IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN RANCANGAN PENELITIAN

sama pada suatu ketika dijadikan grup eksperimen dan pada saat lain dijadikan grup kontrol. Desain ini menggunakan pretest yang diberikan sebelum perlakuan. Setelah diberi perlakuan diberikan posttest untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan telah menyebabkan perubahan. Sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Myers juga mengatakan bahwa desain ini sangat cocok untuk melihat pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lainnya, sebab melalui desain ini akan diperoleh perbandingan rerata skor subjek sebelum dan sesudah pemberian treatment. Dengan demikian, akan didapat suatu inferensi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah Myers Hansen, 2006

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : Kebisingan 2. Variabel terikat : Semangat Kerja

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defenisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan batasan arti suatu variabel dengan dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2002.

1. Semangat Kerja

Semangat kerja merupakan sikap individu dalam bekerja yang berpengaruh pada usaha untuk melakukan pekerjaan secara lebih giat dan antusias yang didasarkan pada rasa percaya diri, motivasi diri yang kuat disertai perasaan tetap gembira. Universitas Sumatera Utara Semangat kerja diukur dengan menggunakan skala yang di susun berdasarkan ciri-ciri individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi yang dikemukakan oleh Carlaw, Carlaw, Deming Friedman 2003 menyatakan bahwa yang menjadi ciri-ciri semangat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut : a. Tersenyum dan tertawa Ceria Senyum dan tawa mencerminkan kebahagiaan individu dalam bekerja. Walaupun individu tidak memperlihatkan senyum dan tawanya, tetapi di dalam dirinya individu merasa tenang dan nyaman bekerja serta menikmati tugas yang dilaksanakannya. b. Memiliki inisiatif Individu yang memiliki semangat kerja tinggi akan memiliki kemauan diri untuk bekerja tanpa pengawasan dan tanpa perintah dari atasan. c. Berpikir kreatif dan luas Individu mempunyai ide baru, dan tidak mempunyai hambatan untuk menyalurkan ide- idenya dalam menyelesaikan tugas. d. Menyenangi apa yang sedang dilakukannya Individu lebih fokus terhadap pekerjaan daripada memperlihatkan gangguan selama melakukan pekerjaan. e. Tertarik dengan pekerjaanya Individu menaruh minat pada pekerjaan karena sesuai keahlian dan keinginannya. f. Bertanggung jawab Individu bersungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaan. g. Memiliki kemauan bekerja samateamwork Universitas Sumatera Utara Individu memiliki kesediaan untuk bekerja sama dengan individu dengan individu lain untuk mempermudah atau mempertahankan kualitas kerja. h. Berinteraksi dengan atasan Individu berinteraksi dengan atasan dengan nyaman tanpa ada rasa takut dan tertekan. Semakin tinggi skor skala semangat kerja yang diperoleh pada karyawan menunjukkan semakin tinggi semangat kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala semangat kerja yang diperoleh karyawan menunjukkan semakin rendah semangat kerja karyawan. 2.Kebisingan Kebisingan merupakan suara tidak menyenangkan yang berasal dari gabungan suara yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dimana kebisingan ini bersifat subjektif dan psikologis, yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kurangnya konsentrasi pada suatu kegiatannya atau pekerjaannya. Kebisingan didalam ruang kerja dijadikan sebagai treatment untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap semangat kerja karyawan. kebisingan ruang kerja karyawan PTP Nusantara 4 Sidamanik awalnya berkisar dari 80-89 dB, lalu di berikan kebisingan berkisar dari 110-120 dB. Minggu pertama disaat kebisingansuara diruangan kerja 80-89dB para karyawan diberikan pretest dengan memberikan skala semangat kerja. Lalu dua minggu kemudian kebisingansuara didalam ruangan yang di tambah mulai dari 110-120dB selama kurang lebih 2 jam. Setelah itu karyawan di berikan posttest dengan menggunakan skala semangat kerja.

C. RANCANGAN PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara Rancangan yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design, dimana jenis penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Shadish, Cook, Campbell 2002 menyatakan bahwa pada One-Group Pretest-Posttest Design, Pretest dilakukan terhadap kelompok subjek penelitian, setelah itu diberikan treatment, kemudian dilakukan posttest dengan pengukuran yang sama. Kelompok yang dikenai Pretest dan Posttest adalah kelompok yang sama within subject design . Pretest dilakukan dengan memberikan skala semangat kerja dan instruksi. Sedangkan treatment yang diberikan berupa pengecatan ulang ruang kerja dengan warna yang telah ditentukan peneliti. Lalu, setelah dua minggu diberikan posttest dengan memberikan skala semangat kerja dengan instruksi yang sama dengan pada saat memberikan prettest. Dengan pertimbangan waktu bahwa dua minggu merupakan waktu yang cukup untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh treatment yang diberikan, apabila lebih dari dua minggu dihindari dengan alasan ketika berada diruangan yang sama selama sebulan maka akan menjadi faktor kebiasaan, sehingga warna ruang kerja tidak menjadi perhatian lagi. bagan 1. Alur Penelitian Tabel 2. Desain one-group pretest-posttest experimental design Kondisi sebelum diberikan treatment KELOMPOK EKSPERIMEN Karyawan PTP Nusantara 4 Sidamanik Subjek penelitian Semangat kerja Pre-test Treatment pemberian kebisingan ruang kerja Semangat kerja Post-test Universitas Sumatera Utara Kondisi pemberian treatment Kondisi setelah pemberian treatment Bagan 2. Rancangan penelitian Tabel 2 dinyatakan dengan rancangan notasi sebagai berikut: R O1 X O2 R : Rancangan Eksperimen X : Treatment yang diberikan, berupa musik O1 : Pengukuran Sebelum Perlakuan O2 : Pengukuran Setelah Perlakuan

D. POPULASI PENELITIAN UKUR SEMANGAT KERJA