2.2.3. Teori-teori Motivasi
Sutrisno 2009 mengelompokkan teori motivasi menjadi dua kategori yaitu:
1. Teori Kepuasan
Teori Kepuasan adalah teori motivasi yang mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya. Jadi,
teori kepuasan mengacu pada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja
seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja. Teori Kepuasan yang dikenal antara lain:
a. Teori Motivasi Konvensional dari F. W. Taylor. Menurut teori ini, motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja,
dengan kata lain hanya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup. b. Teori Hierarki Kebutuhan Need Hierarchi dari Abraham Maslow. Menurut teori
ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kepuasan biologis dan psikologis yaitu berupa materil dan immaterial. Dasar teori ini adalah bahwa
manusia merupakan makhluk yang keinginannya tak terbatas atau tanpa henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya yang
berjenjang. Bila kebutuhan pokok sudah dipenuhi, kebutuhan yang lebih mewah akan dapat perhatian dan menjadi pengaruh yang memotivasi. Teori motivasi
mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan kedalam lima hierarki kebutuhan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Aktualisasi Diri Penghargaan
Pertumbuhan Sosial
Respek Diri Pengembangan
Pribadi Keamanan
Kepemilikan Status
Fisiologis Keamanan
Aktivitas Sosial Pengakuan
Pencapaian Tujuan
Rasa Lapar Rasa Haus
Tidur Perlindungan
dari Bahaya Cinta
Gambar 2.1. Prioritas Kebutuhan Menurut Maslow
c. Teori Motivasi Prestasi Achievement Motivation dari Mc. Clelland. Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat
dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah kebutuhan akan
prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. d. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg. Sebenarnya teori ini merupakan
pengembangan dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan
kebutuhan yaitu:
1 Faktor Pemeliharaan Maintenance Factors Merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus menerus, seperti misalnya lapar-makan-
kenyang-lapar. Dalam bekerja, kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian pekerja
Universitas Sumatera Utara
dan supervise yang baik. Jadi faktor-faktor ini bukanlah sebagai motivator
tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan.
2 Faktor-faktor Motivasi Motivation Factors Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor motivasi yang menyangkut
kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang
nyaman, penempatan kerja yang sesuai dengan yang lainnya. Teori Dua Faktor ini disebut juga dengan Konsep Higiene yang mencakup isi pekerjaan
yaitu prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi individu. Selain isi pekerjaan, konsep ini juga
mencakup faktor higienis yaitu gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi serta kualitas supervisi Dari
konsep higiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan bagi
pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbangan antara kedua faktor ini.
e. Teori Existance, Relatedness and Growth ERG dari Clayton P. Alderfer. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Abraham Maslow
dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok
kebutuhan utama yaitu kebutuhan akan keberadaan existence, kebutuhan akan afiliasi relatedness dan yang terakhir adalah kebutuhan akan kemajuan
growth.
Universitas Sumatera Utara
f. Teori X dan Y dari Douglas McGregor. Teori yang dicetuskan oleh Mc. Gregor
ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia penganut teori X dan teori Y. Prinsip teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan menyorot
sosok negatif perilaku manusia. Teori ini memandang manusia dengan kaca mata gelap, dan buram yang menganggap manusia itu:
1 Malas dan tidak suka bekerja. 2 Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggung jawab.
3 Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain, karena itu bekerja lebih suka dituntun dan diawasi.
4 Kurang suka menerima perubahan, dan ingin tetap seperti yang dahulu. Prinsip umum teori Y amat jauh berbeda dari teori X. Teori ini dapat
dikatakan merupakan suatu revolusi pola pikir dalam memandang manusia secara optimis, karena itu disebut sebagai teori potensial. Teori Y
memandang manusia itu pada dasarnya: a Rajin, aktif dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif.
b Sebenarnya mereka dapat produktif, perlu diberi motivasi. c Dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar.
Kesimpulannya dari teori X dan Y adalah sebagai berikut: 1 Kedua teori ini pada dasarnya memang berlakudan dapat kita terima
dalam memandang manusia, tipe-tipe perilaku yang cocok dengan kedua teori tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2 Dalam memberi motivasi kepada bawahan, seorang pimpinan harus mempunyai kualifikasi bawahan, apakah mereka tipe X atau tipe Y,
manusia tipe X memerlukan gaya kepemimpinan otoriter, sedangkan manusia Y memerlukan gaya kepemimpinan partisipatif.
2. Teori Proses