berubahnya tata kehidupan masyarakat. Konsep kesiapsiagaan memiliki berbagai dimensi yang didukung oleh sejumlah aktifitas. Dimensi dari kesiapsiagaan
mencakup berbagai tujuan atau pernyataan akhir bahwa kesiapsiagaan berusaha untuk dicapai. Kegiatan-kegiatan adalah tindakan-tindakan nyata yang perlu untuk diambil
dalam rangka menemukan tujuan-tujuan tersebut. Sumber-sumber bervariasi dalam hal bagaimana dimensi-dimensi tersebut dan aktifitas-aktifitas yang didefinisikan
Sutton dan Tierney, 2006. Kesiapsiagaan preparedness menghadapi banjir adalah kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana banjir sehingga tindakan yang dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif
Rahayu dkk, 2009.
2.2.2 Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Menghadapi Bencana Banjir
Tujuan khusus dari upaya kesiapsiagaan bencana adalah menjamin bahwa sistem, prosedur, dan sumber daya yang tepat siap ditempatnya masing-masing untuk
memberikan bantuan yang efektif dan segera bagi korban bencana sehingga dapat mempermudah langkah-langkah pemulihan dan rehabilitasi layanan PAHO, 2006
Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 tiga tahapan : 1 pra
bencana, 2 saat bencana, 3 pasca bencana Ramli, 2010. Kesiapsiagaan sebagai kegiatan pra bencana yang dilakukan di Puskesmas melakukan ketiga fungsi
Puskesmas yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan bertujuan agar semua bidang pembangunan diwilayah kerja puskesmas selalu mempertimbangkan aspek
kesehatan. Pembangunan yang dilaksanakan di kecamatan, seyogyanya yang berdampak positif terhadap lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang muaranya
adalah peningkatan kesehatan masyarakat Trihono, 2005. Puskesmas harus melaksanakan fungsi penanggulangan bencana melalui kegiatan :
a. Surveilans kesehatan Menurut WHO dalam Kemenkes RI Nomor 1116MenkesSKVIII2003,
surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Menurut PKK- Kemenkes 2011, surveilans penyakit dan faktor resiko pada umumnya
merupakan suatu upaya untuk menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesehatan dilokasi bencana dan pengungsian sebagai bahan untuk tindakan
kesehatan segera. Kegiatan ini meliputi : 1 Melakukan analisis mengenai dampak kesehatan, dimana skala
sederhananya berupa penilaian apakah tatanan diwilayah kerja Puskesmas tergolong rawanberesiko bencana banjir Trihono, 2005 dan Ditjen
Binkesmas Depkes, 2005 2 Melakukan pembuatan peta wilayah kerja yang menjadi tanggungjawab
Puskesmas meliputi peta rawan bencana, peta sumber daya kesehatan
Universitas Sumatera Utara