11
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas.
b. Variabel Fundamental
1 Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan
perusahaan dinyatakan
sebagai pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan
menggambarkan profitabilitas
yang akan
datang dan
pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan penurunan atau peningkatan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Growth
merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode
satu tahun. Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva
perusahaan yang akan memengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva
merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung
proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan asset,
untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
12
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin
besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan
semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar kreditor
terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan
kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan Ang,1997.
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat
memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan
tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return tingkat pengembalian
dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan growth
adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem
13
ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama Machfoedz, 1996. Pertumbuhan perusahaan dapat
juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan
perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang
cukup untuk kebutuhan investasi. Rumus yang di gunakan sebagai berikut. :
ℎ ∶ �
− � −
� − �
2 Profitabilitas Perusahaan
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas, menurut Moeljadi 2006:52 rasio profitabilitas
adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh
aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap 2007:304
adalah yang
menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kasmir
2008:196 rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
14
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan
yang baik sehat mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga
potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah Petronela,
2004:48. Dalam penelitian ini ukuran rasio profotabilitas menggunaka return on assets ROA.
Return on assets ROA merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas
manajemen Kasmir, 2008:211. Return on assets ROA adalah rasio yang diperoleh dengan membagi labarugi bersih dengan
total assets. Pengembalian atas aset-aset ROA menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset
perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset-aset Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:77.
15
Rumus untuk mencari return on assets ROA dapat digunakan sebagai berikut Harahap, 2007:305.
� �
∶ �
� �ℎ �
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin rendah kecil
rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya Kasmir, 2008:202. Artinya bahwa rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
3 Likuiditas Perusahaan
Menurut Harahap 2007:301 definisi rasio likuiditas adalah
Rasio yang
digunakan untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Istilah likuiditas menurut Moeljadi 2006:48 adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar.
Sedangkan Kasmir 2008:129 mendefinisikan rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja sebagai
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen
yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar utang jangka pendek. Penilaian dapat dilakukan untuk
16
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan
rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban utang pada saat ditagih.
Penelitian ini menggunakan rasio lancar current ratio sebagai ukuran rasio likuiditas.
Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang
lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:72. Rasio lancar current ratio
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih Kasmir, 2008:146. Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio
ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar current ratio dengan utang lancar current liabilities Moeljadi, 2006:48.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar
17
menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Penghitungan rasio
lancar dilakukan
dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Aktiva lancar current asset merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat maksimal satu
tahun. Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Utang lancar current liabilities merupakan kewajiban
perusahaan jangka pendek maksimal satu tahun. Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun.
Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden,
biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya Kasmir,
2008:135. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut Kasmir, 2008:135. �
� ∶ � �
� � Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah,
dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
18
membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja
terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi peusahaan baik atau tidaknya, ada
suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah
ditetapkan parusahaan sebelumnya Kasmir, 2008:135. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya Moeljadi, 2007:301
4 Leverage Perusahaan
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang leverage. Solvabilitas leverage digambarkan untuk
melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan
dengan modal
sendiri. Weston
dan Copeland,1992. Sedangkan Kusumawati dan Sudento 2005
menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang
dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage
yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin
19
besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil.
Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar
dibandingakan dengan total asetnya Horne,1997. Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana
yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu
perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi,
maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari
hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.
Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking
order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar eksternal financing
diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti
sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan
menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bias
20
mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat
disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai perusahaan Weston dan Copeland, 1992. Rumus leverage
sebagai berikut :
�� � �� ∶ �
�
5 Efisiensi Perusahaan
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran turnover dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk
mendapatkan penghasilan dan laba. Satu contoh adalah bagaimana piutang dapat dijadikan dana kas. Semakin tinggi
rasionya, semakin efisien bisnis itu dalam mengelola asetnya Joel G Siegel, 1991: 58. Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas
diwakili oleh Total Assets Turnover. �
� ∶ �
� �
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang dagang dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh
dengan membagi penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset. Anda dapat menghitung rata-rata piutang dagang dengan
21
menambahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya dengan 2.
2. Pasar Modal