Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Cabai Merah Dengan

5.4.6. Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Cabai Merah Dengan

Sikapnya Terhadap Teknologi Pembuatan Bokashi Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor ekonomi yang perlu diperhatikan dalam penentuan sikap petani cabai terhadap teknologi pembuatan pupuk bokashi. Untuk lebih jelasnya hubungan ini dapat dilihat pada Tabel 18. berikut: Tabel 18. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Sikapnya Terhadap Teknologi Pembuatan Bokashi No Jumlah Tanggungan Sikap Petani Cabai Total Positif Negatif 1 0-3 10 45,46 3 13,63 13 59,09 2 4-7 3 13,63 6 27,28 9 40,91 Jumlah 13 59,09 9 40,91 22 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 dan 2d Berdasarkan Tabel 18. menunjukan bahwa pada kelompok jumlah tanggungan 0-3 jiwa, terdapat10 45,46 orang yang bersikap positif dan terdapat 3 13,63 orang yang bersikap negatif. Pada kelompok jumlah tanggungan 4-7 jiwa, terdapat 3 13,63 orang yang bersikap positif dan terdapat 6 27,28 orang yang bersikap negatif. Untuk melihat erat tidaknya hubungan jumlah tanggungan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan bokashi maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis diperoleh rs = -0,346 dan t hitung = 1,649 serta t tabel = 1,725. Data ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel . Hal ini berarti H diterima dan H 1 ditolak, artinya tidak ada hubungan jumlah tanggungan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan bokashi. Maka Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jumlah tanggungan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan pupuk bokashi adalah ditolak. Hal ini disebabkan karena petani yang memiliki jumlah tanggungan banyak Universitas Sumatera Utara maupun yang sedikit belum termotivasi untuk melakukan teknologi pembuatan bokashi. 5.4.7. Hubungan Total Pendapatan Usahatani Cabai Petani Cabai Merah Dengan Sikapnya Terhadap Teknologi Pembuatan Bokashi Petani yang memiliki tingkat pendapatan usahataninya tinggi akan berusaha lagi mencari informasi dan melakukan inovasi baru agar produksi usahataninya lebih meningkat. Dan petani yang pendapatan usahataninya rendah akan lebih sulit dalam menerapkan inovasi baru. Tingkat pendapatan petani dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :  Pendapatan Rendah : Rp 354.333 – 4.035.472  Pendapatan Sedang : Rp 4.035.473 – 7.716.611  Pendapatan Tinggi :Rp 7.716.612 – 11.397.750 Untuk mengetahui hubungan antara total pendapatan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan bokashi dapat dilihat pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Hubungan Total Pendapatan Usahatani Cabai Permusim Tanam dengan Sikapnya Terhadap Teknologi Pembuatan Bokashi No Total Pendapatan Sikap Petani Cabai Total Positif Negatif 1 Rp. 354.333 – 4.035.472 6 27,27 3 13,64 9 40.90 2 Rp. 4.035.473 – 7.716.611 2 9,09 3 13,64 5 22,73 3 Rp. 7.716.612 – 11.397.750 5 22,73 3 13,64 8 36,37 Jumlah 13 59,09 9 40,91 22 100 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 dan 2d Untuk melihat erat tidaknya hubungan total pendapatan dengan sikapnya terhadap teknologi pembuatan bokashi maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis diperoleh rs = -0.135 dan t hitung =0.609 serta t tabel =1.725. Data ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel . Hal ini berarti H Universitas Sumatera Utara diterima dan H 1 ditolak, artinya tidak ada hubungan total pendapatan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan bokashi. Maka Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara total pendapatan dengan sikap petani terhadap teknologi pembuatan pupuk bokashi adalah ditolak. Universitas Sumatera Utara

5.5. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Cabai dengan Jumlah