8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 63 tahun 2014 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan menyebutkan: “Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah”. Pariwisata merupakan kegiatan yang memberikan keuntungan bagi masyarakat dan memberikan pengalaman baru bagi
wisatawan Smitha, 2014. Pariwisata memiliki berbagai manfaat yang tidak hanya berfokus pada wisatawan, namun juga bermanfaat bagi masyarakat
lokal. Pariwisata adalah suatu aspek yang memiliki pengaruh besar terhadap ekonomi yang dapat berdampak pada perkembangan daerah bahkan nasional
Goh, 2015; Diniz, Falleiro, dan Barros, 2014. Pariwisata tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi wisatawan,
namun juga dapat berpengaruh dalam aspek ekonomi, sosial dan pengembangan yang berkelanjutan Muhammad dkk, 2012. Pariwisata yang
menarik dan mendidik serta meyuguhkan suasana yang nyaman merupakan pertimbangan utama wisatawan dalam memutuskan untuk berkunjung dan
kembali lagi ke tempat tersebut Oktaviani dan Suryana, 2006. Industri pariwisata akan membuka peluang-peluang bisnis yang dapat dikelola oleh
masyarakat. Hal tersebut mengapa pariwisata mampu meningkatkan pemasukan dan kualitas hidup masyarakat Ginting Wahid, 2015.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan: “daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan
”. Menurut Rusnanda, Ginting, dan Wahid 2014 ada tiga komponen yang membentuk daya tarik wisata yaitu 1 atraksi yang
meliputi tempat bersejarah, pemandangan, dan kebudayaan; 2 aksesibilitas termasuk didalamnya transportasi lokal, kondisi jalan, dan Infrastuktur; serta
3 amenitas ataupun fasilitas berupa penginapan, tempat makan, dan fasilitas dasar seperti toilet, tempat ibadah, dan tempat penjualan souvenir.
Atraksi budaya dan pemandangan yang menarik merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung kesuatu tempat. Aksesibilitas yang optimal
seperti tersedianya transportasi, mudah dijangkau, dan kondisi jalan yang baik, serta fasilitas pendukung yang memadai juga merupakan pertimbangan
utama bagi wisatawan Jaafar, Bakri, dan Rassolimanesh, 2015. Menurut Gautama dan Sunarta 2012 terdapat empat komponen yang mendukung
suatu pariwisata menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan. Keempat komponen tersebut adalah 1 Attractiveness yaitu daerah tujuan wisata
memiliki daya tarik baik berupa kebudayaan masyarakat ataupun keindahan alam; 2 Accessibility yaitu tempat wisata tersebut mudah untuk dijangkau
baik bagi masyarakat domestik maupun mancanegara; 3 Amenities merupakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti akomodasi, tempat makan,
Universitas Sumatera Utara
dan fasilitas lainnya; serta 4 Ancillary yaitu adanya lembaga pariwisata yang mampu memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan.
Yoeti 2002 mengemukaan konsep 3A sebagai komponen dalam keberhasilan daerah tujuan wisata yaitu, 1 adanya atraksi wisata attraction;
2 lokasi yang mudah dicapai accessibility; dan 3 terdapat fasilitas yang memadai amenities. Getz dan Page 2016 mengatakan bahwa keberhasilan
suatu daerah tujuan wisata dipengeruhi oleh adanya 1 atraksi yang menarik seperti atraksi budaya, pemandangan alam maupun
event yang
diselenggarakan; 2 fasilitas pendukung seperti penginapan, tempat makan, dan tempat ibadah sehingga wisatawan nyaman untuk tinggal lama di tempat
tersebut; 3 aksesibilitas yang baik; serta 4 terdapat lembaga pariwisata yang berperan aktif. Secara keseluruhan teori dari para hali wisata tentang
komponen objek dan daya tarik wisata dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komponen Objek dan Daya Tarik Wisata
Referensi Komponen
Indikator
Rusnanda, Ginting,
dan Wahid 2014 Atraksi
Tempat Bersejarah Pemandangan
Kebudayaan Aksesibilitas
Transportasi Lokal Kondisi jalan
Infrastruktur Amenitas
Penginapan Tempat Makan
Fasilitas dasar toilet, tempat ibadah, dan tempat penjualan cendramata
Jaafar, Bakri, dan Rassolimanesh
2015 Atraksi
Kebudayaan Pemandangan alam
Aksesibilitas Transportasi
Kondisi jalan Mudah dijangkau
Fasilitas Penginapan
Tempat Makan Fasilitas dasar
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Lanjutan
Referensi Komponen
Indikator
Guatama dan Sunarta 2012
Attractivenes kebudayaan masyarakat
keindahan alam Accessibility
mudah untuk dijangkau Amenities
akomodasi tempat makan,
fasilitas dasar Ancillary
lembaga pariwisata yang mampu memberikan rasa nyaman dan aman
bagi wisatawan Yoeti 2002
Attractivenes kebudayaan masyarakat
keindahan alam Accessibility
mudah untuk dijangkau Amenities
akomodasi tempat makan,
fasilitas dasar
Getz dan
Page 2016
Attractivenes atraksi budaya
pemandangan alam event yang diselenggarakan
Accessibility Kondisi jalan yang baik
Lokasi yang mudah dijangkau Amenities
Penginapan tempat makan
tempat ibadah Ancillary
lembaga pariwisata yang berperan aktif
Dalam penelitian ini komponen daya tarik wisata yang digunakan adalah berdasarkan teori Rusnanda, Ginting, dan Wahid 2014, Jaafar, Bakri,
dan Rassolimanesh 2015, dan
Yoeti 2002
yang mengemukakan bahwa komponen daya tarik wisata berdasarkan atas tiga komponen utama yaitu
daya tarik atraksi, fasilitas wisata amenitas, dan akses aksesibilitas.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pariwisata Berbasis Masyarakat