Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Adapun teknologi yang digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi ini yaitu mesin penggiling ‘Molen’, yang biasanya digunakan oleh tukang bangunan untuk mengkocok semen. Mesin ini digunakan untuk pengolahan bahan yang jumlahnya besar, sedangkan dalam jumlah kecil cukup di aduk dengan cangkul, pengolahan ini biasanya untuk petani yang membuat untuk kalangan sendiri.

2.2. Landasan Teori

Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalamn, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek- objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan. Perubahan sikap bergantung darai upaya mengubah perasaan-perasaan atau keyakinan-keyakinan tersebut. Manusia memiliki sikap yang terdiri dari berbagai macam komponen afektif dan kognitif. Afektif yang merupakan komponen yang emosional atau perasaan. Komponen kognitif sebuah sikap terdiri dari persepsi, opini dan keyakinan seseorang Winardi, 2004. Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif- negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Azwar, 1997. Universitas Sumatera Utara Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanent mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap. Tekanannya pada kebanyakan penelitian dewasa ini adalah perasaan atau emosi Van den Ban, 1999. Pernyataan sikap mungkin berisi hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Sebaliknya, pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap, yaitu yang bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak diungkap Azwar, 1997. Apa yang terjadi pada sikap seluruh orang dewasa daripada selama pertengahan masa kedewasaanya. Tiga faktor yang perlu diperhitungkan tentang stabilitas sikap tengah baya, yaitu: 1. Kepastian kepribadian yang lebih besar 2. Merasa cukup pengalaman 3. Kebutuhan akan sikap yang kuat Jadi pandangan konvensial tentang sikap umumnya yang cenderung tidak berubah bersamaan dengan usia seseorang dapat ditolak. Orang yang lanjut usia, dan orang yang beranjak dewasa, dapat berubah sikapnya karena mereka lebih terbuka dan kurangnya keyakinan diri Kreitner dan Kinicki, 2003. Sikap merupakan organisasi dari unsur-unsur kognitif, emosional dan momen-momen kemauan, yang khusus dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman Universitas Sumatera Utara masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis, dan memberi pengarahan pada setiap tingkah laku buruh, pegawai. Maka sikap ini dipengaruhi sekali oleh suksesan-kegagalan pengalaman di masa lalu. Kegagalan dan sukses itu sedikit atau banyak akan mengubah sikap jadi tingkah laku yang habitual terhadap suatu situasi Kreitner dan Kinicki, 2003. Sikap terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Keyakinan mengenai perilaku apa yang diharapkan oleh orang lain dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normative tersebut membentuk norma subjektif dalam diri individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah Azwar, 1997. Pelaksanaan penyuluh menerapkan anjuran yang disampaikan oleh penyuluh lapangan, terdapat suatu proses yang disebut dengan proses penerimaan dan proses adopsi terhadap teknologi baru. alam penerimaan teknologi baru yang dianjurkan oleh penyuluh lapangan, maka kecepatan penerimaan petani terhadap teknologi tidaklah sama tergantung pada sikap dan kondisi masing-masing petani pada saat teknologi diperkenalkan kepada mereka. Setiap orang apabila mendengar satu ide baru, akan mengikuti tingkat- tingkatan tertentu sebelum menerima ide tersebut, hal ini disebut “Proses Adopsi”. Seorang penyuluh perlu memperhatikn tingkatan tersebut dan tidaklah mencoba mendesak tergesa-gesa untuk menpercayainya. Tingkatan-tingkatan tersebut yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Sadar, seseorang belajar tentang satu ide baru, produk atau praktek baru 2. Tertarik, seseorang tidak puas hanya mengetahui keberadaan ide baru itu, ingin mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih mendetail 3. Penilaian, seseorangmenilai semua informasi yang diketahuinya dan memutuskan apakah ide baru itu baik untuknya 4. Mencoba, sekali lagi diputuskan bahwa dia menyukai ide tersebut, dia akan mengadakan percobaan 5. Mengadopsi, adalah tahapan dimana dia menyakini akan keberadaan atau keunggulan ide baru tersebut sehingga menerapkannya Ginting, 2002. Adopsi adalah keputusan yang diambil seseorang untuk menerima motivasi dan menggunakannya dalam usaha taninya. Keputusan untuk menerima inovasi merupakan perubahan perilaku yang meliputi kawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang untuk mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerimanya Adjid, 2001. Adopsi adalah penerapan atau penguasaan suatu ide baru, alat-alat atau teknologi baru. Manivestasi dari bentuk adopsi teknologi dapat berupa perubahan yang terlihat pada sikap dan perilaku, metoda, perubahan dalam pemakaian peralatan atau teknologi yang digunakan dalam usahatani Satia, 2000. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi baru: 1. Tingkat pendidikan petani ; mereka yang berpendidikan tinggi adalah relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi 2. Umur petani ; makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga mereka berusaha Universitas Sumatera Utara untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka belum berpengalaman soal adopsi tersebut 3. Luas pemilikan lahan ; petani yang memiliki lahan luas kemungkinan lebih mudah untuk menerima inovasi baru karena keefisienan penggunaan sarana produksi 4. Pengalaman bertani ; petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula, karena pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil kepetusan. Ginting.M, 2002.

2.3. Faktor Sosial-Ekonomi