68
Pada umumnya
pengangkut membuat
perjanjian pengangkutan
guna membebaskan diri sepenuhnya dari tanggung jawab atas barang yang diangkut. Akan
tetapi dalam Pasal 470 KUHDagang melarang pengangkut untuk membuat perjanjian bahwa pengangkut tidak akan menanggung atau hanya menanggung sebagian
kerusakan pada barang yang diangkut karena penyelenggaraan pengangkutan. Menurut pasal tersebut dinyatakan bahwa:
Pengangkut tidak bebas untuk mempersyaratkan, bahwa ia tidak bertanggung jawab atau bertanggung jawab tidak lebih daripada sampai jumlah yang terbatas
untuk kerugian yang disebabkan karena kurang cakupnya usaha untuk pemeliharaan, perlengkapan atau pemberian awak untuk alat pengangkutnya, atau
untuk kecocokannya bagi pengangkutan yang diperjanjikan, maupun karena perlakuan yang keliru atau penjagaan yang kurang cukup terhadap barang itu.
Persyaratan yang bermaksud demikian adalah batal.
Bentuk nyata dari tanggung jawab pengangkut adalah dengan memberikan ganti rugi atas biaya, kerugian yang diderita dan laba yang seharusnya diterima oleh
pengirim namun demikian hal tersebut tidak mutlak, melainkan ada batasan- batasannya
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Perusahaan pengangkut berkewajiban mengangkut barang-barang yang diserahkan ke tempat tujuan dan menyerahkannya tepat pada waktunya dalam
keadaan seperti pada waktu diterimanya pada pihak penerima. Selain itu, perusahaan pengangkutan harus menjaga bahwa keadaan barang-barang tersebut dalam keadaan
seperti pada waktu diterimanya dari pihak pengirim. Dalam hal terdapat kekurangan, barang-barang itu terlambat datangnya, tidak ada penyerahan dari
barang-barang itu atau terdapat kerusakan dalam barang-barang yang diangkut itu
Universitas Sumatera Utara
69
terjadi selama pengangkutannya, ”maka ia bertanggung jawab terhadap pihak pengirim dan pihak penerima serta harus mengganti semua kerugian yang terjadi atas
barang-barang itu”.
125
Pengaturan mengenai tanggung jawab pengangkut dalam UULLAJ diatur pada beberapa pasal, yaitu diantaranya:
1. Perusahaan angkutan umum wajib mengembalikan biaya angkutan yang telah dibayar oleh penumpang danatau pengirim barang jika terjadi pembatalan
pemberangkatan Pasal 187. 2. Perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita oleh
penumpang atau pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan pelayanan angkutan Pasal 188.
3. Perusahaan angkutan umum wajib mengansuransikan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 Pasal 189.
4. Perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipekerjakan dalam kegiatan
penyelenggaraan angkutan Pasal 191 . 5. Perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
oleh penumpang yang meninggal dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah
atau dihindari atau karena kesalahan penumpang Pasal 192 ayat 1 . 6. Tanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dimulai
sejak
125
Achmad Ichsan, Hukum Dagang, Pradnya Paramita, Jakarta, 1993, hal. 415.
Universitas Sumatera Utara
70
penumpang diangkut dan berakhir di tempat tujuan yang disepakati Pasal 192 ayat 3.
7. Perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengirim barang karena barang musnah, hilang, atau rusak akibat
penyelenggaraan angkutan, kecuali terbukti bahwa musnah, hilang, atau rusaknya barang disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah
atau dihindari atau kesalahan pengirim Pasal 193 ayat 1 . 8. Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihitung berdasarkan kerugian
yang nyata-nyata dialami Pasal 193 ayat 2. 9. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dimulai sejak barang
diangkut sampai barang diserahkan di tempat tujuan yang disepakati Pasal 193 ayat 3.
10.Perusahaan angkutan umum tidak bertanggung jawab jika kerugian disebabkan oleh pencantuman keterangan yang tidak sesuai dengan surat
muatan angkutan barang Pasal 193 ayat 4.
3. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 Tentang Pelayaran