuan  saya  melakukan  wawancara  ini  untuk  keperluan
skripsi  serta  permintaan  kesediaan  dirinya  sebagai  informan  skripsi  saya. Informan  keempat  pun  menyetujuinya  dan  mempersilahkan  saya  untuk
mewawancarainya. Wawancara pun saya mulai dengan perlengkapan dan alat-alat yang telah dibawa. Wawancara berlangsung lancar yang di mulai pukul 15.30 wib
dan  berlangsung  selama  45  menit.  Setelah  wawancara  selesai,  Kami  berpamitan dengan  informan  keempat  ini  dan  mengucapkan  terima  kasih  atas  segala
kesempatnnya untuk diwawancarai. Kemudian wawancara kepada informan kelima dilaksanakan pada tanggal
28  Januari  2016.  Hal  ini  disesuaikan  dengan  jadwal  informan  ketika  saya menghubunginya  dan  membuat  janji  mengenai  tempat  dan  waktu  pelaksanaan.
Sesuai kesepakatan dengan informan ini, wawancara dilakukan dirumahnya yang berada di jalan Perjuangan No. 18 Pancing pada pukul 23.00 wib. Waktu tersebut
cukup  larut  untuk  melakukan  wawancara,  terlebih  rumah  saya  dan  rumah informan  terbilang  jauh  dari  Deli  Tua  ke  Pancing.  Saya  berangkat  dari  rumah
pukul 22.00 menuju ke rumah informan keempat ini. Berangkat  melalui  jalan  Brigjen  Katamso  menuju  Lapangan  Merdeka.
Setelah sampai lapangan merdeka, saya berbelok ke kanan menuju jalan Prof. M. Yamin.  Ditengah  perjalanan,  tiba-tiba  saya  mendapat  telepon  dari  informan
kelima  ini.  Dia  ingin  dibawakan  makanan  berupa  ifu  mie  babi  yang  ada  di simpang barat sebanyak 2 porsi. Saya pun yang sudah hampir sampai ke simpang
aksara  memutarkan  arah  kendaraan  menuju  simpang  barat  atau  menuju  jalan Gatot  Subroto.  Akhirnya  tiba  di  simpang  barat  pukul  23.00  dan  saya  langsung
menuju ke rumah makan ifu mie babi tersebut. Karena saya seorang Muslim dan belum  pernah  memesan  hal  yang  seperti  itu,  saya  sedikit  kebingungan  mau
membeli  di  rumah  makan  yang  mana.  Karena  saya  tidak  tau  yang  mana  rumah makan  yang  enak.  Akhirnya  saya  memberanikan  ke  suatu  rumah  makan  yang
berada di ujung simpang barat dan saya langsung memesan ifu mie Babi tersebut
Universitas Sumatera Utara
Universitas  Sumatera  Utara
sebanyak 2 porsi. Setelah 15 menit menunggu, akhirnya pesanan saya selesai dan saya  bergegas  untuk  pergi  lagi  menuju  ke  rumah  informan  kelima  yang  ada  di
daerah  Pancing  tersebut.  Karena  dulu  saya  pernah  SMA  di  daerah  pancing,  jadi saya  lumayan  hafal  jalan  dan  daerah  situ.  Akhirnya  saya  sampai  juga  di  rumah
informan  kelima  ini.  Perjalanan  tidak  terlalu  lama  karena  sudah  larut  malam, sehingga jalanan sudah cukup sepi.
Saya pun langsung masuk ke teras rumah informan tersebut dan mengetuk pintu rumahnya tersebut. Tidak lama kemudian informan kelima ini membukakan
pintunya  dan  mempersilahkan  saya  untuk  masuk.  Seperti  biasa,  sebelum melakukan  wawancara  saya  memberi  penjelasan  maksud  kedatangan  untuk
melakukan wawancara untuk  keperluan skripsi dan meminta kesediaannya untuk dijadikan  informan  kelima.  Dia  pun  setuju  dengan  pernyataan  saya  tadi.  Tetapi
sebelum  wawancara,  informan  kelima  beserta  suaminya  terlebih  dahulu  ingin makan  ifu  mie  babi  yang  telah  saya  bawa  tadi.  Saya  juga  ditawarkan  untuk  ikut
makan  bersama  mereka  dan  saya  memberitahu  bahwasannya  saya  Muslim  dan tidak boleh memakan makanan tersebut. Mereka pun meminta maaf kepada saya
karena  mereka  tidak  mengetahui  hal  tersebut.  Akhirnya  saya  menunggu  mereka makan  ifu  mie  tersebut.  Akhirnya  wawancara  saya  mulai  setelah  mereka  selesai
makan pukul 23.45 wib. Sebelumnya saya sudah mempersiapkan semua peralatan dan keperluan untuk wawancara ini. Wawancara berlangsung selama 40 menit dan
berlangsung  dengan  baik.  Saya  pun  berterima  kasih  pamit  kepada  informan kelima untuk kembali ke rumah karena sudah hampir jam 12 malam.
4.1.2 Karakteristik Mahasiswi yang Menikah di Usia di Kota Medan