C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis Jurusan Akuntansi, 2004. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah current ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, earning per share, net profit margin, price to book value,
Current Ratio X1
Debt to Asset RatioX2 Debt to Equity RatioX3
Return on Asset X4 Return on Equity X5
Return Saham Y
Earning Per Share X6 Net profit Margin X7
Price to Book Value X8 Growth Profit X9
Price Earning Ratio X10
Universitas Sumatera Utara
growth profit dan price earning ratio . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.
Current ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar suatu perusahaan untuk membiayai kewajiban lancarnya. Semakin tinggi rasio
ini menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan perusahaan yang sehat karena dengan semakin baiknya kondisi aktiva lancar, maka perusahaan memiliki
kenampuan yang lebih untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan pertumbuhan penjualan dan laba yang lebih besar. Kondisi perusahaan yang
demikian dapat meningkatkan kepercayaan para investor dan meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut. Nilai saham yang semakin meningkat akan
meningkatkan tingkat pengembalian saham perusahaan return. DER adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin endah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari
perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak dapat membayar kewajiban jangka panjang perusahan tersebut. Menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berada
dalam kondisi tidak baik yang dapat mengurangi niat investor untuk menanamkan untuk berinvestasi. Investasi kecil menunjukkan kecilnya minat investor untuk
menamkan sahamnya. DAR memilki defenisi yang hampir sama dengan DER. DAR adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan aktiva yang dimilikinya. DAR memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap return saham.
ROA adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perbandingan antara laba bersih rata-rata dengan total aktiva suatu perusahaan. Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai
apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
ROE menunjukkan perbandingan laba bersih terhadap modal yang dimiliki perusahaan. ROE menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan
tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang
saham. Earning Per Share menunjukkan rasio laba bersih terhadap jumlah saham yang beredar di perusahaan tersebut. Semakin tinggi earning per share
perusahaan menunjukkan kemampuan laba untuk dibagikan kepada pemegang saham akan semakin meningkat. Hal tersebut dapat menguntungkan bagi para
investor. Karena meningkatnya nilai earning per share dapat meningkatkan nilai saham dan tingkar return saham tersebut.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan
pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. Semakin rendah harga PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk
diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin
kecil nilai PER maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut
2. Hipotesis