Daerah KP3MD. Perkembangan perekonomian Kota Medan selama tahun 2008 masih cukup baik, walaupun pertumbuhan ekonomi juga cenderung menurun dan
laju inflasi yang meningkat, tetapi mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin. Pengangguran terbuka untuk tahun 2006
mencapai 133.470 orang kemudian berkurang menjadi 125.477 orang pada tahun 2008. Demikian juga dengan jumlah penduduk miskin yang dapat terus
dikendalikan, walaupun belumdapat ditekan secara berarti dengan berbagai program pembangunan yang ada, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 6.13. Indikator Ekonomi Kota Medan Dari Tahun 2006-2009 No Indikator 2006
2007 2008
2009
1 Pertumbuhan ekonomi 7,76
7,78 6,75
6,15 2 Nilai
investasi Milyar rupiah
12.976,79 13.426,19 13.574,86 14.435,18 3 Tingkat inflasi
5,97 6.42
10,63 2,69
4 Jumlah pengangguran orang 133.470
123.670 125.477
137.160 5 Jumlah
penduduk miskin
orang 160.650
147.800 138.700 135.700
Sumber : BPS Kota Medan, 2009 Keterangan : Angka sementara
Hal ini membuktikan telah terjadinya distribusi pendapatan yang baik di Kota Medan sehingga tingkat kemiskinan sudah dapat ditekan.
6.4. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total
Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertumbuhan Sektor Industri, Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Pertumbuhan Sektor Keuangan,
Jumlah Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan Wilayah Kota Medan
6.4.1 Secara langsung Secara langsung yang berpengaruh terhadap distribusi pendapatan
masyarakat adalah pertumbuhan sektor keuangan positif. Artinya pada saat sekarang untuk mengurangi ketimpangan pendapatan yang ada di masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
maka pemerintah kota perlu mengembangkan sektor keuangan, seperti memperbanyak lembaga-lembaga keuangan baik dalam bentuk perbankan
maupun non perbankan, sehingga dengan berkembangnya sektor ini akan memacu sektor-sektor lainnya untuk berkembang. Dengan berkembangnya sektor-sektor
lainnya, tentunya akan memberikan pendapatan bagi masyarakat yang ikut terlibat dan pada akhirnya akan mengurangi kesenjangan atau ketimpangan pendapatan
yang terjadi di masyarakat. 6.4.2 Secara tidak langsung
Sektor keuangan melalui jumlah kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi Kota Medan memiliki pengaruh positif terhadap distribusi pendapatan
masyarakat Kota Medan. Artinya pada saat sekarang secara tidak langsung dengan meningkatnya kegiatan sektor keuangan Pemerintahan Kota Medan melalui
kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi sudah dapat mengatasi ketimpangan pendapatan masyarakat yang terjadi, karena akan membuka lapangan-lapangan
kerja baru yang diakibatkan oleh berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang pada akhirnya akan terjadi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di Kota
Medan. 6.4.3 Secara total
Sektor keuangan, jumlah kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan masyarakat Kota
Medan. Artinya pada saat sekarang sektor keuangan seperti lembaga perbankan maupun non perbankan perlu dikembangkan dan ini dapat membuka jumlah
Universitas Sumatera Utara
kesempatan kerja baru bagi masyarakat dan pada gilirannya akan mengakibatkan jalannya perekonomian secara keseluruhan akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Kalau ini yang terjadi maka ketimpangan pendapatan yang ada di masyarakat akan berkurang.
6.5. Kombinasi Sektor Ekonomi Yang Dapat Menggambarkan Model Persamaan Struktural Antar Sektor Ekonomi Yang Terbaik Wilayah
Kota Medan
Kombinasi sektor ekonomi yang dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang terbaik di Kota Medan adalah pengembangan terhadap sektor
keuangan yang dapat menciptakan jumlah kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan pengaruh negatif terhadap
distribusi pendapatan masyarakat, artinya akan mengurangi ketimpangan pendapatan yang terjadi di masyarakat.
Jadi model pertumbuhan ekonomi yang terbaik untuk Kota Medan adalah : Ketimpangan
Pendapatan Antar Sektor Semakin
Kecil Pertumbuhan
Sektor Keuangan
Jumlah kesempatan
k j Pertumbuhan
Ekonomi
Gambar 6.2. Model Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dengan dikembangkannya sektor keuangan, maka akan membuka jumlah kesempatan kerja bagi masyarakat karena
berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi di semua sektor yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Jika hal ini
dikaitkan dengan pengembangan wilayah Kota Medan, maka pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi yang terjadi sudah menggambarkan terjadinya pengembangan suatu wilayah dan ini dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB Kota Medan dan PDRB
perkapita penduduk Kota Medan serta jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan setiap tahunnya dan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.14. PDRB Kota Medan ADHK 2000 dan Pertumbuhan Tahun 2000 – 2008
Tahun PDRB Milyar Rp
Pertumbuhan
2000 18.956,58 -
2001 19.826,08 4,60
2002 20.819,43 5,06
2003 22.017,78 5,76
2004 23.623,14 8,20
2005 25.272,42 6,08
2006 27.234,45 7,76
2007 29.352,92 7,78
2008 31.334,34 6,75
Sumber : BPS Kota Medan, Tahun 2009
Dari Tabel 6.14 di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB Kota Medan dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2000-2001
kenaikannya sebesar 4,6 dan pada tahun 2007-2008 menjadi 6,75.
Sedangkan kalau dilihat dari perkembangan PDRB perkapita ADHK 2000 masyarakat Medan dari tahun 2000-2008 setiap tahunnya mengalami
peningkatan seperti terlihat pada Tabel 6.15 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.15. PDRB Perkapita ADHK 2000 Kota Medan dari Tahun 2000 – 2008 Rp
Tahun PDRB Perkapita Rp
Pertumbuhan Rp
2000 9.950.000,- -
2001 10.215.372,-
2,59 2002
10.613.034,- 3,89
2003 11.099.577,-
4,59 2004
11.748.852,- 5,85
2005 12.411.265,-
5,64 2006
13.174.001,- 6,15
2007 14.090.603,-
6,96 2008 14.910.000,-
5,82 Sumber : BPS Pemko Medan, Tahun 2009
Dari Tabel 6.15 di atas terlihat bahwa PDRB perkapita masyarakat Medan dari tahun 2000 – 2008 setiap tahunnya terus mengalami peningkatan seperti pada
tahun 2000 PDRB perkapitanya adalah sebesar Rp.9.950.000,- menjadi Rp.14.910.000,- pada tahun 2008.
Begitu juga terhadap jumlah masyarakat Kota Medan yang bekerja setiap tahunnya mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Tabel 6.16 berikut.
Tabel 6.16. Jumlah Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja dan Pertumbuhannya dari Tahun 2002 – 2008
Tahun Jumlah Yang Bekerja
Jiwa Pertumbuhan
Persentase
2002 675.949
- 2003 705.760 4,41
2004 682.380 -3,31 2005 719.131 5,39
2006 755.882 5,11 2007 729.895 -3,44
2008 833.832 14,24
Sumber : BPS Pemko Medan, Tahun 2009 Secara absolut dari Tabel 6.16 di atas terlihat bahwa setiap tahunnya
terjadi peningkatan jumlah masyarakat Kota Medan yang bekerja, hanya pada Tahun 2004 dan Tahun 2007 yang mengalami penurunan. Tahun 2007 terjadi
Universitas Sumatera Utara
penurunan karena pada tahun tersebut awal terjadinya krisis ekonomi global yang melanda seluruh negara, tidak terkecuali Kota Medan. Pada tahun 2008 krisis
tersebut mulai membaik dan bahkan untuk Kota Medan menunjukkan perubahan yang sangat menggembirakan dimana masyarakat yang bekerja naik dari
pertumbuhan -3,44 pada tahun 2007 menjadi 14,24 pada tahun 2008. Terjadi peningkatan PDRB dan PDRB perkapita masyarakat Kota Medan serta
mengakibatkan penyerapan tenaga kerja sudah dapat dikatakan bahwa ini sudah merupakan telah terjadinya pengembangan wilayah.
6.6. Tingkat Kemajuan Pendapatan Masyarakat Antar Sektor Pertanian, Sektor Perindustrian, Sektor Perdagangan, dan Sektor Keuangan
Wilayah Kota Medan Untuk menggambarkan tingkat kemajuan pendapatan masyarakat antar
sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan, dan sektor keuangan wilayah Kota Medan adalah dengan melihat Gini Ratio dari masing-masing sektor
seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 6.17. Gini Ratio Masyarakat yang Bekerja di Sektor Pertanian, Industri, Perdagangan dan Keuangan di Kota Medan
No Sektor Gini
Ratio
1 Pertanian 0,14
2 Industri 0,25
3 Perdagangan 0,28
4 Keuangan 0,20
5 Semua Sektor
0,29 Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan yang paling merata distribusinya adalah pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian Gini
Ratio = 0,14 walaupun sektor lain masih berada pada kriteria ketimpangan rendah, yaitu Gini Ratio 0,30.
Universitas Sumatera Utara
6.6.1 Sektor Pertanian
Dari tabel di bawah terlihat bahwa distribusi pendapatan yang paling merata adalah sektor pertanian yaitu 0,14. Artinya di sektor pertanian, pendapatan
antara petani yang mempunyai pendapatan tinggi dengan petani yang mempunyai pendapatan rendah tidak terlalu jauh perbedaannya, yaitu seperti yang terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 6.18. Distribusi Pendapatan Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja
di Sektor Pertanian Tahun 2010
No Persentase Petani
Persentase Pendapatan Total Yang Diterima
1 20 Pertama
6,54 2 20
Kedua 31,59
3 20 Ketiga
50,96 4 20
Keempat 5 20
Kelima 10,91
Sumber : Lampiran 4 Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 penduduk yang bekerja di sektor
pertanian menerima 38,13 dari total pendapatan di sektor pertanian, sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh Bank Dunia lihat halaman 37, maka masyarakat
yang bekerja di sektor pertanian dikategorikan pada ketimpangan rendah, karena 40 dari masyarakat yang bekerja di sektor ini menerima 17 dari pendapatan
total masyarakat yang bekerja di sektor ini, sesuai dengan hasil Gini Ratio = 0,14. Selanjutnya kalau rata-rata pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor
pertanian 40 terendah adalah Rp.1.055.000,-bulankepala keluarga, maka pendapatan ini digolongkan kepada masyarakat miskin. Menurut BPS batas
pendapatan kepala keluarga per bulan yang dikategorikan miskin adalah Rp.1.200.000,- atau identik dengan US1 hariorang.
Universitas Sumatera Utara
6.6.2 Sektor Industri
Dibandingkan dengan sektor pertanian, maka gini ratio sektor industri agar sedikit tidak merata, yaitu gini ratio 0,25. Artinya pendapatan antara yang
berpenghasilan rendah dengan yang berpenghasilanpendapatan tinggi mempunyai sedikit perbedaan yaitu seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 6.19. Distribusi Pendapatan Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja
di Sektor Industri Tahun 2010
No Persentase
Pekerja Persentase Pendapatan Total Yang Diterima
1 20 Pertama
17 2 20
Kedua 29,66
3 20 Ketiga
34,19 4 20
Keempat 10,19
5 20 Kelima
8,96 Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 penduduk yang bekerja di sektor industri menerima 46,66 dari total pendapatan di sektor industri, sesuai dengan
kriteria yang dibuat oleh Bank Dunia lihat halaman 37, maka masyarakat yang bekerja di sektor industri dikategorikan pada ketimpangan rendah, karena 40
dari masyarakat yang bekerja di sektor ini menerima 17 dari pendapatan total masyarakat yang bekerja di sektor ini, sesuai dengan hasil Gini Ratio = 0,25.
Selanjutnya kalau rata-rata pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor industri 40 terendah adalah Rp.2.120.000,-bulankepala keluarga, maka pendapatan ini
digolongkan kepada masyarakat tidak miskin. Menurut BPS batas pendapatan kepala keluarga per bulan yang dikategorikan miskin adalah Rp.1.200.000,- atau
identik dengan US1 hariorang.
Universitas Sumatera Utara
6.6.3 Sektor Perdagangan
Gini ratio di sektor perdagangan adalah 0,28 dibandingkan dengan gini- ratio sektor pertanian dan industri, maka sektor ini agak lebih tidak merata. Hal ini
disebabkan oleh masyarakat yang bekerja di sektor ini menjual berbagai macam jenis barang, seperti ada yang berjualan kue, ada yang berjualan mainan anak-
anak, jualan pakaian dan jualan makanan dan minuman. Pendapatan yang mereka terima terlihat pada tabel berikut.
Tabel 6.20. Distribusi Pendapatan Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja
di Sektor Perdagangan Tahun 2010
No Persentase
Pedagang Persentase Pendapatan Total Yang Diterima
1 20 Pertama
18,62 2 20
Kedua 26,00
3 20 Ketiga
26,05 4 20
Keempat 20,36
5 20 Kelima
8,87 Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 penduduk yang bekerja di sektor perdagangan menerima 44,62 dari total pendapatan di sektor perdagangan,
sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh Bank Dunia lihat halaman 37, maka masyarakat yang bekerja di sektor perdagangan dikategorikan pada ketimpangan
rendah, karena 40 dari masyarakat yang bekerja di sektor ini menerima 17 dari pendapatan total masyarakat yang bekerja di sektor ini, sesuai dengan hasil
Gini Ratio = 0,28. Selanjutnya kalau rata-rata pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor perdagangan 40 terendah adalah Rp.2.120.000,-bulankepala
keluarga, maka pendapatan ini digolongkan kepada masyarakat tidak miskin. Menurut BPS batas pendapatan kepala keluarga per bulan yang dikategorikan
miskin adalah Rp.1.200.000,- atau identik dengan US1 hariorang.
Universitas Sumatera Utara
6.6.4 Sektor Keuangan
Gini ratio di sektor keuangan adalah 0,20 sama dengan gini ratio di sektor industri dan ini agak sedikit timpang jika dibandingkan dengan gini-ratio di sektor
pertanian, yaitu 0,14. Hal ini terjadi karena masyarakat yang menjadi responden dari sektor ini rata-rata bekerja pada instansi perbankan dan sektor keuangan non
bank lainnya, seperti asuransi dan pegawai pegadaian. Besarnya pendapatan yang mereka terima terlihat pada tabel berikut.
Tabel 6.21. Distribusi Pendapatan Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja
di Sektor Keuangan Tahun 2010
No Persentase
Pekerja Persentase Pendapatan Total Yang Diterima
1 20 Pertama
40,38 2 20
Kedua 29,92
3 20 Ketiga
14,35 4 20
Keempat 10,77
5 20 Kelima
4,58 Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 penduduk yang bekerja di sektor keuangan menerima 70,20 dari total pendapatan di sektor keuangan, sesuai
dengan kriteria yang dibuat oleh Bank Dunia lihat halaman 37, maka masyarakat yang bekerja di sektor keuangan dikategorikan pada ketimpangan rendah, karena
40 dari masyarakat yang bekerja di sektor ini menerima 17 dari pendapatan total masyarakat yang bekerja di sektor ini, sesuai dengan hasil Gini Ratio = 0,20.
Selanjutnya kalau rata-rata pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor keuangan 40 terendah adalah Rp.3.760.000,-bulankepala keluarga, maka
pendapatan ini digolongkan kepada masyarakat tidak miskin. Menurut BPS batas pendapatan kepala keluarga per bulan yang dikategorikan miskin adalah
Rp.1.200.000,- atau identik dengan US1 hariorang.
Universitas Sumatera Utara
6.6.5 Semua Sektor
Gini ratio untuk masyarakat Kota Medan yang diwakili oleh sektor pertanian, industri, perdagangan dan keuangan adalah 0,29, yaitu jauh lebih tidak
merata jika dibandingkan dengan gini ratio sektor pertanian yaitu 0,14. Sektor industri sebesar 0,25, sektor perdagangan sebesar 0,28 dan sektor keuangan
sebesar 0,20 dan ini juga terlihat dari distribusi pendapatan yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 6.22. Distribusi Pendapatan Masyarakat Kota Medan Yang Bekerja
di Sektor Pertanian, Industri, Perdagangan dan Keuangan Tahun 2010
No Persentase Semua
Sektor Persentase Pendapatan Total Yang Diterima
1 20 Pertama
17,99 2 20
Kedua 42,22
3 20 Ketiga
27,09 4 20
Keempat 9,90
5 20 Kelima
2,80 Sumber : Lampiran 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa 40 penduduk yang bekerja di semua sektor yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan dan sektor
keuangan menerima 60,21 dari total pendapatan di semua sektor, sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh Bank Dunia lihat halaman 37, maka masyarakat yang
bekerja di semua sektor dikategorikan pada ketimpangan rendah, karena 40 dari masyarakat yang bekerja di sektor ini menerima 17 dari pendapatan total
masyarakat yang bekerja di semua sektor, sesuai dengan hasil Gini Ratio = 0,29. Selanjutnya kalau rata-rata pendapatan masyarakat yang bekerja di semua sektor
40 terendah adalah Rp.2.480.000,-bulankepala keluarga, maka pendapatan ini
Universitas Sumatera Utara
digolongkan kepada masyarakat tidak miskin. Menurut BPS batas pendapatan kepala keluarga per bulan yang dikategorikan miskin adalah Rp.1.200.000,- atau
identik dengan US1 hariorang.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN