menunjukkan tidak adanya senyawa alkaloid, karena tidak terbentuk endapan. Penambahan serbuk Mg dan serbuk Zn dengan asam klorida pekat memberikan
warna coklat gelap. Skrining glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat terbentuk cincin ungu, sedangkan dengan
penambahan Fehling A dan Fehling B sama banyak tidak terbentuk endapan berwarna merah bata. Penambahan FeCl
3
1 memberikan warna coklat kehitaman yang menunjukkan adanya senyawa tanin. Penambahan Liebermann-
Burchard memberikan warna ungu menunjukkan adanya triterpenoid. Hasil skrining simplisia talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh
memperlihatkan adanya senyawa glikosida, tanin dan triterpenoidsteroid. Adanya kandungan senyawa glikosida tanin dan triterpenoid menunjukkan
bahwa talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh mempunyai aktivitas sebagai antimikroba Robinson, 1995.
Senyawa aktif sebagai antijamur dari rumput laut Sargassum yaitu tannin bekerja dengan cara mengendapkan protein dan dapat merusak membran sel
sehingga pertumbuhan jamur terhambat. Senyawa fenol pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan lisis pada membrane sel jamur. Fenol mempunyai kelarutan
yang tinggi pada lipid, maka efek terbesar fenol adalah kemampuannya bergabung dengan komponen lipid sel. Membrane sel pada jamur tersusun atas fosfolipid
yang akan menyebabkan permeabelitas membrane sel terganggu sehingga jamur terhambat Fardiaz, 1992.
4.3 Hasil Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh adalah bentuk talus, berwarna coklat kehitaman, bau khas
Universitas Sumatera Utara
dan tidak berasa. Pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh diperoleh adanya sel parenkim, sel
parenkim berisi pigmen coklat, sel propagule bersel satu, sel propagule bersel dua dan sel propagule bersel tiga. Gambar makroskopik dan mikroskopik dapat dilihat
pada lampiran 5 halaman 47-50. Hasil karakterisasi serbuk simplisia talus sumput laut Sargassum
ilicifolium Turner C. Agardh dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil karakterisasi serbuk simplisia talus sumput laut Sargassum
ilicifolium Turner C. Agardh. No
Parameter Hasil
1 Kadar air
7,96 2
Kadar sari larut dalam air 5,52
3 Kadar sari larut dalam etanol
4,77 4
Kadar abu total 8,59
5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam
0,35
Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui apakah simplisia memenuhi persyaratan, karena air merupakan media yang baik untuk tumbuhnya
jamur, ternyata hasilnya memenuhi syarat yaitu 7,96 lebih kecil dari 10. Penetapan kadar sari larut air untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat
polar, sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terlarut dalam etanol, baik polar maupun non polar. Penetapan
kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia, misalnya logam K, Ca, Na, Pb, Hg, silika, sedangkan penetapan kadar
Universitas Sumatera Utara
abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam, misalnya silika, logam-logam berat seperti Pb, Hg. Perhitungan
hasil karakterisasi simplisia dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 51-55.
4.4 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Talus Rumput Laut
Sargassum illicifolium Turner C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans
Hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan bahwa ekstrak etanol talus
rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Hasil pengukuran diameter daerah hambat
dapat dilihat pada tabel 3-4 berikut.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Daerah Hambatan Pertumbuhan Candida
albicans dari Ekstrak Etanol Rumput Laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh dengan Metode Maserasi.
Konsentrasi Ekstrak Etanol mgml Diameter Daerah Hambat
300 34,3
200 33,1
100 30,2
90 29,7
80 26
70 25,4
60 20,8
50 19,5
40 13,2
30 11,3
20 8,1
10 6,4
Blanko -
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran, - = tidak ada hambatan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 : Diagram Batang Hasil Pengukuran Diameter Daerah Hambatan
Pertumbuhan jamur Candida albicans dengan Metode Maserasi.
Pada Tabel diatas terlihat bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak yang diberikan akan menghasilkan daerah hambat yang semakin besar, hal ini
disebabkan semakin banyak zat aktif yang terkandung dalam ekstrak. Diameter daerah hambatan terbesar pada konsentrasi 300 mgml ekstrak etanol terhadap
Candida albicans sebesar 34.3 mm. Sedangkan KHM pada konsentrasi 10 mgml memberikan diameter daerah hambatan sebesar 6,4 mm.
5 10
15 20
25 30
35
3 2
1 9
8 7
6 5
4 3
2 1
b la
n k
o
Pengukuran Diameter Hambat Pertumbuhan Jamur
Diameter Hambat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Hasil Pengukuran Diameter Daerah Hambatan Pertumbuhan Candida
albicans dari Ekstrak Etanol Rumput Laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh dengan Metode Soxhletasi
Konsentrasi Ekstrak Etanol mgml Diameter Daerah Hambat
300 10
200 9,3
100 -
90 -
80 -
70 -
60 -
50 -
40 -
30 -
20 -
10 -
Blanko -
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran, - = tidak ada hambatan
Gambar 3 : Diagram Batang Hasil Pengukuran Diameter Daerah Hambatan
Pertumbuhan jamur Candida albicans dengan Metode Soxhletasi.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 2
1 9
8 7
6 5
4 3
2 1
b la
n k
o
Pengukuran Diameter Hambatan Pertumbuhan Jamur
Diameter Hambat
Universitas Sumatera Utara
Ekstrak etanol yang diperoleh dari metode soxhletasi ternyata tidak memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur, ini dibuktikan dengan
diameter hambat yang terlihat sangat kecil. Diameter hambat hanya ditunjukkan pada konsentrasi 300 dan 200 mgml dengan diameter hambat sebesar 10 dan 9,3
mm, artinya aktivitas antijamurnya sangat kecil. Ini disebabkan senyawa kimia florotanin yang terdapat pada ekstrak yang bersifat sebagai antijamur dalam
jumlah sedikit dan kemungkinan besar sudah terurai karena pemanasan. Menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat
yang memuaskan dengan diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm. Diameter daerah hambatan yang diperoleh lebih besar pada ekstrak etanol
yang diperoleh dengan metode maserasi dibandingkan ekstrak etanol yang diperoleh dari metode soxhletasi karena zat aktif pada ekstrak dari metode
soxhletasi kemungkinan besar mengalami penguraian sewaktu pemanasan karena tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil skrining dari talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C.
Agardh terdapat senyawa glikosida, tanin dan triterpenoidsteroid. 2.
Karakterisasi simplisia talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh diperoleh pengamatan makroskopik yaitu berbentuk talus,
berwarna coklat kehitaman, bau khas dan tidak berasa. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia talus rumput laut Sargassum
ilicifolium Turner C. Agardh diperoleh adanya sel parenkim, sel parenkim berisi pigmen coklat, sel propagule bersel satu, sel propagule
bersel dua dan sel propagule bersel tiga. Kadar air 7,96, kadar sari larut dalam air 5,52, kadar sari larut dalam etanol 4,77, kadar abu
total 8,59 dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,35. 3.
Hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan bahwa ekstrak etanol talus rumput laut Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh yang diperoleh
dari metode maserasi memberikan efek terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan konsentrasi hambat minimum KHM sebesar
10 mgml dan diameter hambat sebesar 6,4 mm dan untuk ekstrak etanol yang diperoleh dari metode soxhletasi tidak memberikan efek
yang berarti terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran