lainnya terutama upah. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar = x 100
2. Rasio hutang terhadap total aktiva Debt to Asset Ratio DAR
DAR adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan tersebut memiliki aktiva
dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Rasio DAR menekankan pentingnya pendanaan hutang jangka panjang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi
kondisi pengurangan aktiva akibat kerugiaan tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko
pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan
mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen Darsono, 2005. Rumus untuk menghitung
DAR adalah sebagai berikut:
DAR= x100
3. Rasio hutang terhadap ekuitas Debt to Equity RatioDER
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio , semakin rendah pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik pula
kemampuan perusahan dalam membayar kewajiban jangka panjang Munawir, 2001. Rasio hutang terhadap ekuitas berbeda-beda tergantung dari karakteristik
bisnis dan keberagaman arus kas. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih tinggi daripada
perusahaan dengan arus kas yang kurang stabil. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan
semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian. Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut:
DER= x 100
4. Pengembalian atas total aktiva Return On Asset ROA
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai
Return On Investment ROI Hanafi dan Halim, 2000. Horne dan Wachowicz 1997 mengatakan rasio ini merupakan rasio keuntungan yang menghubungkan
laba dengan investasi. Menurut Ang 1997 profitabilitas mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.
ROA= x100
Universitas Sumatera Utara
5. Pengembalian atas ekuitas saham biasa Return On Equity ROE
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan
adalah ROE. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang saham. L. Thian Hin, 2001. ROE sering disebut rate of
return on net worth, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE kadangkala
disebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.ROE menunjukan kemampuan
manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat
kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Sebagai pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bunga Bank
Indonesia.Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
ROE= x100
Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
saham. ROE dipengaruhi ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.
6. Earning Per Share EPS