Hasil Penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Nilai rata-rata RTA perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 0.36 dengan standar deviasi sebesar 0.46 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai terendah ditunjukkan oleh emitten Multi Bintang Tbk MLBI pada tahun 2013 sebesar 0 dan nilai tertinggi ada pada emiten Pyridam Farma Tbk PYFA tahun 2013 sebesar 4.87. Semakin tinggi nilai RTA maka semakin baik karena menunjukkan perusahaan memiliki aktiva tetap yang tinggi sehingga berpotensi dapat menambah struktur modal dari hutang. Nilai rata-rata SIZE perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 14.56 dengan standar deviasi sebesar 1.77 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang normal karena nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi dari SIZE adalah 18.27 pada tahun 2014 terjadi pada emitten Indofood Sukses Makmur Tbk INDF, sedangkan nilai terendah dari SIZE adalah Pyridam Farma Tbk PYFA pada tahun 2012 sebesar 9.52. Semakin tinggi nilai SIZE maka semakin baik karena menunjukkan akses yang lebih besar bagi perusahaan untuk menambah hutang pada struktur modalnya. Nilai rata-rata ROA perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 16.69 dengan standar deviasi sebesar 29.63 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi ROA adalah 295.87 ada pada emitten Merck Tbk MERK tahun 2010 sebesar dan Indofarma Persero Tbk INAF memiliki nilai terendah pada tahun 2014 sebesar 0.09. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik karena menunjukkan peningkatan laba perusahaan yang dapat meningkatkan struktur modal perusahaan. Nilai rata-rata DER perusahaan Sektor Aneka Industri dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 0.24 dengan standar deviasi sebesar 0.35 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang normal karena nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DER adalah Sekar Laut Tbk SKLT sebesar 2.62 tahun 2013 dan nilai terendah DER adalah 0.01 tahun 2013 pada Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ. Semakin tinggi nilai DER maka semakin baik karena mencerminkan perusahaan mampu memenuhi harapan investornya dalam membagi sebagai laba bersih yang diperoleh perusahaan.

4.1.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolonieritas dan tidak terdapat autokolerasi.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai ditribusi normal atau tidak. Model regresi yang layak adalah model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 4.1. Normal P-Plot Sumber: Lampiran Output SPSS Pada grafik normal probility Gambar 4.1. menunjukkan titik-titik menjauhi garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal. Gambar 4.2. Grafik Histogram Sumber: Lampiran Output SPSS Pada grafik histogram pada gambar diatas tampak bahwa residual terdistribusi secara tidak normal karena grafik histogram tidak proporsional yaitu melenceng ke kiri. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi secara normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tampak dibawah ini: Tabel 4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SBI RTA SIZE ROA DER Unstandardiz ed Residual N 115 115 115 115 115 115 Normal Parameters a Mean 6.5740 .3605 14.5636 16.6870 .2440 .0000000 Std. Deviation .56708 .46185 1.76851 2.96291E1 .35084 .34456184 Most Extreme Differences Absolute .296 .262 .114 .287 .253 .255 Positive .296 .252 .114 .252 .232 .255 Negative -.234 -.262 -.086 -.287 -.253 -.252 Kolmogorov-Smirnov Z 3.172 2.806 1.225 3.074 2.712 2.730 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .000 .099 .000 .000 .000 Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh sig. K-S 0,05 nilai α yaitu 0,000 0,05 untuk variabel SBI, 0,000 0,05 untuk variabel RTA, 0,099 0,05 untuk variabel SIZE, 0,000 0,05 untuk variabel ROA, 0,000 0,05 untuk variabel DER dan secara keseluruhan dari Unstandardized Residual sebesar 0,000 0,05. Oleh sebab itu, residual data tidak terdistribusi dengan normal.

4.1.2.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi

Berikut ini dijelaskan hasil uji normalitas data setelah ditransformasi menggunakan Logaritma Natural LN. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 4.3. Normal P-Plot Setelah Transformasi Gambar pada tampilan Normal P-Plot memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata mendekati garis diagonal. Gambar 4.4. Grafik Histogram Setelah Transformasi Gambar pada tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan. Selain dari gambar diatas, uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov, yang merupakan pengujian yang paling valid atas normalitas. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai yang dihasilkan dari setiap variabel dengan hasil yang terlihat pada Tabel 4.3. berikut: Tabel 4.3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SBI.Ln RTA.Ln SIZE.Ln ROA.Ln DER.Ln Unstandard ized Residual N 115 114 115 114 115 113 Normal Parameters a Mean 1.8795 -1.2559 2.6711 2.2659 -2.0436 .0000000 Std. Deviation .08532 .62975 .12284 1.06174 1.08938 .98134552 Most Extreme Differences Absolute .279 .085 .096 .068 .127 .051 Positive .279 .057 .092 .068 .127 .051 Negative -.250 -.085 -.096 -.068 -.088 -.036 Kolmogorov-Smirnov Z 2.989 .913 1.031 .725 1.358 .545 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .375 .238 .669 .050 .928 Sumber Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada data yang ditransformasi dalam bentuk Logaritma Natural LN diperoleh sig. K-S 0,05 nilai α yaitu 0,000 0,05 untuk variabel SBI, 0,375 0,05 untuk variabel RTA, 0,238 0,05 untuk variabel SIZE, 0,669 0,05 untuk variabel ROA, 0,050 0,05 untuk variabel DER dan secara keseluruhan dari Unstandardized Residual sebesar 0,928 0,05. Oleh sebab itu, residual data terdistribusi dengan normal sehingga layak untuk menggunakan statistik parametrik.

4.1.2.3. Uji Multikolonieritas

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi Model Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF 1 Constant LN2.SBI .998 1.002 Tidak terjadi Multikolonieritas LN.RTA .990 1.010 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.SIZE .918 1.090 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.ROA .925 1.081 Tidak terjadi Multikolonieritas a. Dependent Sizeiable: LN.DER Setelah dilakukan transformasi, dieroleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1. Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Sizeiance Inflation Factor VIF 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. 4.1.2.4. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini hasil uji heteroskedasitas sesudah transformasi menggunakan uji glesger dengan melihat grafik scaterplots berikut ini : Gambar 4.5. Scatterplot Setelah Transformasi Sumber: Hasil Penelitian 2015, Data Diolah Berdasarkan grafik scater plots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan telah tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 nol pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.1.2.5. Uji Autokolerasi

Tabel 4.5 Tabel Autokorelasi Setelah Transformasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .445 a .198 .168 .99935 1.459 a. Predictors: Constant, ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji autokorelasi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,459 menunjukkan terjadi autokorelasi negatif karena nilai Durbin-Watson DW- test berada dibawah nilai dl 1,6207 disebabkan data SBI yang relatif konstan setiap perusahaan. 4.1.3. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama 4.1.3.1 Uji Signifikansi Simultan Hasil pengujian statistik F uji simultan pada SBI, RTA, SIZE, ROA, DER, terhadap DER dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.6. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 26.657 4 6.664 6.673 .000 a Residual 107.860 108 .999 Total 134.517 112 a. Predictors: Constant, ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln Sumber: Lampiran Output SPSS Untuk kriteria uji F dilakukan pada tingkat α = 5 dengan dua arah 0,025. Nilai F pada dk = 4 – 1 = 3 dan untuk n = 113 – 5 = 108 adalah 2,46 maka dapat diambil keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut : F hitung = 6,673 F abel = 2,46 dari kriteria pengambilan keputusan : H diterima jika : -2,46 ≤ t hitung ≤ 2,46 H a diterima jika : 1. t hitung ≥ 2,46 2. -t hitung ≤ -2,46 - 2,46 2,46 6,673 Gambar 4.6. Kurva Pengujian Hipotesis Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh SBI, RTA, SIZE dan ROA secara simultan terhadap struktur modal diperoleh nilai Fhitung 6,673 lebih besar dari t-tabel 2.46 dengan signifikansi 0,000 Sig. 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya SBI, RTA, SIZE dan ROA secara simultan terhadap DER pada perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI.

4.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial

Hasil pengujian statistik t uji parsial pada SBI, RTA, SIZE, ROA terhadap DER dapat dilihat pada Tabel 4.7. Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Tabel 4.7. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.545 3.004 -.847 .399 SBI.Ln .222 1.122 .017 .197 .844 RTA.Ln .448 .150 .259 2.985 .004 SIZE.Ln .585 .796 .066 .735 .464 ROA.Ln -.402 .093 -.385 -4.297 .000 a. Dependent Variable: DER.Ln Sumber: Lampiran Output SPSS

a. Pengaruh SBI

Terhadap DER Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,025 dengan Derajat bebas df = 113 – 4 = 108 . Nilai t tabel dengan taraf nyata α2 = 0,025 dan df = 108 adalah 1.98217. - Jika t hitung t tabel 1.98217 atau -t hitung t tabel -1.98217, maka Ha dapat diterima berpengaruh. - Jika t tabel -1.98217 ≤ t hitung ≤ t tabel 1.98217 maka Ha tidak diterima tidak berpengaruh. - 1.98217 0 0.97 1.98217 Gambar 4.7. Kurva Pengujian Hipotesis Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh SBI SBI terhadap struktur modal diperoleh nilai t-hitung 0.97 lebih kecil dari t-tabel Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho 1.98217 dengan signifikansi 0,844 Sig. 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap DER perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI.

b. Pengaruh RTA

Terhadap DER Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,025 dengan Derajat bebas df = 113 – 4 = 108 . Nilai t tabel dengan taraf nyata α2 = 0,025 dan df = 108 adalah 1.98217. - Jika t hitung t tabel 1.98217 atau -t hitung t tabel -1.98217, maka Ha dapat diterima berpengaruh. - Jika t tabel -1.98217 ≤ t hitung ≤ t tabel 1.98217 maka Ha tidak diterima tidak berpengaruh - 1.98217 1.98217 2.985 Gambar 4.8. Kurva Pengujian Hipotesis Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh RTA terhadap DER diperoleh nilai t-hitung 2.985 lebih besar dari t-tabel 1.98217 dengan signifikansi 0,004 Sig. 0,05 maka Ho ditolak dan Ha Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 83 97

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 137 88

Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating di Bursa Efek Indonesia

5 42 131

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 13

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12