Teori Pengembangan Wilayah TINJAUAN PUSTAKA

Namun demikian cara tersebut mempunyai kelemahan karena cara itu tidak secara tepat menunjukkan perbaikan kesejahteraan masyarakat yang dicapai. Dalam jangka waktu tertentu, pada saat GDPGNP dihitung, disamping akan terdapat pertambahan dalam kegiatan ekonomi masyarakat pertambahan penduduk pun terjadi. Dengan demikian, sebagian pertambahan hasil kegiatan ekonomi tersebut harus digunakan untuk mempertinggi kesejahteraan ekonomi masyarakat. Jika tingkat pertambahan GDPGNP sama dengan atau lebih rendah daripada tingkat pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita akan tetap sama atau bahkan menurun. Ini berarti bahwa pertambahan GDPGNP tidak memperbaiki tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Arsyad, 2004.

2.9 Teori Pengembangan Wilayah

Wilayah adalah suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi Sumodiningrat, 2004. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan infrastruktur, manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Sebuah wilayah adalah suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media lokasi berinteraksi Nugroho, 2004. Berdasarkan fungsi dan sifatnya, wilayah dikelompokkan ke dalam 3 tiga tipe Nugroho, 2004, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Wilayah fungsional, merupakan wilayah yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dan saling melengkapi. Tiap komponen mempunyai peran tersendiri menyumbang terhadap pembangunan daerah. Hal ini tercermin dalam perilaku para pelaku ekonomi yang saling tergantung terhadap yang lain. Konsep wilayah nodal adalah wilayah fungsional. Suatu wilayah nodal terdiri dari sekelompok wilayah, beberapa wilayah akan menjadi wilayah simpul kecil yang diikat oleh wilayah perdagangan besar. Disini interaksi ekonomi menjadi penting dalam hubungan antar wilayah. 2. Wilayah homogeny, merupakan wilayah yang dikelompokkan berdasarkan kemiripan dalam aspek tertentu. Kemiripan yang dimaksud meliputi sumber daya alam iklim dan sumber mineral, sosial agama, suku, dan budaya dan ekonomi mata pencaharian. Kategori wilayah biasanya berdasarkan pada klasifikasi tersebut. Misalnya, kita sering mendengar wilayah beriklim sejuk dan beriklim panas. Wilayah kumuh dan wilayah teratur, wilayah orang kaya dan wilayah orang miskin, dan wilayah pertanian dan wilayah pertambangan. 3. Wilayah Administratif, merupakan wilayah yang selalu dikaitkan dengan pemerintah dalam rangka pengelolaan organisasi kepemerintahan. Wilayah administrasi dibedakan menjadi wilayah provinsi, wilayah kabupaten, wilayah kecamatan, dan wilayah pedesaan. Pembedaan wilayah ini lebih didasarkan lingkup tanggung jawab administrasi dan sangat hierarkis. Di dalam prakteknya pembagian wilayah di Indonesia didasarkan atas pembagian wilayah administrasi. Oleh karena itu wilayah negara dibagi menjadi wilayah-wilayah atau wilayah-wilayah ekonomi berdasarkan satuan administrasi Universitas Sumatera Utara yang ada. Pembagian wilayah berdasarkan administrasi akan lebih mudah untuk diakses dan dianalisis, karena pada umumnya pengumpulan data di berbagai wilayah atau negara didasarkan kepada satuan administratifnya. Pembangunan merupakan konsep normatif yang mengisyaratkan pilihan- pilihan tujuan untuk mencapai apa yang disebut sebagai realisasi potensi manusia Safi’i, 2008. Pembangunan adalah usaha meningkatkan harkat martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun masyarakat berarti memampukan atau memandirikan mereka. Dimulainya proses pembangunan dengan berpijak pada pembangunan masyarakat, diharapkan akan dapat memacu partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan itu sendiri Kartasamita dalam Safi’i, 2008 Pembangunan ekonomi wilayah adalah suatu proses di mana pemerintah wilayah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan memberntuk suatu pola kemitraan antara pemerintah wilayah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut Arsyad, 2004. Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi wilayah adalah pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan wilayah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal wilayah. orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari wilayah tersebut dalam proses pembangunan Universitas Sumatera Utara untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Pelaksanaan pembangunan harus memperhatikan 2 dua hal penting yaitu: mencegah penyalahgunaan wilayah, waktu dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berkembang Miller D dan Roo, 1999. Dasar konsepsional pembangunan wilayah umumnya tidak dijelaskan secara eksplisit. Pengertiannya lebih bermakna praktis utilitarian, yaitu pembangunan wilayah dianggap mampu secara efektif menghadapi permasalahan pembangunan di wilayah. Pengertian dan penerapan pembangunan wilayah umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi atau keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan nasional yang menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan pengertian dari pembangunan wilayah Nugroho dan Dahuri, 2004. Wilayah yang dilalui infrastruktur transportasi, inti kota wilayah maju yang tidak mampu menampung pesatnya perkembangan pembangunan yang terjadi sehingga mendorong berkembangnya berbagai sektor menimbulkan munculnya kota-kota baru dan kawasan industri hingga berakhir pada berkurangnya wilayah pertanian dan permukiman El-Khoury R dan Robbins E, 2004. Pembangunan ekonomi wilayah pada hakekatnya melakukan pembahasan mengenai dua hal yaitu berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu wilayah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tertentu. Pembangunan wilayah pada dasarnya merupakan fungsi dari sumber daya alam, tenaga kerja, investasi, enterpreuneurship, transportasi, komunikasi, komposisi industri, Universitas Sumatera Utara teknologi, luas wilayah, pasar ekspor, situasi ekonomi internasional, kapasitas pemerintah wilayah, pengeluaran pemerintah pusat dan bantuan-bantuan pembangunan Arsyad, 2005. Teori pembangunan wilayah mengalami perkembangan mengingat teori pembangunan yang dikenal selama ini tidak dapat menjawab secara tuntas dan komprehensif. Suatu paradigma baru teori pembangunan ekonomi adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Wilayah Komponen Konsep Lama Konsep Baru Kesempatan kerja Semakin banyak perusahaan = semakin banyak peluang kerja Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk wilayah Basis pembangunan Pengembangan sektor ekonomi Pengembangan lembaga- lembaga ekonomi baru. Aset-aset lokasi Keunggulan komparatif didasarkan kepada aset fisik Keunggulan komparatif didasarkan pada kualitas lingkungan. Sumber daya pengetahuan Ketersediaan angkatan kerja. Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi. Sumber : Arsyad 2005 Pengembangan Wilayah dapat diuraikan melalui berbagai teori yang berkembang, yang meliputi:

a. Teori Ekonomi Neoklasik