28
“Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, artinya penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta individu,
kelompok atau keadaan, dan untuk menentukan frekuensi sesuatu yang terjadi”.
47
Penelitian yang
bersifat deskriptif
dimaksudkan untuk
melukiskan keadaan objek atau peristiwanya, kemudian menelaah dan menjelaskan serta
menganalisa data secara mendalam dengan mengujinya dari berbagai peraturan perundangan yang berlaku maupun dari pendapat ahli hukum sehingga dapat
diperoleh gambaran tentang data faktual yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan barang melalui perusahaan
angkutan darat.
2. Metode Pendekatan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis empiris. Metode yuridis empiris dipergunakan untuk mendapatkan jawaban
dari permasalahan dengan melihat berbagai aspek yang terdapat dalam perjanjian pengangkutan barang melalui darat, sehingga akan diketahui secara hukum tentang
pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan barang melalui perusahaan angkutan darat.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Data primer didapat dengan melihat dan meneliti perjanjian pengangkutan yang dilakukan oleh perusahaan pengangkutan CV. Asi Murni dengan konsumen
47
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta, 2004, hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
29
pengguna jasa angkutan sebanyak 20 responden yang diambil secara acak, serta dengan melalui hasil wawancara dengan responden yang terlibat secara langsung
dalam pelaksanaan
perjanjian baku
dalam perjanjian
pengangkutan barang
melalui perusahaan angkutan
darat, selain
itu wawancara
yang dilakukan
dengan informan, yaitu pemilik perusahaan CV. Asi Murni dan para pegawai CV. Asi Murni.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mempelajari :
1. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan, dokumen resmi
yang mempunyai otoritas yang berkaitan dengan permasalahan, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan dan Kontrak Perjanjian Pengangkutan. 2. Bahan Hukum Sekunder
yaitu “semua bahan hukum yang merupakan publikasi dokumen tidak
resmi meliputi
buku-buku, karya
ilmiah”
48
dan kontrak
perjanjian pengangkutan.
3. Bahan Hukum Tertier yaitu bahan yang memberikan maupun penjelasan terhadap bahan hukum
48
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2005, hal. 141.
Universitas Sumatera Utara
30
primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar dan internet.
4. Alat Pengumpulan Data