Kesimpulan Saran Peralihan Kewenangan Direksi Perseroan Terbatas Kepada Kurator Dalam Pengelolaan PT Yang Pailit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan untuk menjawab dari permasalahan-permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Kewenangan Kurator dalam kepailitan Perseroan Terbatas adalah melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan atas harta pailit Perseroan Terbatas sejak tanggal putusan pailit ditetapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali. Wewenang kurator bersifat terbatas dikarenakan kurator tidak dapat bertindak sewenang-wenang dalam menjalan tugas dan wewenangnya dan harus berjalan sesuai dengan koridor yang ditentukan oleh Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. 2. Kurator bertanggung jawab terhadap kesalahankelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit. Setiap perbuatan kurator yang merugikan harta pailit ataupun dalam arti merugikan kepentingan kreditor, baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kurator, maka kurator harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut. Kurator dapat dikenai tanggung jawab secara pribadi apabila ia melakukan suatu kesalahan atau kelalaian yang merugikan harta pailit. 3. Akibat hukum yang ditimbulkan dengan adanya peralihan kewenangan kepada Kurator adalah secara otomatis Kurator akan melakukan pengurusan harta pailit sejak ditetapkannya putusan pailit terhadap Perseroan Terbatas. Direksi selaku organ perseroan yang pailit, masih dapat melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama perseroan, sepanjang perbuatan hukum tersebut tidak menyangkut harta kekayaan perseroan.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam menjalankan wewenangnya kurator membangun suatu hubungan kerjasama yang baik dengan Debitor Pailit, Kreditor, dan Hakim Pengawas untuk menunjang terlaksananya kelancaran tugas pengurusan dan pemberesan hara pailit dengan tetap bertindak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. 2. Undang-Undang Kepailitan dan PKPU tidak memberikan penjelasan mengenai kesalahan dan kelalaian. Sementara dalam prakteknya perbedaan penafsiran mengenai kesalahan dan kelalaian sering terjadi permasalahan. Oleh karena itu, disarankan agar dalam Undang-Undang Kepailitan dan PKPU diberikan penjelasan terperinci mengenai kesalahan dan kelalaian. 3. Sebaiknya kurator hanya menjalankan tugas dan wewenangnya saja dalam melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Diharapkan kuator dapat sejalan dengan Direksi agar pengurusan dan pemberesan harta pailit dapat berjalan dengan semestinya. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Ali, Mohammad Chaidir, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Bandung :