Uraian Proses Produksi Proses Produksi

d. Plastik Plastik ini digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit. e. Lem Syntheco Lem ini digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel. f. Tepung Dempul Tepung dempul digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya tidak tersambung. Untuk pemakaian tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.

2.3.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan guna menyelesaikan suatu produk secara langsung maupun tidak langsung agar proses produksi dapat berjalan dengan baik, dimana keberadaan bahan penolong ini tidak tampak pada hasil akhir produk. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah kertas ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk yang dihasilkan dengan tujuan supaya mutu produk lebih baik.

2.3.2. Uraian Proses Produksi

Produk utama yang diproduksi oleh PT. Mahogany Lestari adalah pintu selain memproduksi daun pintu, dan door jamb yang biasanya disebut dengan kusen pintu. Pintu yang diproduksi mempunyai model-model yang beragam. Universitas Sumatera Utara Model pintu yang sering menjadi permintaan konsumen adalah model Colonial 8P, Pattern 10, Colonial 4P, Colonial 10P, dan Napoleon 6P. Proses pembuatan daun pintu dan kusen hampir sama, hanya saja untuk kusen tidak melewati proses pemboran, finishing dan juga perakitan. Untuk menggambarkan uraian proses produksi daun pintu, disini diambil contoh model Napoleon 6P yang dianggap dapat memberikan gambaran proses produksi model daun pintu lainnya. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar 2.2. pada halaman berikut. Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Style adalah bingkai yang paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing beralur dan sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang disebut dowel. 2. Rail pen adalah balok beralur yang dipasang pada bagian atas TR, tengah MR dan bawah BR dari sebuah pintu. Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan panel-panel pintu. Pada sebuah pintu model Colonial terdapat 3 jenis rail. Universitas Sumatera Utara ST ST TR BR MR MR M M M P P P P P P Gambar 2.2. Daun Pintu Napoleon 6P 3. Mullion adalah balok beralur pada kedua sisinya yang berfungsi sebagai penyangga rail dengan menghubungkan panel kiri dengan kanan. Pada sebuah daun pintu model Napoleon 6P terdapat 3 buah mullion dengan panjang yang sesuai dengan panjang panelnya. 4. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut. Pada sebuah daun pintu Napoleon 6P ini terdapat 3 pasang panel. Proses pembuatan dari daun pintu dapat dilihat dari block diagram pada Gambar 2.3 berikut. Universitas Sumatera Utara Laminating Pemotongan Bersih Pengeringan Rolling Cutting Blanking Moulding Packing Pembuatan Profil Pengeboran Assembly Finishing Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Daun Pintu Universitas Sumatera Utara

1. Pengeringan

Pengeringan merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi kayu menjadi barang jadi menjadi pintu ataupun kusen. Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut: a. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-12 b. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga pengerek kayu c. Menaikkan kekuatan kayu agar kayu mudah dikerjakan untuk proses berikutnya. PT. Mahogany Lestari melakukan 2 jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami di lapangan dan pengeringan dalam tungku-tungku pengeringan. Pengeringan alami memang lambat dan tergantung udara sekitar yang dipanaskan oleh matahari juga sirkulasi udara di sekeliling dan di sel-sel susunan kayu. Namun pengeringan di lapangan ini sangat perlu karena selain murah biayanya, penguapan air yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga penyusutan yang tiba-tiba dan tidak merata tidak terjadi. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ± 3 hari. Apabila mutu kayu ada yang tidak sesuai atau rusak yang disebut dengan mutu afkir lokal maka kayu tersebut disusun tersendiri untuk menunggu pelelangan atau penjualan langsung dengan menegosiasikan harganya. Setelah 3 hari kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan lebih lanjut. Proses pengeringan alami ini berlangsung selama ± 3 hari dan mampu mengurangi kadar air samapi sekitar 30-50. Setelah itu, kayu-kayu kemudian dibawa ke Kiln Dryer KD untuk proses pengeringan lebih lanjut dengan tujuan mengurangi kadar air sampai 12. Kiln Dryer KD berjumlah 8 kamar dengan ukuran tiap Universitas Sumatera Utara kamar ± 80 m 3 . Proses pengeringan yang dilakukan di Kiln Dryer ± 20 hari. Selain untuk mengurangi kadar air, di KD juga dilakukan pemberian anti rayap. Untuk mengukur kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke bagian Blanking untuk proses selanjutnya.

2. Blanking Pengetaman awal

Bahan kayu yang dari KD dibawa ke penumpukan sementara menunggu untuk diketam. Pada bagian blanking ini, pengetaman hanya dilakukan pada dua sisi saja yaitu sisi atas dan sisi bawah. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah Blanking Planner. Pengetaman awal ini bertujuan untuk melihat mutu grade dari bahan kayu. Dalam pemilihan grade ini ada istilah yang disebut dengan jatuh grade yang terjadi apabila grade yang dinyatakan semula tidak sesuai atau turun grade. Kayu-kayu hasil pengetaman awal ini disusun menjadi dua bagian yaitu disatu sisi merupakan kayu yang memenuhi syarat-syarat grade dan di sisi lain adalah kayu yang jatuh grade. Bahan kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian Cutting.

3. Cutting

Selanjutnya bahan-bahan kayu yang telah diketam masuk ke proses pemotongan. Pada bagian ini bahan-bahan kayu dipotong menjadi komponen- komponen daun pintu dan kusen pintu dengan ukuran yang dilebihkan sebanyak 2 cm-3 cm per komponen. Proses cutting ini menggunakan mesin Under Cut. Universitas Sumatera Utara

4. Rolling

Setelah bahan kayu dipotong kasar, kemudian bahan kayu dibawa ke bagian rolling. Proses rolling ini memakai mesin jointer yang mana berguna untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok.

5. Laminating

Proses laminating ini dilakukan untuk panel ataupun untuk komponen- komponen yang lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong dan diluruskan digabungkan dan dilakukan proses penyambungan yang disebut dengan laminating. Peralatan yang digunakan adalah hot press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang grade dan warnanya adalah sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut.

6. Pemotongan Bersih

Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai ukurannya, panjang maupun lebarnya sudah disesuaikan dengan spesifikasi produk yang ditetapkan untuk diproduksi. Kemudian dari bagian ini, bahan kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses selanjutnya.

7. Moulding

Pada bagian ini, kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Hal ini untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat pemotongan pada kayu. Namun proses pengetaman pada moulding ini berbeda dengan pengetaman awal pada Blanking, selain menggunakan mesin yang berbeda juga mempunyai tujuan yang berbeda, pengetaman awal hanya bertujuan untuk menghaluskan dua sisi Universitas Sumatera Utara permukaan saja sedangkan pada moulding ini bertujuan untuk menghaluskan keempat sisinya.

8. Pembuatan Profil

Pembuatan profil ini hanya pada komponen kusen pintu dan daun pintu Pembuatan profil ada dua yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin Shaper dan profil pendek dengan menggunakan mesin Double End.

9. Pengeboran

Pada proses pengeboran komponen-komponen yang dikerjakan adalah ST,TR,MR,BR, dan M. Pengeboran pada ST menggunakan mesin Six Bor atau biasa disebut dengan bor 6 kepala, sedangkan pada komponen-komponen lain pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin Double Bor atau bor 2 kepala dan Single Bor yang biasa disebut dengan bor 1 kepala.

10. Assembly Perakitan

Komponen-komponen MR, M, BR, panel, dan dowel dirakit secara manual. Setelah itu dilanjutkan dengan penyatuan komponen-komponen diatas dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.

11. Shanding

Pada proses finishing dilakukan penghalusan terhadap permukaan pintu dengan menggunakan mesin Shanding. Selain itu juga dilakukan pembersihan abu dengan menggunakan air gun.

12. Finishing Manual

Finishing ini dilakukan dengan pendempulan bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada dipermukaan pintu. Universitas Sumatera Utara

13. Pengepakan

Proses pengepakan diawali pemberian label dan karton pengaman, kemudian penyatuan pintu ke dalam satu bundelan 10 pintu lalu pemberian plastik yang dibungkus secara manual. 2.3.3. Mesin ,Peralatan dan Sarana Pendukung Produksi 2.3.3.1. Mesin dan Peralatan