sesak nafas, pusing, migrain, depresi, pandangan kabur, dan sulit tidur id.Wikipedia.org, 2008.
2.4 Analisis Zat Pewarna Sintetis
Pada laboratorium analisis pewarna pangan sudah rutin dilakukan dengan berbagai metode, tehnik dan cara. Sebagian besar analisis berdasarkan suatu prinsip
kromatografi ataupun menggunakan alat spektrofotometer. Cara tersebut digunakan untuk mendeteksi zat pewarna secara teliti, karena itu minimal diperlukan fasilitas
cukup serta cukup tersedianya pelarut organic yang biasanya cukup mahal harganya dan tehnik ini memerlukan waktu yang cukup lama Cahyadi, 2006.
2.4.1 Kromatografi
Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan kromatografi kertas telah dikerjakan dimana proses dikenal sebagai analisa kapiler. Mula-mula telah dilakukan
pemisahan asam-asam amino dan peptida yang merupakan hasil hidrolisa protein wool dengan suatu cara dimana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran kertas
dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi uap jenuh larutan. Dimana fase tetap adalah air, disokong oleh molekul-molekul selulosa dari kertas, dan fase
gerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut-pelarut organik dan air Sastrohamidjojo, 1991.
Kromatografi kertas atau KKt pada hakekatnya adalah KLT pada lapisan tipis selulosa atau kertas. Cara ini ditemukan jauh sebelum KLT dan tetap dipakai secara
efektif selama bertahun-tahun untuk pemisahan molekul biologi seperti asam amino, gula dan nukleotida. Metode ini merupakan metode KCC dengan fase diam cair,
biasanya air pada serabut kertas. KKt tidak memerlukan pelat pelindung dan kertas
Universitas Sumatera Utara
dapat mudah diperoleh dengan dalam bentuk murni sebagai kertas saring. Lapisan selulosa harus dicetak lebih panjang dari pada serabut pada lapisan selulosa yang
lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusi kesamping dan bercak lebih besar. Akhirnya lapisan selulosa lebih rapat dan pelarut lebih cenderung mrngalir melaluinya
lebih cepat menghasilkan pemisahan lebih tajam Roy, 1991.
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah
kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan
kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil pelarut dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi
kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air
dan tidak mudah menguap tidak mungkin didestilasi, pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20.
Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka. Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge 1914-1994 adalah orang
pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada
fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam air yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang.
Ketika pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing
asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertas dua-dimensi 2D menggunakan
Universitas Sumatera Utara
kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut www.Indigo. Com ,1994.
Gambar 2.1 Contoh hasil kromatografi kertas pigmen
Menurut Sastrohamidjojo, H 1991 menyatakan bahwa apabila akan melakukan pemisahan dengan kromatografi kertas maka hal-hal seperti berikut perlu
mendapatkan perhatian .
a. Metode