Landasan Teori FUNG AM KEHI

berbunyi sama ini lalu dituangkan dalam bentuk huruf kaligrafi, ornamen, dan lukisan. Dalam bahasa Mandarin ‘yu’ atau ikan merupakan kata yang homofon dengan kata ‘yu’ yang berarti berlebihan. Ada motif yang disebut ‘Lianlian youyu’ di mana seorang anak digambarkan memegang ikan emas dengan latar belakang bunga lotus. Kata lotus atau teratai dalam bahasa mandarin disebut ‘Lian’ yang homofon dengan kata ‘lian’ yang berarti berturut-turut atau berkaitan. Mengenakan kalung berbandul ikan dipercaya akan membuat seseorang mendapatkan rejeki setiap hari.

2.3 Landasan Teori

Mengawali penulisan ini, penulis menggunakan teori semiotika teori fungsional. Teori semiotika digunakan untuk membedah simbol-simbol yang terdapat pada jenis-jenis pohon-pohon dan bunga-bungaan yang telah diuraikan jenisnya diadalm pembatasan masalah. Semiotik atau ada yang menyebutnya semiotika berasal dari kata Yunani ‘semeion’ yang berarti ‘tanda’. Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda Zoest, 1991:1. Ada beberapa pendapat para ahli ilmuwan tentang semiotika, yaitu: Leech 2001 : 191 mengatakan semiotika adalah teori tentang petanda dan penanda dalam perkembangan semiotika modern. Muncul dua ahli yang menjadi pelopor dalam bidang kajian semiotika yaitu Ferdinand de Saussure 1857 - 1913 dan Charles Sanders Pierce 1839 - 1914. Ferdinand de Saussure 1991 : 1 mengatakan semiotika adalah ilmu tentang tanda yang ada dalam kehidupan masyarakat. Semiotika memiliki dua aspek, yaitu penanda signifier dan petanda signified. Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh penanda itu yaitu artinya. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek peristiwa kebudayaan sebagai tanda. Tanda-tanda yang ada bisa berupa apapun yang ada dalam kehidupan manusia, karena tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain nurgiyantoro, 2005:40. Malinowski mengajukan sebuah orientasi teori yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan aau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat diman unsure itu terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan. Setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam suatu unsure kebudayaan bersangkutan. Menurut malinowsky fungsi dari suatu unsure budaya adalah kemampuan untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat. Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi melahirkan keturunan, meras enak badan bodily comfort , keamanan , kesantaian, gerak dn pertumbuhan. Malinowsky percaya, bahwa pendekatan yang fungsional mempunyai suatu nilai praktis yang penting. Pengertian akan hal tersebut diatas dapat dimanfaatkan oleh mereka yang bergaul dengan masyarakat primitif. Malinowsky menerangkan sebgai berikut “nilai yang praktis dari teori tersebut adalah bahwa teori ini mengajarkan kita tentang kepentingan relative dari berbagai kebiasaan yang beragam-ragam itu; bagaimana kebiasaan-kebiasaan itu tergantung satu dengan yang lainnya. Teori fungsionalisme dapat secara bermanfaat diterapkan dalam analisa mekanisme-mekanisme kebudayaan-kebudayaan secara tersendiri , namun teori ini tidak mengemukakan dalil-dalil sendiri untuk menerangkan mengapa kebudayaan yang berbeda-beda memiliki unsure-unsur budaya yang berbeda dan mengapa terjadi perubahan dalam kebudayaan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian