Persepsi Kebisingan KEBISINGAN 1. Definisi Kebisingan

oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran Halliday, 1990. Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori: 1. Occupational noise bising yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik. 2. Audible noise bising pendengaran yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 . 8.000 Hz. 3. Impuls noise Impact noise = bising impulsif yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan bedil. Banyak pendapat yang mengemukakan tentang definisi kebisingan seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718MenkesPerXI1987: Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang tidak diingini sehingga mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran Dirjen P2M dan PLP Depkes RI, 1993. Sedangkan menurut surat edaran Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor SE 01Men1978: Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi-bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi di tempat kerja Rizeddin, dalam Suheryanto, 1994.

3. Persepsi Kebisingan

Universitas Sumatera Utara Ukuran sound terutama berlandaskan pada komponen fisiknya, meskipun interpretasi otak mengenai sound tersebut juga penting untuk dipertimbangkan. Secara fisik sound dihasilkan oleh perubahan tekanan udara secara cepat di gendang telinga. Berikut ini adalah mekanisme pengiriman ransangan sound ke otak: Sensasi auditory dimulai dengan pengaktifan nervous system oleh ransangan bunyi sound. Persepsi dimulai disuatu tempat antara basilar membrane dengan temporal lobe, koderansangan telah dapat diinterpretasikan. Secara fisik, semakin cepat semakin sedikit waktu gerakan satu gelombang sempurna satu puncak dan satu lembah—satu amplitudo, maka semakin besar frekuensi bunyi yang dihasilkan. Secara psikologis, frekuensi dianggap sebagai pitch tinggi dan rendahnya nada. Batas frekuensi yang dapat didengar manusia normal berkisar antara 20 – 20000 Hertz Hz. Secara psikologis, kemurnian dari suatu frekuensi dikenal sebagai timbre atau tonal quality. Ransangan bunyi yang terdiri dari rentang frekuensi sempit disebut narrow band sound sedangkan bunyi yang terdiri dari rentang frekuensi yang luas disebut wide band. Frekuensi yang jangkauannya sangat luas dan tak beraturantanpa pola disebut white noise. Loudness adalah variasi ketinggian suatu gelombang bunyi atau amplitudo. Semakin besar amplitudo, semakin besar energi atau tekanan dalam gelombang bunyi dan semakin keras bunyinya. Tekanan atau threshold ambang terendah yang dapat dideteksi seorang dewasa awal adalah sekitar 0.0002 mikrobar. Tekanan 1.000 mikrobar hanya akan sangat mengganggu pendengaran. Satuan ukuran decibels dB sebagai unit dasar dari bunyi adalah skala satuan yang dikembangkan untuk memudahkan pemahaman Universitas Sumatera Utara tentang kebisingan decibels adalah fungsi logaritma dari mikrobar. Kenaikan 20 dB mewakili 10 kali lipat kenaikan tekanan. Skala decibels mengukur komponen fisik dari amplitudo bunyi sound atau kebisingan. Skala ini tidak secara akurat merefleksikan persepsi loudness. Perbedaan 20 dB berarti suatu bunyi memiliki 10 kali lipat tekanan lebih besar daripada bunyi lain tetapi bukan berarti bunyinya akan lebih keras 10 kali lipat. Telinga manusia berbeda sensitivitasnya terhadap frekuensi bunyi yang berbeda dan semakin meningkat tekanan memiliki pengaruh yang berbeda pada frekuensi yang bervariasi. Intensitas bunyi kadang diukur dalam kuantitas yang disebut phons dan sones.

4. Tingkatan Kebisingan