Batas Maksimum Pemberian Kredit

H. Batas Maksimum Pemberian Kredit

Pemberian kredit suatu bank pada hakikatnya harus menganut asas “mengambil resiko sekecil mungkin”. Resiko yang dimaksud adalah resiko terhadap kemungkinan kredit tersebut tidak dapat dibayar kembali oleh debiturnya. Resiko ini dapat dihindari bila suatu bank tidak terlalu banyak memberikan kredit kepada nasabah tertentu saja. Pemberian kredit yang hanya terkonsentrasikan pada hanya beberapa nasabah mengandung resiko tinggi karena kehidupan bank akan tergantung pada beberapa nasabah tersebut. Untuk mencegah pemberian kredit yang berlebihan tersebut, di beberapa negara diatur secara tegas, bahkan dalam Undang-undang yaitu dengan menetapkan batas maksimum. Batas maksimum pemberian kredit adalah batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk dilakukan oleh bank kepada peminjam. Menurut Usman 2001: 252 maka ketentuan batas maksimum pemberian kredit dibedakan atas dua jenis yaitu: 1. Jenis Batas Maksimum 30 Bank Indonesia telah menetapkan batas maksimum yang lebih rendah dari 30 dari modal bank, tetap tidak boleh melebihi 30 dari modal bank yang bersangkutan. Batas maksimum pemberian kredit ini ditujukan kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait. 2. Jenis Batas Maksimum 10 BI dapat menetapkan batas maksimum yang lebih rendah dari 10 tetap tidak boleh melebihi 10 dari modal bank yang bersangkutan. Batas maksimum pemberian kredit ini ditujukan kepada pemegang saham yang memiliki 10 Universitas Sumatera Utara atau lebih dari modal disetor bank, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, keluarga dari pihak pemegang saham, pejabat bank lainnya, dan perusahaan-perusahaan yang didalamnya terdapat kepentingan dari pihak- pihak yang telah disebutkan sebelumnya.

I. Kredit Bermasalah

Kredit-kredit bermasalah dalam dunia perbankan dewasa ini timbul selain karena indikasi debitur yang tidak mau membayar utangnya, juga terlihat dari pelaksanaan prosedur pemberian kredit yang ternyata juga mengalami penyimpangan. Kredit yang digolongkan sebagai kredit yang bermasalah ialah kredit yang tergolong sebagai kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Menurut Sinungan 1999: 235, kredit bermasalah dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Kredit Tidak Lancar Kredit yang selama tiga atau enam bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran- pembayaran bunga tidak baik serta angsuran utang pokok tidak lancar. 2. Kredit Diragukan Kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah yang bersangkutan. Bank pada umumnya memberi kesempatan kepada nasabah untuk berusaha menyelesaikan selama 3 atau 6 bulan barulah bank mengambil langkah lebih lanjut, seperti mencairkan barang-barang jaminan, mengajukan ke Pengadilan atau langkah-langkah lainnya. Universitas Sumatera Utara 3. Kredit macet Kredit macet merupakan kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak bank dalam pemberian kredit seperti penetapan kebijakan dan prosedur pemberian kredit serta penganalisaan calon peminjam adalah ditujukan agar kredit-kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan, artinya kredit berjalan baik dan lancar. Dalam perkembangannya tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian akan tidak lancar dan sebagian menuju ke arah kemacetan. Menurut Kasmir 2003: 128, dalam praktiknya, kemacetan suatu kredit disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut: 1. Dari Pihak Perbankan Kredit macet diakibatkan karena kurangnya ketelitian pihak analisis kredit menyebabkan salah prediksisalah perhitungan. Kredit macet dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subyektif dan akal-akalan. 2. Dari Pihak Nasabah Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat terjadi akibat 2 hal yaitu: a. Adanya unsur kesengajaan Yaitu tidak adanya unsur kemauan untuk membayar dari pihak debitur walaupun sebenarnya nasabah tersebut mampu. Universitas Sumatera Utara b. Adanya unsur tidak sengaja Artinya debitur mau membayar, tetapi tidak mampu melakukan pembayaran oleh sebab tertentu seperti musibah bencana alam, dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan harus dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Menurut Suyatno 2003: 339 penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara: 1. Reschedulling Penjadwalan Ulang Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. 2. Recondition Persyaratan Kembali Merupakan tindakan bak mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti kapitalisasi bunga, penurunan suku bunga, pembebasan bunga dan lain-lain. 3. Restructuring Penataan Kembali Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah mungkin membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai mungkin masih layak. 4. Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Reschedulling dengan Restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang, pembayaran bunga ditunda, atau reconditioning dengan reschedulling misalnya jangka waktu diperpanjang, modal ditambah. Universitas Sumatera Utara 5. Penyitaan Jaminan Merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM