5. Pengembalian atas ekuitas saham biasa Return On Equity ROE
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan
adalah ROE. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang saham. L. Thian Hin, 2001. ROE sering disebut rate of
return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE kadangkala
disebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.ROE menunjukan kemampuan
manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat
kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Sebagai pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bunga Bank
Indonesia.Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
ROE= x100
Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
saham. ROE dipengaruhi ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.
6. Earning Per Share EPS
Universitas Sumatera Utara
Earning per share adalah pendapatan perusahaan dari per lembar saham yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan
jumlah lembar saham. Dengan memperhatikan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di pasar modal. EPS dipengaruhi oleh
pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Menurut Alexandri 2008, investor biasanya
lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar
saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengambalian modal utntuk setiap
satu lembar saham . Rumus untuk menghitung earning per share adalah sebagai berikut:
EPS =
beredar saham
jumlah pajak
dan bunga
setelah bersih
laba
x 100 7.
Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong
pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006, net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka
kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Profit Margin NPM=
penjualan pajak
setelah bersih
laba
x 100
8. Price to Book Value PBV